Teror Bom di Polrestabes Medan Bukti Suburnya Paham Radikalisme di Indonesia

Andika PratamaAndika Pratama - Senin, 18 November 2019
Teror Bom di Polrestabes Medan Bukti Suburnya Paham Radikalisme di Indonesia
Pascaledakan, petugas Kepolisian melakukan penjagaan ketat di depan Mako Polrestabes Medan. (ANTARA/Nur Aprilliana Br Sitorus)

MerahPutih.com - Ketua Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (Semmi) DKI Yasser Hatim menilai teror bom di Polrestabes Medan merupakan bukti suburnya paham radikalisme di Indonesia. Apalagi pelaku teror diduga berstatus mahasiswa.

Yasser mendesak para pemuda harus sigap mengambil peran dalam memerangi Radikalisme di Ibu kota.

Baca Juga

Polri: Diserang Teroris Risiko Jadi Polisi

"Salah satunya dengan memberikan edukasi tentang bahaya laten virus radikalisme yang saat ini mengancam para pemuda," kaga Yasser kepada Merahputih.com di Jakarta, Senin (18/11).

Yasser menambahkan, untuk menangkal virus radikalisme, generasi muda harus dibekali dengan vaksin nasionalisme dan patriotisme.

"Pemuda dan organasisanya harus bergerak membantu mencegah adanya paham radikal. Jangan sampai sampai pemuda diam saja," kata calon Ketua KNPI Jakarta Timur ini.

Ketua Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (Semmi) DKI Yasser Hatim. Foto: Ist
Ketua Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (Semmi) DKI Yasser Hatim (baju hitam). Foto: Ist

Selain itu, Yasser menyatakan penguatan nilai-nilai Pancasila di tengah masyarakat maupun lembaga lain mampu mencegah radikalisme maupun terorisme.

"Kita yakin Pancasila itu akan menumbuhkan jiwa semangat nasionalisme serta cinta tanah air dan bangsa," kata dia.


Baca Juga

Kapolda Sumut Bocorkan Lokasi Latihan Teroris Sebelum Ledakkan Polres Medan

Selama ini, paham-paham tersebut di Tanah Air masih tumbuh pascabom bunuh diri di Markas Polrestabes Medan. Menurut dia, mereka pelaku terorisme itu karena tidak menerima nilai-nilai Pancasila sehingga mudah terjebak radikalisme. Oleh karena itu, nilai-nilai Pancasila itu harus diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ia menegaskan bahwa Pancasila itu sudah harga mati sebagai pedoman ideologi masyarakat Indonesia yang memiliki keanekaragaman perbedaan agama, budaya, ras, suku, dan bahasa.
Namun, di tengah perbedaan itu Pancasila menjadikan kekuatan untuk persatuan dan kesatuan bangsa mulai dari Sabang sampai Merauke.

"Saya yakin Pancasila itu akan mampu mencegah paham-paham yang menyesatkan, termasuk radikalisme dan terorisme," jelasnya.

Selama ini, kata dia, radikalisme dan terorisme cukup berbahaya dan bisa menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Saat ini pelaku terorisme juga mengancam aparat kepolisian hingga pejabat negara dan mantan Menko Polhukam Wiranto di Alun-Alun Menes, Pandeglang menjadi korban penusukan.

Baca Juga

Rombongan Teroris Terafiliasi ISIS Dibaiat di Gunung Sibayak Sumut

Kekejaman terorisme itu, lanjut dia, perlu pencegahan secara komprehensif dan menyeluruh, mulai dari hulu hingga hilir dengan penguatan Pancasila tersebut. Apabila Pancasila itu sudah masuk jiwa, akan menimbulkan sikap nasionalisme dan cinta tanah air serta cinta sesama manusia.

"Kami minta pemerintah terus membentengi pelajar, mahasiswa, masyarakat, dan pegawai dengan dibekali wawasan kebangsaan, seperti Pancasila dan UUD NRI Tahun 45 untuk mencegah paham radikal itu," kata Yasser. (Knu)

#Teror Bom #KNPI
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Bagikan