Ternyata Jadi Jangkung Berdampak pada Kesehatan

P Suryo RP Suryo R - Selasa, 17 Oktober 2017
Ternyata Jadi Jangkung Berdampak pada Kesehatan
Orang jangkung berpotensi terkena gangguan penyumbatan darah. (Foto: sciencemag)

BADAN jangkung atau tinggi menjadi dambaan beberapa orang. Ada yang beranggapan memiliki badan tinggi dapat memudahkan dalam segala aktivitas sehari-hari. Bahkan memungkinkan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Benarkah demikian?

Pada jurnal Circulation: Cardiovascular Genetics yang baru saja dipublikasikan di bulan September lalu, memuat tulisan yang mengungkap adanya hubungan antara tinggi badan dengan sumbatan akibat pembekuan darah pada pembuluh balik/vena atau dalam istilah kedokterannya venous thromboembolism. Gangguan yang mengakibatkan terjadinya serangan jantung dan stroke.

Penelitian itu menemukan bahwa pria yang memiliki tinggi di atas 160 cm tapi kurang dari 170 cm memiliki kecenderungan aman dari pembentukan sumbatan pembekuan darah pada vena. Hal itu berbanding terbalik pada pria yang memiliki tinggi lebih dari 180 cm.

Penelitian ini juga mengungkapkan terjadinya pembekuan darah pada wanita. Apalagi sejak kehamilan wanita cenderung mengalami pembekuan darah ini. Tinggi badan 150 cm atau di atasnya, lebih aman ketimbang yang memiliki tinggi lebih dari 180 cm.

Hal ini sebenarnya wajar saja, karena pemilik tubuh tinggi memiliki pembuluh balik yang panjang. Dengan demikian memiliki banyak tempat bagi pembekuan darah itu, seperti yang disampaikan oleh Dr. Bengt Zöller, dari Lund University dan Malmö University Hospital di Swedia pada laman TIME. Belum lagi gaya gravitasi yang cenderung membuat darah bergerak lambat bahkan dapat terhenti sementara.

Ternyata perbedaan enam sentimeter lebih menaikan risiko terkena kanker sebanyak 4% demikian telaahan yang dimuat dalam Lancet Diabetes & Endocrinology. Memiliki tinggi badan di atas rata-rata merupakan pertanda terjadinya kelebihan nutrisi. Bisa jadi sewaktu pada masa pertumbuhan mengonsumsi banyak kalori dan protein hewani.

Dalam telaahan itu disebutkan pula bahwa proses pertumbuhan itu kemudian membuat sel dapat mudah termutasi. Bisa pula membuat organ-organ kemudian berkembang jadi lebih besar, demikian yangbdikatakan oleh Matthias Schulze dari German Institute of Human Nutrition. Tentunya dengan begitu sel menjadi lebih banyak dan berubah menjadi agresif.

Disebutkan dalam penelitian yang lain pria dengan tinggi di atas rata-rata cenderung berisiko mendapatkan kanker prostat. Sedangkan pada wanita lebih banyak lagi yakni melanoma atau masalah pada pigmen, kanker payudara, indung telur, usus besar dan rahim.

Tapi orang-orang jangkung cenderung tidak mempunyai masalah pada sakit jantung dan diabetes. Penelitian yang dilakukan oleh Lancet menyebutkan bahwa setiap 6 sentimeter tinggi seseorang memiliki kecenderungan 6% terbebas dari sakit jantung.

Orang-orang jangkung cenderung memiliki paru-paru dan jantung yang sehat dan kuat, demikian Schulze membeberkan. Meskipun fenomena kelebihan nutrisi berdampak pada risiko sakit kanker, namun produksi hormon yang berlebih menolong orang jangkung mengendalikan gula darah dan kadar kolesterol. (psr)

#Lapsus Kanker #Tinggi Badan
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love
Bagikan