Terkesan Remeh, Stigma terhadap ODHA Bisa Berdampak Fatal

Dwi AstariniDwi Astarini - Rabu, 15 Mei 2019
 Terkesan Remeh, Stigma terhadap ODHA Bisa Berdampak Fatal
Stigma bisa berdampak fatal terhadap ODHA. (foto: voa-gny.org)

KURANGNYA informasi membuat masyarakat masih menaruh stigma pada orang dengan HIV/AIDS. Padahal, stigma pada ODHA tidak hanya berakibat buruk pada ODHA, tapi juga pada upaya pemerintah dalam menanggulangi HIV/AIDS di Indonesia.

Stigma yang berkembang mungkin terkesan biasa saja, tapi dampaknya bisa amat besar bagi ODHA. Berikut dampak stigma terhadap ODHA, seperti dilansir Hellosehat.

1. Melanggar Hak Asasi Manusia (HAM)


Perlakuan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA melanggar hak-hak dasar ODHA, di antaranya hak untuk hidup, mendapatkan perawatan, dan memiliki pekerjaan. Tidak ada seorang pun yang berhak merenggut hak-hak mendasar itu dari hidup ODHA.


2. Menutup kesempatan bagi ODHA untuk mengembangkan diri

Stigma bisa membuat ODHA kehilangan pekerjaan, pasangan, dan keluarga. Banyak juga anak-anak dengan HIV/AIDS yang terpaksa putus sekolah karena mendapatkan perlakuan yang tidak adil di sekolah.

Padahal, seperti orang-orang pada umumnya, ODHA bisa memberikan kontribusi bagi lingkungan di sekitarnya. Baik itu untuk keluarganya, lingkungan kerjanya, bahkan masyarakat secara umum.


3. Membuat ODHA mengasingkan diri

Diskriminasi terhadap ODHA bisa membuat mereka menutupi identitas mereka, menarik diri, atau mengasingkan diri dari masyarakat. Hal tersebut dapat berakibat buruk terhadap kesehatan ODHA. Mereka bisa jadi malu untuk memeriksakan diri ke dokter atau mendapatkan perawatan di rumah sakit. Akibatnya jelas bisa fatal, yaitu kematian.

Stigma terhadap ODHA juga bisa membuat mereka depresi, menjauhkan diri dari keluarga dan lingkungan sekitar, atau yang lebih ekstrem ialah bunuh diri.


4. Menghambat program pemerintah dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS di masyarakat

Stigma dan diskriminasi terhadap ODHA juga akan berdampak pada terbukanya penyebaran penyakit HIV/AIDS. Stigma dan diskriminasi akan mematahkan semangat seseorang untuk melakukan voluntary counseling and testing (VCT) atau tes HIV/AIDS. Stigma bahkan bisa membuat orang-orang merasa enggan untuk mencari informasi dan cara perlindungan terhadap penyakit HIV/AIDS.

Oleh karena itu, hentikan stigma dan diskriminasi pada ODHA. Bukan stigma dan diskriminasi yang bisa menghentikan persebaran virus HIV dalam masyarakat, melainkan kepedulian dan pemahaman setiap orang tentang HIV/AIDS.

Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan