MerahPutih.com - Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut, data mingguan per Minggu (21/2), tercatat terjadi kasus positif mengalami kenaikan 2,61 persen dibandingkan minggu sebelumnya
Wiku menuturkan, penambahan kasus positif ini terjadi setelah dua minggu berturut-turut terjadi penurunan kasus.
“Kenaikan kasus ini meskipun kecil dikontribusikan oleh 5 provinsi dengan kenaikan kasus tertinggi,” kata Wiku, Kamis (25/2).
Baca Juga:
Adapun 5 provinsi penyumbang kasus tertinggi ini adalah Jawa Barat dengan kenaikan kasus sebesar 12.069 kasus, Banten 844, Kalimantan Selatan 225, Kalimantan Tengah 200, dan Jawa Tengah 144 kasus.
Sementara untuk kasus kematian minggu ini, Wiku mengatakan, terjadi penurunan 5,43 persen dibandingkan minggu sebelumnya. Hal ini menunjukkan telah terjadi penurunan kematian selama 3 minggu berturut-turut.
Menurut Wiku, meski mengalami penurunan secara umum, perhatian pemerintah diberikan kepada 5 provinsi yang mencatatkan angka kematian tertinggi pada minggu ini.
Adapun 5 provinsi tersebut yaitu Sumatera Utara naik 8 kasus kematian, Sulawesi Selatan 6, Riau 5, Kepulauan Riau 4, dan Kalimantan Tengah 4.

Selanjutnya, untuk angka kesembuhan mingguan, Wiku mengatakan, terdapat perkembangan yang kurang diharapkan. Pasalnya, penambahan kesembuhan pada minggu ini lebih rendah dibanding minggu sebelumnya, yakni turun 12,5 persen.
Meskipun secara nasional mengalami penurunan, namun terdapat 5 provinsi dengan kenaikan penambahan kesembuhan tertinggi pada minggu ini.
Mereka adalah Jawa Barat naik 1.823, Kalimantan Utara 701, Nusa Tenggara Timur 492, Kalimantan Selatan 290, dan Bali 174.
Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk memaksimalkan upaya 3T yaitu testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan), dan treatment (perawatan) terhadap pasien COVID-19.
Saat ini, pemerintah juga berupaya mencukupi logistik dan SDM dalam memenuhi kebutuhan upaya testing dan tracing.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah menyiapkan 724 ribu kit stock siap kirim dan terdapat 1 juta kit yang merupakan donasi dari World Health Organization (WHO).
"Hal ini ditujukan untuk mengoptimalkan upaya testing COVID-19," tutur dia.
Baca Juga:
Anies Raih Penghargaan Tokoh Pemberdayaan 2020 karena Penanganan COVID-19
Lalu untuk memenuhi kebutuhan tracing, optimalisasi dilakukan dengan bentuk penyiapan SDM sebanyak 10.166 orang petugas surveilans puskesmas dan 5.877 orang petugas tracer.
Ke depannya, jumlah ini akan terus ditambah.
"Pemerintah juga telah membuat indikator kinerja petugas tracer, agar proses penelusuran berjalan optimal," tutur dia.
Wiku juga menekankan bahwa kedua sumber daya tersebut akan didistribusikan sesuai kebutuhan masing-masing daerah. Dengan harapan identifikasi pasien COVID-19 dapat terdeteksi lebih masif.
"Hal ini bertujuan agar dapat mencapai testing, dengan target dan penelusurannya yang lebih luas," tegasnya. (Knu)
Baca Juga:
Vaksinasi COVID-19 Untuk Wartawan di GBK Berjalan Lancar dan Tertib