Sains

Terinfeksi Cacing Pita, Semut Temnothorax Malah Jadi Panjang Umur

Dwi AstariniDwi Astarini - Senin, 01 November 2021
Terinfeksi Cacing Pita, Semut Temnothorax Malah Jadi Panjang Umur

Semut Temnothorax panjang umur saat terkena parasit cacing pita (facebook pdrc sut)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

BAGI manusia, terinfeksi cacing bukanlah hal baik. Cacing menjadi parasit yang bisa merugikan kesehatan siap pun. Namun, hal itu tidak berlaku bagi spesies semut Temnothorax. Para ilmuwan menemukan semut Temnothorax yang terinfeksi parasit cacing pita tertentu dapat hidup setidaknya tiga kali lebih lama daripada rekan-rekan mereka yang tidak terinfeksi.

Seperti dilansir Oddity Central, sebuah studi ilmiah yang diterbitkan pada Mei tahun ini telah mengungkapkan sebuah fenomena yang layak untuk fiksi ilmiah atau blockbuster fantasi. Alih-alih membuat sakit, parasit cacing pita justru membuat inangnya awet muda. Selain itu, sang inang juga dapat berkerja lebih keras untuk menemukan makanan bagi koloninya. Kedengarannya tidak nyata, tetapi para ilmuwan di Universitas Johannes Gutenberg di Mainz, Austria, telah mempelajari koloni semut Temnothorax dan menemukan bahwa ketika terinfeksi cacing pita Anomotaenia brevis, mereka menjadi hampir abadi.

BACA JUGA:

Mengintip Fesyen Unik Hantu Indonesia di Film Negeri Aing

Temnothorax-nylanderi merupakan spesies semut kecil yang relatif umum yang hidup di hutan seluruh Eropa Tengah. Mereka membentuk koloni kecil di lantai hutan, di dalam biji atau cabang kayu. Mereka berfungsi sebagai inang perantara bagi cacing pita Anomotaenia brevis. Hingga 70 larva parasit dapat bertahan hidup di hemolimfa, cairan tubuh serangga. Namun, alih-alih bersaing memperebutkan sumber daya dengan inangnya dan membunuhnya secara perlahan, parasit tampaknya memperpanjang hidup mereka.

Biasanya, semut pekerja Temnothorax memiliki rentang hidup yang pendek dan mati dalam beberapa bulan setelah menetas dari telur. Para ilmuwan telah lama tertarik dengan spesimen yang diamati karena tidak hanya bertahan selama beberapa tahun, tetapi itu juga mempertahankan penampilan muda.

Untuk penelitian itu, Profesor Susanne Foitzik dan timnya melacak 58 koloni semut Temnothorax di laboratorium selama tiga tahun dengan memperhatikan spesimen yang terinfeksi cacing pita Anomotaenia brevis . Sebanyak 53 persen semut pekerja ini masih hidup pada akhir penelitian, sedangkan semua spesimen yang tidak terinfeksi dari generasi yang sama sudah lama mati. Hanya ratu yang dapat hidup hingga 20 tahun yang masih hidup.

semut
Semut yang terinfeksi cacing pita tak berubah warna.(foto: Facebook/Pablo Beldomenico)

Umumnya, semut pekerja Temnothorax muda akan berwarna kuning, sedangkan semut yang lebih tua akan berubah warna menjadi cokelat. Kulit mereka akan menebal dan mengeras. Namun, semut Temnothorax yang terinfeksi cacing pita masih memiliki kulit yang lembut dan mempertahankan penampilan kuning mereka.

Tidak jelas berapa lama larva dapat memperpanjang hidup inangnya. Akan tetapi, tiga siklus hidup spesimen yang tidak terinfeksi merupakan durasi terendah yang tercatat selama penelitian. Secara teoritis, semut yang terinfeksi ini dapat melampaui harapan hidup ratu selama 20 tahun.(jhn)

#Sains #Lingkungan Hidup Dan Kehutanan
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Lifestyle
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Temuan ini akan membantu ilmuwan mencari pengobatan baru bagi manusia.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Lifestyle
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Artropoda disebut menjadi sumber makanan penting bagi burung dan hewan yang lebih besar.??
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Dunia
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Pompeii setelah tahun 79 muncul kembali, bukan sebagai kota, melainkan sebagai kumpulan bangunan yang rapuh dan suram, semacam kamp.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Indonesia
Sarinah Jakarta E-Prix Sukses Kelola 21,4 Ton Sampah, Diubah Jadi Bahan Baku Baru dan Kompos
Capaian ini sejalan dengan semangat penyelenggaraan event yang mengedepankan keberlanjutan, efisiensi energi, dan penggunaan kendaraan berbasis listrik.
Dwi Astarini - Rabu, 23 Juli 2025
Sarinah Jakarta E-Prix Sukses Kelola 21,4 Ton Sampah, Diubah Jadi Bahan Baku Baru dan Kompos
Lifestyle
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Dikenal dengan nama NWA 16788, meteorit ini memiliki berat 24,5 kilogram.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Juli 2025
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Lifestyle
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Gejala alergi tak lagi bisa dianggap sepele.
Dwi Astarini - Senin, 23 Juni 2025
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Fun
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Sebuah studi dari Concordia University mengungkap bahwa membagikan foto atau video hewan lucu di media sosial ternyata bisa memperkuat koneksi dan hubungan digital. Simak penjelasannya!
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 13 Juni 2025
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Fun
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Strawberry Moon bukan berarti bulan berwarna merah muda. Simak fakta menarik tentang fenomena langit langka yang hanya terjadi setiap 18,6 tahun sekali ini.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 12 Juni 2025
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Fun
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Studi dari American Psychological Association temukan bahwa screen time berlebihan berkaitan dengan kecemasan, depresi, dan agresi pada anak-anak. Konten dan dukungan emosional juga berperan penting.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Dunia
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Stuart Semple klaim ciptakan warna cat baru hasil eksperimen ilmiah.
Hendaru Tri Hanggoro - Sabtu, 26 April 2025
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Bagikan