TRAUMA bencana bisa begitu berdampak bukan hanya pada orang dewasa, tapi juga pada anak-anak kita? Bukan tak mungkin, ketika bencana alam itu menimpa, dampak psikis yang anak-anak derita justru lebih besar daripada luka-luka fisik yang dia alami.
Kejadian atau peristiwa darurat, seperti bencana, dapat memengaruhi mental korban yang menjadi tidak stabil. Oleh karena itu, dibutuhkan trauma healing untuk para korban bencana, agar kondisi mental mereka membaik. Lalu apa yang harus kamu lakukan untuk membantu agar anak cepat sembuh dari trauma yang diderita? Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan agar anak tidak trauma karena bencana.
Baca Juga:

Melansir laman Centers for disease Control and Prevention menyatakan bahwa menghadapi bencana bagi anak-anak akan lebih berat daripada orang dewasa, karena mereka masih kurang memahami apa yang terjadi. Anak-anak juga belum memilki pengalaman yang cukup untuk menghadapi kondisi-kondisi yang sulit.
Pertama, ajaklah anak untuk berdiskusi, mulai dari tentang apa yang mereka rasakan. Mengajak anak berdiskusi tentang apa yang terjadi dapat meringankan beban yang mereka alami. Anak akan merasa nyaman, terlebih lagi ketika orangtuanya yang mengajak bicara. Buat anak, orangtua adalah ruang paling hangat yang bisa mereka percayai.
Kamu juga bisa memberikan pesan terkait apa yang harus dilakukan ketika menghadapi bencana. Dengan begitu, anak bisa lebih siap ketika hal yang tidak diinginkan terjadi.
Kedua, temanilah anakmu. Menemani anak pascabencana dapat membuat mereka merasa tenang dan aman. Usahakan untuk tidak meninggalkan anak-anak sendirian. Biarkan anak berada disekitar kamu atau orang dewasa yang sudah mereka kenal. Perasaan aman dan nyaman akan meningkatkan kepercayaan diri anak-anak. Rasa nyaman juga akan membuat trauma segera membaik.
Ketiga, batasi media berita selama proses trauma healing. Biasanya, setelah bencana terjadi akan banyak berita yang disiarkan di media, seperti televisi dan media sosial. Jauhkan sejenak anak-anak dari hal tersebut yang dapat membuat mereka mengingat kembali kenangan buruk tentang bencana. Sibukkan anak-anak dengan melakukan aktivitas lain.
Baca Juga:
Alasan Mengapa Anak-anak Belajar Lebih Cepat daripada Orang Dewasa

Keempat, bangun aktivitas yang menyenangkan. Ajak anak untuk melakukan aktivitas yang membuat mereka senang, seperti melakukan hobi atau kegiatan yang membuat mereka sibuk. Dengan adanya aktivitas menyenangkan yang bisa dikerjakan, anak-anak bisa lebih cepat melupakan pengalaman yang tidak menyenangkan pascabencana.
Kelima, ikut sertakan anak pada kegiatan sosial. Dalam kegiatan sosial yang berhubungan dengan penanggulangan bencana, kegiatan seperti ini dapat membantu mereka memahami kondisi pascabencana dengan lebih baik. Anak-anak juga akan memiliki pengalaman apa yang harus mereka lakukan ketika menghadapi bencana.
Lima upaya trauma healing tersebut dapat kamu lakukan untuk membantu anak pascabencana. Namun, apabila kamu melihat anak masih mengalami trauma, stres, atau cemas mungkin ada baiknya untuk minta bantuan pada tenaga profesional, seperti psikolog atau dokter anak.
Beberapa anak membutuhkan pendampingan khusus atau waktu yang lebih lama tergantung kondisi yang dialaminya. Telaah kondisi sebenarnya pada anakmu, ia akan membutuhkan tenaga profesional apabila mengalami 3 ciri sebagai berikut :
1. Emosi berlebihan.
2. Perilakunya telah merusak interaksi sosialnya.
3. Kondisi mentalnya semakin memburuk.
Bencana memang tidak dapat dihindari. Memastikan anak-anak aman secara fisik dan mental dengan melakukan trauma healing yang telah dijelaskan adalah kewajiban dari orangtua masing-masing. (DGS)
Baca Juga: