Tempe Tahu Hilang di Pasar, Muhammadiyah Minta Pemerintah Segera Atasi

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Selasa, 05 Januari 2021
Tempe Tahu Hilang di Pasar, Muhammadiyah Minta Pemerintah Segera Atasi
Perajin Tempe. (Foto: MP/Rizky).

MerahPutih.com - Pimpinan Pusat Muhammadiyah meminta pemerintah untuk segera mengatasi persoalan mahalnya harga kedelai yang berimbas pada naiknya harga tahu dan tempe di pasar. Sebab, masalah ini akan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.

Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas menjelaskan, kenaikan harga kedelai akan membuat biaya produksi tahu dan tempe meningkat. Lalu akan diikuti dengan kenaikan harga jual di tingkat konsumen.

"PP Muhammadiyah meminta pemerintah untuk secepatnya mengatasi masalah ini agar dunia usaha dan kehidupan ekonomi masyarakat kembali menggeliat, serta tidak ada yang dirugikan," ujar Anwar dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/1).

Baca Juga:

Kedelai Mahal, Tahu dan Tempe Alami Inflasi

Pria berdarah Minang ini mengatakan, kenaikan harga tahu dan tempe maka akan menurunkan daya beli masyarakat. Akibatnya, keuntungan yang di dapat produsen dan pedagang dari penjualan kedua bahan pangan tersebut turut menurun.

Kondisi itu akan sangat berdampak pada tingkat kesejahteraan para produsen dan pedagang tahu dan tempe. Termasuk juga pada masyarakat sebagai konsumen.

"Masyarakat jadi tidak lagi mampu membeli sesuai dengan kebutuhan pokoknya," kata Anwar.

Anwar juga meminta, apabila ada pihak-pihak yang menimbun atau spekulasi dalam masalah kenaikan harga kedelai, maka pemerintah perlu menindak dengan tegas.

"Serta menggiring mereka ke pengadilan untuk dijatuhi hukuman yang sesuai dengan besar dan dampak buruk dari kesalahannya," pungkas Anwar yang juga Waketum MUI ini.

Perajin Tempe. (Foto: Antara).
Perajin Tempe. (Foto: Antara).

Kementerian Perdagangan mencatat kenaikan harga kedelai dikarenakan kenaikan permintaan dari Tiongkok, negara importir kedelai terbesar dunia. dan Indonesia menjadi negara importir kedelai terbesar setelah China.

Harga kedelai yang saat ini terjadi kenaikan cukup signifikan sekitar 35 persen merupakan dampak pandemi COVID-19, terutama produksi di negara-negara produsen seperti Amerika Serikat, Brasil, Argentina, Rusia, dan Ukraina.

"Harga kedelai impor yang selama ini digunakan oleh perajin tahu tempe di negara asal sudah tinggi, sehingga berdampak kepada harga di Indonesia menjadi lebih tinggi lagi," kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi.

Berdasarkan data Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), harga kedelai di Jakarta, saat ini melonjak hingga Rp9.300 per kilogram dari harga tiga bulan lalu yang masih di kisaran Rp6.000-Rp7.000 per kilogram. (Knu)

Baca Juga:

Ongkos Transportasi Bikin Tahu dan Tempe Menghilang di Pasar

#Impor Kebutuhan Pokok #Kedelai Impor #Harga Kedelai #Muhammadiyah
Bagikan
Bagikan