SERANGKAIAN kereta kencana melaju pelan. Beberapa prajurit berbaju merah tampak mengawalnya. Mereka menuju Pendopo Agung Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, Sabtu (10/12). Kereta membawa seorang perempuan nan cantik jelita yang akan menikahi calon lelaki pilihannya. Kedua sejoli akhirnya bertemu di meja akad nikah.
Acara akad nikah pasangan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono ini mengangkat tema Jogja klasik. Ini terlihat dari busana yang dikenakan keduanya. Tema ini bersumber dari tradisi Kraton Yogyakarta dan kali pertama digunakan secara terbatas pada keluarga Kraton. Tema ini membedakan busana para mempelai, keluarga, dan tetamu.
Namun, menurut Sri Ika Damayanti dalam "Kontinuitas dan Perubahan Busana Pengantin Gaya Yogyakarta", tema ini mengalami perkembangan dan modifikasi menjadi lebih variatif. "Menyesuaikan dengan masyarakat setempat," tulis Sri.
H.J Wibowo dkk. dalam Pakaian Adat Tradisional Daerah : Daerah Istimewa Yogyakarta, membagi setidaknya lima corak pakaian pengantin gaya Yogyakarta, yaitu corak kasatrian alit, corak kasatrian ageng, corak Yogya putri, corak paes ageng jangan menir dan corak basahan (kampuh ageng).
Dalam kasus Erina, dia tampak mengenakan kebaya berwarna putih dengan paes ageng (tata rias pada bagian dahi). Semula paes ageng hanya digunakan keluarga Kraton. Namun, seiring zaman, paes ageng dapat digunakan oleh masyarakat luas.
Baca juga:
Keindahan Pakaian Akad Nikah Kaesang Pangarep dan Erina Gudono

"Ketika era pemerintahan Sultan Hamengku Buwono IX, pada tahun 1940, tata rias paes ageng mulai diizinkan untuk dikenakan di luar keraton," ungkap Sri.
Erina juga tampak menggunakan aksesoris kalung berlian yang semakin membuat tampilannya menjadi sempurna.
Sedangkan untuk sang pengantin laki-laki terlihat mengenakan pakaian beskap berwarna putih yang dipadukan dengan lurik khas Yogyakarta. Tak lupa, Kaesang juga menggunakan blangkon yang biasanya dikenakan oleh para laki-laki kraton Yogyakarta.
Kekentalan dari adat Jogja Klasik juga tampak dari para keluarga. Seperti Presiden Joko Widodo dan sang istri, Iriana. Mereka turut mengenakan pakaian khas Jogja dengan warna putih keemasan yang terlihat sangat simple dan elegan.
Pada bagian perut Jokowi dan Ibu Iriana, terdapat sebuah kain berwarna merah putih atau dikenal dengan sindur mas, yang melambangkan kalau mereka merupakan orangtua/wali dari mempelai.
Baca juga:
Fakta Unik Dibalik Prosesi Akad Nikah Kaesang Pangarep dan Erina Gudono

Dua cucu Jokowi yakni, Jan Ethes dan Sedah Merah, juga mengenakan pakaian adat Jawa senada dengan warna yang dikenakan oleh kakeknya. Keduanya tampak sangat bahagia ketika mengiringi Kaesang ke tempat akad nikah.
Sebanyak 300 tamu undangan yang datang juga banyak yang mengenakan pakaian kebaya khas Jogja dan Solo. Terlihat dari motif lurik dan tipe konde yang dikenakannya. Padahal tidak ada ketentuan berbusana seperti itu bagi para tamu undangan.
Selain itu, pihak perencana pernikahan juga mengenakan kebaya berwarna hitam yang berbahan beludru. Menjadikan acara akad nikah dari Kaesang dan Erina sangat kental dengan warna Jogja.
Warna putih melambangkan kesucian dan kelahiran kembali. Dalam pernikahan, warna ini melambangkan fase baru dalam daur hidup manusia.
Warna putih tidak hanya ditampilkan dari pakaian pengantin, melainkan juga terlihat dari dekorasi yang menghiasi seisi pendopo yang penuh dengan bunga-bunga berwarna putih. Rangkaian bunga melati juga tampak berada di sisi Soko Guru Utama. (nbl)
Baca juga: