Telisik Pemanasan Global, Penyakit dan Pencegahannya

P Suryo RP Suryo R - Selasa, 28 Juni 2022
Telisik Pemanasan Global, Penyakit dan Pencegahannya
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah melonjak 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F), Bumi kita sudah makin memanas. (Foto: freepik/bedneyimages)

APA itu pemanasan global ? Jangan-jangan kamu tahunya cuma “Pemanasan Gombal?” Duh, gawat kalau iya! Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di Bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di Bumi.

Dari beberapa sumber menyatakan bahwa suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah melonjak 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) dalam seratus tahun terakhir. Jadi, bumi kita sudah makin memanas Bila tidak segera dilakukan langkah antisipasi, peningkatan suhu ini tidak hanya dapat memengaruhi iklim global, tetapi juga kondisi kesehatan manusia di Bumi.

Baca Juga:

Kegiatan Berkesinambungan Maksimalkan Pelestarian Lingkungan

pemanasan
Pemanasan global berdampak pada kesehatan manusia. (Foto: freepik/jcomp)

Pemanasan global dapat terjadi akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran mesin kendaraan atau pabrik, yang menyebabkan peningkatan kadar karbon dioksida dan gas lain di atmosfer. Hal ini membuat panas matahari terperangkap di atmosfer dan memicu peningkatan suhu di Bumi.

Peningkatan suhu Bumi ditandai dengan naiknya permukaan air laut akibat mencairnya gletser dan perubahan pola curah hujan. Fenomena cuaca ekstrem pun menjadi lebih sering terjadi. Perubahan iklim yang tidak menentu tersebut dapat memengaruhi kualitas dan kebersihan lingkungan, seperti udara, sumber air, dan tanah. Bila sampai terjadi pencemaran, hal ini akan berdampak pada kesehatan manusia.

Melansir dari Alodokter, ada beberapa gangguan kesehatan yang rentan terjadi sebagai dampak dari pemanasan global, di antaranya:

- Penyakit pernapasan

Pemanasan global menyebabkan polusi udara dan gas berbahaya lain terperangkap di dalam Bumi. Hal ini bisa membuatnya mudah terhirup oleh manusia dan meningkatkan risiko terjadinya penyakit pernapasan, seperti penyakit paru obstruktif kronis dan asma.

Anak-anak adalah kelompok paling rentan terkena dampak dari pemanasan global. Selain itu, polusi udara akibat pemanasan global juga dapat merusak fungsi dan menghambat pertumbuhan paru-paru anak.

- Penyakit menular

Perubahan iklim menyebabkan suhu udara naik dan curah hujan meningkat. Hal ini berkaitan dengan peningkatan jumlah dan perluasan penyebaran hewan pembawa penyakit, terutama di daerah tropis seperti Indonesia.

Salah satu hewan pembawa penyakit yang paling banyak ditemukan adalah nyamuk. Hewan ini menjadi perantara berbagai penyakit, seperti malaria, demam berdarah, dan kaki gajah.

- Penyakit mental

Perubahan iklim dapat memicu terjadinya bencana alam, seperti badai, banjir, kekeringan, dan gelombang panas. Menghadapi bencana yang berkaitan dengan iklim dan cuaca bisa ternyata bisa menyebabkan stres, gangguan kecemasan, depresi, dan gangguan stres pascatrauma.

Selain trauma akibat kehilangan rumah atau pekerjaan meninggalnya sanak keluarga akibat bencana alam juga bisa menjadi pemicu berbagai penyakit mental di atas. Paparan cuaca panas yang ekstrem pun memiliki kaitan yang erat dengan meningkatnya penyalahgunaan alkohol dan bahkan kasus percobaan bunuh diri.

Baca Juga:

Perlindungan Daratan dan Perairan Atasi Kepunahan

pemanasan
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), perubahan iklim berisiko menambah 250.000 jumlah kematian pertahun pada tahun 2030–2050. (Foto: freepik/rawpixels)

Efek pemanasan global juga dikaitkan dengan perilaku agresif dan kekerasan dalam lingkungan masyarakat. Kelangkaan dan penurunan kualitas makanan serta potensi peningkatan penyakit yang ditularkan oleh serangga, bisa menjadi dampak dari pemanasan global yang berisiko menyebabkan penyakit mental.

Orang dengan gangguan kesehatan mental lebih rentan terkena dampak pemanasan global. Hal ini karena beberapa jenis obat terkait masalah kejiwaan akan mengganggu kemampuan seseorang untuk mengatur suhu tubuh dan sensitivitas tubuh mereka terhadap udara panas.

Efek pemanasan global terhadap angka kematian jika berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), perubahan iklim berisiko menambah 250.000 jumlah kematian per tahun pada tahun 2030–2050.

Hal ini terjadi karena meningkatnya kasus malaria dan diare, kekurangan gizi pada anak, dan pencemaran yang berdampak pada pola hidup tidak sehat. Paparan suhu tinggi yang ekstrem pun bisa meningkatkan risiko dehidrasi dan bahkan kematian langsung akibat sengatan panas (heat stroke), terutama pada lansia.

Terdapat beberapa cara mudah untuk menjaga bumi dari pemanasan global. Karena ketidakstabilan iklim dapat mengancam kesehatan dan kehidupan manusia. Maka langkah sederhana yang dapat kamu mulai lakukan untuk menjaga bumi dari dampak pemanasan global, yaitu:

- Matikan perangkat elektronik setelah digunakan atau saat tidak terpakai.


- Batasi produksi limbah dengan menggunakan air secukupnya saat mandi atau mencuci.


- Gunakan transportasi umum dan kurangi frekuensi penggunaan kendaraan pribadi.


- Tanamlah tumbuhan di pekarangan rumah atau di dalam pot.


- Jagalah kebersihan lingkungan dan buang sampah pada tempatnya.


- Lakukan daur ulang terhadap sampah kertas atau plastik yang dapat diolah dan digunakan kembali.

Beberapa langkah pencegahan di atas bisa mengurangi efek pemanasan global dan menjaga kelangsungan hidup generasi selanjutnya.

Jika kamu mengalami gejala penyakit akibat pemanasan global yang telah disebutkan di atas, seperti sakit kepala, mual, muntah, atau sesak napas, segera periksakan diri ke dokter untuk memastikan diagnosis dan menentukan penanganan yang tepat. (DGS)

Baca Juga:

Polusi Suara sebagai Krisis Besar Bagi Kesehatan dan Lingkungan

#Lipsus Juni Sayangi Bumi
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love
Bagikan