Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Lenny N. Rosalin, memandang bahwa pemanfaatan teknologi oleh perempuan dapat menjadi salah satu solusi untuk memperkecil kesenjangan gender (gender gap) di sektor ekonomi.
Apabila kemajuan teknologi dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh para perempuan Indonesia, Lenny menilai ini akan membuahkan nilai tambah dan produktivitas ekonomi baik peningkatan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat.
"Teknologi menjadi salah satu solusi karena dengan teknologi bisa memberikan nilai tambah dan teknologi itu ada dimanfaatkan untuk hal-hal yang produktif, jadi agar bisa memberikan nilai tambah," kata Lenny seperti dikutip ANTARA, Selasa (16/5).
Lenny menyampaikan itu dengan merujuk pada laporan Forum Ekonomi Dunia (WEF) dalam Global Gender Gap Index yang dirilis pada 2022. Laporan memprediksi bahwa dibutuhkan waktu selama 132 tahun untuk menutup kesenjangan gender.
Namun khusus sektor ekonomi, diprediksi membutuhkan sekitar 151 tahun untuk menutup kesenjangan tersebut.
Baca juga:
Perkembangan Teknologi yang Menjadi Negatif di Tangan Remaja

"Kalau kita enggak do something, kita enggak punya effort yang luar biasa, dan 151 tahun (baru bisa menutup kesenjangan gender di sektor ekonomi). Jadi, teknologi menjadi salah satu solusi," tambah dia.
Lenny mengingatkan bahwa pemerintah Indonesia telah mencanangkan Strategi Nasional Keuangan Inklusif Perempuan (SNKI Perempuan). Menurut dia, strategi ini dapat membantu Indonesia untuk menutup kesenjangan gender di sektor ekonomi.
Sebagai informasi, SNKI Perempuan telah diluncurkan pada 2020. Asian Development Bank mengakui strategi tersebut sebagai yang pertama dan satu-satunya di dunia.
"Jadi, satu-satunya di dunia yang punya Strategi Nasional Keuangan Inklusif Perempuan karena kita tidak mau 151 tahun (untuk menutup kesenjangan gender di ekonomi), kita ingin cepat," ujar Lenny.
Baca juga:
Yuk, Pakai Bahasa Indonesia untuk Istilah Teknologi Ini

Terkait upaya mendukung penutupan kesenjangan gender secara lebih luas, Lenny juga mengingatkan bahwa Presiden Joko Widodo telah bergabung dalam gerakan solidaritas HeForShe Impact Champion yang digagas oleh UN Women sejak 2016.
Melalui gerakan tersebut, imbuh dia, berbagai negara bekerja sama untuk menutup kesenjangan gender dalam berbagai bidang baik terkait dengan bidang teknologi, pendidikan, kesehatan, dan bidang lainnya dengan menekankan dukungan yang diberikan laki-laki kepada perempuan.
"Kalau bapak Presiden kita ini sudah champion, masa kita enggak. Jadi, sejak tahun 2016. Ini gerakan solidaritas, hanya 10 kepala negara di seluruh dunia, salah satunya adalah kepala negara kita," pungkas Lenny. (waf)
Baca juga:
Penemuan Teknologi OI Diperkirakan akan Kalahkan Kecerdasan AI