Teknologi
Teknologi AI dapat Deteksi Suara Orang yang Terkena COVID-19 Teknologi AI pendeteksi suara lebih efektif ketimbang tes lateral. (Unsplash/Martin Sanchez)

COBA bayangkan ini ketika kamu menduga dirimu terkena COVID-19. Kamu mengucapkan beberapa kalimat ke ponselmu. Kemudian sebuah aplikasi memberi tahu hasil yang andal dalam waktu kurang dari satu menit.

"Kamu terdengar sakit," kerap kita katakan kepada seorang teman. Dengan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) perkiraan serupa dapat dibawa hingga batas baru dengan analisis suara untuk mendeteksi infeksi COVID-19.

Dengan sebuah aplikasi yang murah dan sederhana, sistem prediksi tersebut dapat digunakan di negara-negara berpenghasilan rendah atau untuk skrining massal dalam konser atau pertandingan olahraga, kata para peneliti.

Teknologi tersebut hanya contoh terbaru dalam tren yang sedang meningkat untuk mengeksplorasi suara sebagai alat diagnostik mendeteksi atau memprediksi penyakit.

Baca Juga:

Mana Lebih Bermanfaat, Lari Pagi atau Sore?

suara
Analisis ucapan AI telah terbukti membantu mendeteksi beragam kondisi penyakit. (freepik/rawpixel.com)

Selama dekade terakhir, analisis ucapan AI telah terbukti membantu mendeteksi penyakit Parkinson, gangguan stres pascatrauma, demensia, dan penyakit jantung. Penelitian telah sangat menjanjikan sehingga National Institutes of Health baru saja meluncurkan inisiatif baru untuk mengembangkan AI menggunakan suara untuk mendiagnosis beragam kondisi.

Setidaknya setengah lusin penelitian telah mengambil pendekatan ini untuk deteksi COVID-19. Dalam studi terbaru, para peneliti dari Universitas Maastricht di Belanda melaporkan model AI mereka akurat 89 persen dibandingkan dengan rata-rata 56 persen untuk berbagai tes aliran lateral. Tes suara juga lebih akurat dalam mendeteksi infeksi pada orang yang tidak menunjukkan gejala.

Satu kekurangan, tes aliran lateral menunjukkan hasil positif palsu kurang dari 1 persen, dibandingkan dengan 17 persen untuk tes suara. Namun, karena tes ini murah dan bahkan “hampir gratis”, mereka yang dites positif dapat dengan mudah melakukan tes lebih lanjut. Demikian dikatakan peneliti Wafaa Aljbawi yang mempresentasikan temuan awal dalam acara European Respiratory Society’s International Congress di Barcelona, Spanyol.

“Saya pribadi senang dengan kemungkinan implikasi medisnya,” kata Visara Urovi, PhD, seorang peneliti pada proyek tersebut dan seorang profesor Institute of Data Science di Universitas Maastricht.

“Jika kita lebih memahami bagaimana suara berubah dengan kondisi yang berbeda, kita berpotensi mengetahui kapan kita akan sakit atau kapan harus mencari lebih banyak tes dan atau perawatan,” dia menambahkan seperti diberitakan WebMD (19/9).

Deteksi suara

Infeksi COVID-19 dapat mengubah suaramu karena mempengaruhi saluran pernapasan. "Mengakibatkan kurangnya energi bicara dan kehilangan suara karena sesak napas dan saluran napas bagian atas tersumbat," demikian disebutkan dalam makalah pracetak yang belum ditinjau oleh rekan sejawat.

Batuk kering khas pasien COVID-19 juga menyebabkan perubahan pada pita suara. Penelitian sebelumnya menemukan, disfungsi paru-paru dan laring akibat COVID-19 mengubah karakteristik akustik suara.

Bagian dari apa yang membuat penelitian terbaru terkenal adalah ukuran kumpulan data. Para peneliti menggunakan database crowd-source dari University of Cambridge yang berisi 893 sampel audio dari 4.352 orang, 308 di antaranya dinyatakan positif COVID-19.

Kamu dapat berkontribusi ke database tersebut yang semuanya anonim, melalui Cambridge’s COVID-19 Sounds App dengan merekam suara batuk tiga kali, bernapas dalam-dalam melalui mulut tiga hingga lima kali, dan membaca kalimat pendek tiga kali.

Untuk studi tersebut, jelas Urovi, peneliti Universitas Maastricht hanya fokus pada kalimat yang diucapkan. Parameter sinyal audio memberikan beberapa informasi tentang energi bicara. Angka-angka itulah yang digunakan dalam algoritma untuk membuat keputusan.

Baca Juga:

Meditasi Bantu Tidur Lebih Mudah dan Nyenyak

suara
Tes bicara dapat bekerja lebih baik daripada tes antigen, juga lebih praktis dan murah. (freepik/freepik)

Butuh validasi

Membangun penelitian ini menjadi aplikasi berarti akan membutuhkan kesuksesan fase validasi, kata Urovi. Validasi eksternal seperti dengan menguji cara kerja model dengan kumpulan data suara lainnya, bisa membutuhkan proses yang panjang.

“Fase validasi dapat memakan waktu bertahun-tahun sebelum aplikasi dapat tersedia untuk publik yang lebih luas,” kata Urovi.

Urovi menekankan, bahkan dengan dataset Cambridge yang besar, sulit untuk memprediksi seberapa baik model ini dapat bekerja pada populasi umum. Jika tes bicara terbukti bekerja lebih baik daripada tes antigen cepat, orang mungkin lebih suka opsi non-invasif yang murah.

"Tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi fitur suara mana yang paling berguna dalam memilih kasus COVID-19, dan untuk memastikan model dapat membedakan antara COVID-19 dan kondisi pernapasan lainnya," demikian disebutkan dalam makalah.

Jadi, apakah tes aplikasi pra-konser di masa depan kita? Menurut Urovi, hal itu akan tergantung pada analisis biaya-manfaat dan banyak pertimbangan lainnya. Namun demikian, tes suara itu mungkin masih dapat membawa manfaat jika digunakan untuk mendukung alat skrining lain yang sudah mapan seperti tes PCR. (aru)

Baca Juga:

Rahasia Sederhana Panjang Umur

LAINNYA DARI MERAH PUTIH
12 Tahun Berkarya, Ayu Dyah Andari Rilis Koleksi Rose and Beyond
Fashion
12 Tahun Berkarya, Ayu Dyah Andari Rilis Koleksi Rose and Beyond

Ayu Dyah Andari menampilkan koleksi-koleksi busana yang nyaman digunakan.

SnackVideo x PRIMA DMI Dorong Pengguna untuk Berbuat Kebaikan
Fun
SnackVideo x PRIMA DMI Dorong Pengguna untuk Berbuat Kebaikan

SnackVideo x PRIMA DMI mengajak untuk berbuat positif.

Metroid Fusion Meluncur ke Nintendo Switch Online
Fun
Metroid Fusion Meluncur ke Nintendo Switch Online

Mengajak kamu mengeksplorasi planet misterius SR388 bersama pembunuh bayaran Samus Aran nan cantik jelita.

Luna Maya Akting Jadi Diri Sendiri di Serial 'Hubungi Agen Gue!'
Fun
Luna Maya Akting Jadi Diri Sendiri di Serial 'Hubungi Agen Gue!'

Serial 'Hubungi Agen Gue!' tayang di Disney+ Hotstar.

Kolaborasi Bareng Produser 'The X Factor', SM Entertainment akan Luncurkan Boy Group Global
ShowBiz
Kolaborasi Bareng Produser 'The X Factor', SM Entertainment akan Luncurkan Boy Group Global

Kolaborasi ini akan melahirkan unit boy group global baru.

Manga 'One Piece' Hiatus 4 Minggu karena Eiichiro Oda Operasi Mata
Fun
Manga 'One Piece' Hiatus 4 Minggu karena Eiichiro Oda Operasi Mata

Eiichiro Oda akan absen dari Weekly Shonen Jump edisi terbaru.

Pakar Gigi: Rontgen Gigi Tak Perlu Lagi Baju Pelindung
Hiburan & Gaya Hidup
Pakar Gigi: Rontgen Gigi Tak Perlu Lagi Baju Pelindung

Namun, penggunaan baju pelindung mungkin akan terus berlanjut untuk saat ini.

Tunjuk Jonathan Byrne, Hotel Indigo Bali Seminyak Beach Hadirkan Pesta Rasa
Kuliner
Tunjuk Jonathan Byrne, Hotel Indigo Bali Seminyak Beach Hadirkan Pesta Rasa

Chef Jonathan Bryne memiliki pengalaman global dalam hal kuliner.

Seberapa Besar Dubai Reefs?
Fun
Seberapa Besar Dubai Reefs?

Dubai Reefs dibangun untuk mempercepat ilmu kelautan dan kapasitas konservasi Dubai.