Bisnis

Teknik Pengaruhi Calon Pembeli ala Apple

Dwi AstariniDwi Astarini - Selasa, 13 Oktober 2020
Teknik Pengaruhi Calon Pembeli ala Apple
Si Raja Bisnis, Steve Jobs jadikan Apple sebagai merk teknologi paling populer di dunia (Foto: History)

APPLE tanpa ragu telah merevolusi dunia pemasaran dan dunia teknologi melalui produk perintisnya serta pendekatan inovatif mereka terhadap periklanan dan pemasaran. Merek ini sangat inovatif dalam pendekatan terhadap periklanan sehingga berhasil menciptakan standar pemasaran yang dipatuhi banyak merek dari seluruh dunia.

Di bawah pengaruh raja bisnis terkemuka, Steve Jobs, perusahaan ini berkembang pesat menjadi salah satu merek teknologi paling dicari dan populer di dunia. Jobs selalu berpikir out of the box tidak hanya dalam hal produk, tetapi juga terkait dengan pembuatan kampanye luar biasa yang berdampak sangat besar pada konsumen. Saat ini, Apple memiliki komunitas pengikut yang penuh semangat dan setia dari seluruh dunia.

BACA JUGA:

Fresh Graduate Enggak Perlu Takut, Omnibus Law Bukan Jadi Halangan

Jadi, bagaimana merek tersebut berhasil menciptakan pasukan pengikut yang militan? Di sini kita melihat beberapa dari banyak teknik yang digunakan oleh Apple untuk memengaruhi pelanggan dan membuat mereka kembali lagi.

1. Ciptakan kesan langka

apple
Apple ciptakan kesan eksklusif (Sumber: Business Insider)

Fear of missing out atau takut ketinggalan adalah teknik terkenal yang digunakan oleh pemasar Apple. Apple menggunakan teknik 'kekurangan produk' untuk membuat konsumen percaya bahwa modelnya akan segera habis. Hal tersebut membuat para pelanggan merasa harus buru-buru membelinya sebelum terlambat. Rasa terdesak tersebut mendorong konsumen untuk segera memutuskan untuk membeli produk tersebut. Teknik ini sangat efektif karena kita diprogram untuk berpikir bahwa sesuatu yang ditawarkan dalam waktu terbatas lebih baik daripada sesuatu yang tidak memiliki durasi atau batasan.

Apple dengan cerdik hanya menjual sejumlah produk per hari. Sekalipun memiliki lebih banyak item dalam stok, perusahaan mematuhi kebijakan yang ketat terhadap jumlah produk maksimum dapat dijual setiap hari. Setelah jumlah maksimum tercapai, konsumen harus kembali keesokan harinya untuk membeli produk sehingga memperkuat perasaan kekurangan dan menunjukkan kepada konsumen betapa populernya merek ini.

2. Komitmen dan Konsistensi

apple
Konsistensi kemasan produk hingga pemasaran Apple patut diacungi jempol (Sumber: Apple)

Pendekatan Komitmen dan Konsistensi yang digunakan oleh Apple terbukti dalam kebijakan merek. Setiap detail mulai dari desain dan kemasan produk hingga periklanan dan pengalaman di dalam toko telah dibuat dengan cermat untuk menghadirkan pengalaman gaya yang sama kepada siapa pun yang berhubungan dengan Apple.

Tujuan merek adalah untuk menyampaikan kecanggihan dan bahkan rasa superioritas. Nilai-nilai Apple begitu kuat sehingga banyak orang yang menggunakan produk mereka telah menginternalisasi nilai-nilai ini dan menjadikannya bagian dari sistem kepercayaan mereka sendiri. Jadi, tiba-tiba beralih ke Android adalah hal yang tidak akan terbayangkan oleh pecinta Apple.

3. Timbal balik

apple
Hubungan timbal balik (Sumber: Cult of Mac)

Prinsip timbal balik berarti bahwa kita cenderung membalas kebaikan dan memperlakukan orang dengan cara yang sama seperti kita diperlakukan. Beberapa kali Apple mencoba mengadopsi mekanisme ini, meski cenderung lebih mengandalkan taktik persuasi.

Salah satu prinsip timbal balik yang pernah dilakukan adalah kolaborasi iTunes dan U2. Pada saat itu? Lebih dari 500 juta pengguna iPhone menerima salinan album U2 secara gratis. Sayangnya, kampanye tersebut tidak terlalu berhasil karena hadiah tersebut dipaksakan kepada pengguna alih-alih ditawarkan sebagai unduhan opsional.

4. Otoritas

apple
Image otoritas yang ditunjukkan Apple membuat pelanggan begitu mengandalkan mereka. (Sumber: The Conversation)

Studi menunjukkan bahwa ketika membuat keputusan penting kita lebih cenderung mempercayai sosok otoriter atau setidaknya seseorang yang menginspirasi otoritas. Apple memahami dengan jelas mrkanisme ini dengan memperkenalkan Genius Bar, stasiun dukungan teknis yang terletak di dalam toko ritel Apple, yang menampilkan layanan bergaya pramutamu untuk pelanggan produk Apple. Istilah 'Genius Bar' memberi kesan bahwa Apple sangat berpengetahuan dan berpengaruh dalam bidang teknologi. Sekali lagi mereka meyakinkan pelanggan bahwa produknya dapat digunakan untuk semua kebutuhan teknis kita.

5. Bukti sosial

apple
Testimonial dari pengguna Apple berpengaruh untuk calon pembeli.(Sumber: Mint)

Bukti sosial memengaruhi kita untuk membuat keputusan, terutama ketika kita merasa tidak aman tentang tindakan terbaik yang harus diambil. Bagi Apple, bukti sosial hadir dalam bentuk testimonial yang sangat berpengaruh dalam membujuk calon pelanggan memilih merek mereka.

Apple jelas memanfaatkan kekuatan bukti sosial dengan membiarkan pemilik produk meninggalkan testimonial tentang produk Apple di toko online perusahaan. Hal ini menunjukkan kepercayaan Apple pada produknya dan memberi tahu konsumen bahwa ini adalah merek yang sangat dicari dan layak untuk diinvestasikan.

6. Perasaan cinta

apple
Arus kecintaan tak terbendung dari pengguna setia Apple (Sumber: The Moscow Times)

Kita semua pernah melihat gambar ribuan orang yang mengantri di luar toko Apple pada tanggal rilis produk. Ini adalah teknik cerdas yang digunakan oleh merek yang digunakan untuk menunjukkan bahwa mereka memiliki komunitas penggemar setia yang besar yang berulang kali membeli produk mereka. Apple telah membuktikan bahwa ini adalah pilihan gaya hidup sejati bagi pelanggannya yang merupakan penggemar setia merek tersebut.(Avia)

BACA JUGA:

Penjaga Terumbu Karang, Ikan Kakatua bukan untuk Disantap

#Bisnis #Gaya Hidup #Teknologi
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul
Bagikan