Kesehatan

Teknik MRI Baru Bantu Deteksi Multiple Sclerosis Lebih Cepat

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Selasa, 11 Januari 2022
Teknik MRI Baru Bantu Deteksi Multiple Sclerosis Lebih Cepat
Saat ini multiple sclerosis dapat dideteksi pada lesi di materi putih otak pada MRI standar. (Foto: Unsplash/National Cancer Institute)

PARA peneliti di Austria mengatakan teknik magnetic resonance imaging (MRI) baru dapat membantu diagnosis multiple sclerosis sehingga mempercepat pengobatan. Teknik ini dapat mendeteksi perubahan biokimia di otak orang-orang dengan MS di awal penyakit mereka, demikian menurut temuan yang diterbitkan jurnal Radiology (4/1).

“MRI neurokimia memungkinkan deteksi perubahan di otak pasien multiple sclerosis di daerah yang tampak tidak mencolok pada MRI konvensional,” kata penulis senior dalam studi tersebut, Wolfgang Bogner dari High Field MR Center di Medical University of Vienna di Wina, Austria.

“Perubahan yang divisualisasikan dalam neurokimia dari jaringan otak yang tampak normal berkorelasi dengan kecacatan pasien,” tambahnya.

Baca juga:

Kenali Psoriasis Kulit Kepala dan Cara Menanganinya



Multiple sclerosis, penyakit sistem saraf pusat, mempengaruhi hampir tiga juta orang di seluruh dunia. Tidak ada obatnya, dan dapat menyebabkan kelelahan, nyeri dan gangguan koordinasi. Terapi fisik dan obat-obatan dapat memperlambat perkembangannya.

Saat ini, multiple sclerosis dapat dideteksi pada lesi di materi putih otak pada MRI standar. Lesi ini terkait dengan hilangnya lapisan pelindung di sekitar serabut saraf yang dikenal sebagai mielin. Ini adalah kerusakan jaringan yang terlihat dengan mata telanjang, tetapi menemukan kerusakan saat masih mikro atau pada tahap biokimia akan lebih baik.

Teknik MRI Baru Bantu Deteksi Multiple Sclerosis Lebih Cepat
Teknik pencitraan canggih spektroskopi MR proton memiliki relevansi potensial untuk multiple sclerosis . (Foto: Unsplash/National Cancer Institute)



Teknik pencitraan canggih yang disebut spektroskopi MR proton, dapat mendeteksi zat yang dihasilkan selama metabolisme yang memiliki relevansi potensial untuk MS, kata para peneliti. Mereka menggunakan ini untuk membandingkan perubahan biokimia di otak 65 orang dengan MS dengan 20 orang sehat. Mereka menggunakan pemindai MRI dengan magnet 7-Tesla (T) yang kuat.

Tim menemukan, penurunan kadar turunan asam amino yang disebut N-acetylaspartate (NAA) pada pasien dengan multiple sclerosis. Tingkat NAA yang lebih rendah telah dikaitkan dengan gangguan integritas neuron di otak.

Orang dengan multiple sclerosis juga menunjukkan peningkatan kadar myo-inositol (MI), senyawa yang terlibat dalam pensinyalan sel. Tingkat yang lebih tinggi dapat menunjukkan aktivitas penyakit inflamasi yang substansial.

Baca juga:

Dampak Kelebihan dan Kekurangan Hormon Testosteron

Teknik MRI Baru Bantu Deteksi Multiple Sclerosis Lebih Cepat
MRI baru dapat membantu diagnosis sehingga mempercepat pengobatan untuk multiple sclerosis. (Foto: Unsplash/National Cancer Institute)



Para peneliti mengatakan, hasil menunjukkan peran potensial untuk teknik MRI baru dalam memvisualisasikan patologi MS di luar lesi demielinasi.

"Beberapa perubahan neurokimia, terutama yang terkait dengan peradangan saraf, terjadi di awal perjalanan penyakit dan mungkin tidak hanya berkorelasi dengan kecacatan, tetapi juga menjadi prediksi perkembangan lebih lanjut seperti pembentukan lesi multiple sclerosis," kata penulis utama studi Eva Heckova yang juga dari High Field MR Centre dalam rilis Radiological Society of North America yang diberitakan WebMD (7/1).

Dia mengatakan, perubahan yang terdeteksi melalui teknik pencitraan baru ini mungkin memiliki aplikasi klinis yang signifikan. Namun, lebih banyak pekerjaan diperlukan untuk mengkonfirmasi hasilnya.

“Jika dikonfirmasi dalam studi klinis longitudinal, teknik neuroimaging baru ini bisa menjadi alat pencitraan standar untuk diagnosis awal, untuk perkembangan penyakit dan pemantauan terapi pasien multiple sclerosis dan, bersama dengan MRI yang sudah mapan, mungkin berkontribusi pada strategi pengobatan ahli saraf,” demikian kata Bogner. (aru)

Baca juga:

Penelitian: Pilek Memberikan Perlindungan Terhadap COVID-19

#Kesehatan #Penyakit Serius
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.
Bagikan