MerahPutih.com - Harga minyak berjangka turun tajam pada akhir perdagangan Kamis (7/4) pagi WIB, setelah negara-negara konsumen besar akan melepas minyak dari cadangannya untuk melawan pengetatan pasokan.
Tercatat, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni turun USD 5,57 atau 5,2 persen, menjadi USD 101,07 AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Baca Juga:
Harga Minyak Melonjak, Korsel Potong Pajak Produk Minyak 30 Persen
Sedangkan, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Mei anjlok USD 5,73 atau 5,6 persen, menjadi USD 96,23 per barel di New York Mercantile Exchange.
Negara-negara anggota Badan Energi Internasional (IEA) akan melepaskan 120 juta barel dari cadangan strategis (SPR) untuk menahan kenaikan harga. Pelepasan tersebut akan mencakup 60 juta barel dari Amerika Serikat.
Dilansir Antara, komitmen itu merupakan bagian dari pengumuman AS sebelumnya tentang pelepasan cadangan 180 juta barel.
Pengumuman ini, adalah kedua kalinya IEA merilis cadangan tahun 2022 dan secara efektif meningkatkan pasokan di seluruh dunia sekitar 2 juta barel per hari setidaknya selama dua bulan ke depan.
Saat ini, dunia mencoba mengatasi potensi kehilangan minyak Rusia. Kelompok ini secara kolektif memiliki sekitar 1,5 miliar barel cadangan strategis.
Pasar minyak mentah telah melalui minggu penuh volatilitas, dengan harga melonjak di tengah kekhawatiran pasokan setelah invasi Rusia ke Ukraina dan sanksi berikutnya di Moskow oleh Amerika Serikat dan sekutunya.
Akhir-akhir ini pasar telah berbalik arah menyusul rilis cadangan bersama dengan kekhawatiran perlambatan permintaan di China, di mana pandemi yang bangkit kembali telah mendorong penguncian kota-kota termasuk Shanghai.

Pabrik penyulingan di Tiongkok, dikabarkan menghindari kontrak baru dengan Rusia, menunjukkan bahwa Beijing berhati-hati untuk tidak secara terang-terangan mendukung Moskow saat ini.
Sementraa, stok minyak mentah AS naik 2,4 juta barel dalam minggu terakhir, Badan Informasi Energi AS mengatakan, memperkirakan penurunan. Produksi juga naik, mencapai 11,8 juta barel per hari, terbesar sejak akhir 2021, dan diperkirakan akan terus meningkat. Amerika Serikat juga melepaskan hampir 4 juta barel dari cadangan strategisnya dalam seminggu.
Amerika Serikat dan sekutunya pada Rabu (6/4) menyiapkan sanksi baru terhadap Moskow atas pembunuhan warga sipil di Ukraina, yang oleh Presiden Volodymyr Zelenskiy digambarkan sebagai "kejahatan perang". Rusia membantah menargetkan warga sipil. (*)
Baca Juga:
Harga Minyak Goreng Masih Mahal, Dana Subsidi Harus Tepat Sasaran