BAGI rakyat Kamboja, periode Khmer Merah yang membayangi negara mereka pada 1975-1979 merupakan masa yang sangat kelam. Rezim komunis itu terkenal kejam bahkan hingga memicu kemiskinan dan kelaparan parah di Kamboja. Pemerintahan di bawah Partai Komunis Kampuchea itu diduga tega melakukan genosida dengan jumlah kematiannya mencapai jutaan orang.
Kondisi itu tentu saja membuat banyak rakyat Kamboja memutuskan untuk bertahan hidup walau dengan makanan seadanya. Di masa sulit itu, alih-alih kelaparan dan kekurangan protein, mereka melirik tarantula.
BACA JUGA:
Tidak Selalu Bahaya bagi Manusia, Tarantula Punya Potensi jadi Obat
Bagi kamu yang pernah berlibur ke Kamboja atau Thailand, tarantula yang digoreng atau dimasak dan dijajakan merupakan suatu hal yang lumrah. Namun, bagi masyarakat Kamboja, hewan berkaki delapan ini disebut membantu mereka bertahan hidup di era Khmer Merah.

Tak semua tarantula di Kamboja dikonsumsi. Meski begitu, hingga kini ada satu jenis yang memang masih kerap dikonsumsi, yakni Cyriopagopus albostriatus. Laba-laba yang memiliki sebutan Thailand Zebra Leg Tarantula ini merupakan hewan endemik di Kamboja, Thailand, dan Myanmar.
Tarantula yang warnanya didominasi hitam ini memiliki pola yang khas di bagian kedelapan kakinya, yaitu garis putih sehingga nama zebra disematkan ke laba-laba ini. Cyriopagopus albostriatus termasuk ke tarantula berukuran besar dengan tipe fossorial yang artinya dia hidup dengan membuat lubang yang dalam di bawah tanah.
BACA JUGA:
Masyarakat Kamboja atau Thailand yang berburu tarantula ini biasanya mencari lubang dan memancingnya keluar atau menggali lubang tersebut untuk menangkapnya.
Sebagaimana dilansir Food&Wine (22/6), hewan yang disebut warga setempat apin ini sebenarnya sudah mulai dikonsumsi sejak akhir abad ke-19 di Kamboja. Era Kepemimpinan Pol Pot yang akhirnya membuat praktik mengonsumsi tarantula tersebut jadi hal yang lumrah untuk bertahan hidup.
Proses menangkap dan mengolahnya hingga mengonsumsi Thailand Zebra Leg Tarantula disebut bisa dilakukan dalam waktu sekitar 10 menit sehingga dipandang tepat untuk mencegah kelaparan.

Karena mudah ditemukan, Cyriopagopus albostriatus dapat menjadi protein untuk rakyat Kamboja bertahan hidup di tengah kelaparan akibat rezim Khmer Merah (Foto: Instagram/@shuyaman13)
Aspek yang menarik ialah gizi tarantula jenis ini terbilang cukup untuk membantu rakyat Kamboja tetap bertahan hidup kala itu. Di mana terdapat kandungan protein, asam folat, serta zinc yang mencukupi. Dari sinilah diduga mengapa Thailand Zebra Leg Tarantula akhirnya menjadi bagian makanan atau kudapan yang tetap eksis hingga kini di Kamboja.
Para turis asing yang datang ke negara ini juga kerap menjadikan Cyriopagopus albostriatus yang telah digoreng atau dimasak sebagai bagian dari menu yang wajib dicicipi ketika berada di Kamboja.(aru)
BACA JUGA: