Tanda-Tanda Kepribadianmu Lebih Suka Melajang

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Rabu, 24 Agustus 2022
Tanda-Tanda Kepribadianmu Lebih Suka Melajang
Ada banyak orang yang memilih menjadi lajang dengan kesadaran penuh. (Foto: freepik/lookstudio)

PERNIKAHAN ternyata bukan untuk semua orang. Ada beberapa tanda kalau pilihan hidup itu tidak tepat untukmu. Standar sosial terkadang membuat para lajang merasa tersisihkan. Teman dan anggota keluarga mungkin mendesak untuk mencari pasangan hidup.

Namun, ada banyak orang yang memilih menjadi lajang dengan kesadaran penuh. Pilihan hidup itu lebih baik bagi mereka, sama seperti pernikahan menjadi pilihan yang lebih baik bagi orang lain. Sebagai masyarakat, kita harus menghormati dan toleran terhadap orang-orang yang memilih melajang.

Penelitian menunjukkan preferensi untuk menjadi lajang lebih umum daripada yang mungkin kita pikirkan. Menurut beberapa perkiraan, sekitar setengah dari orang dewasa merasa sulit untuk berada dalam hubungan intim jangka panjang dan dengan demikian menghabiskan banyak waktu untuk melajang. Dan, itu bukanlah masalah.

Bagaimana cara mengetahui jika kamu adalah salah satu dari orang-orang tersebut? Berikut tiga tanda bahwa kamu mungkin lebih memilih kehidupan lajang daripada menikah dan berkeluarga.

Baca juga:

Pasangan Menikah Lebih Sehat dan Bahagia Ketimbang Lajang?

1. Punya anak bukan prioritasmu

Tanda-Tanda Kepribadianmu Lebih Suka Melajang
Banyak orang berpengaruh yang memutuskan untuk tidak memiliki anak. (Foto: freepik/our-team)

Kekuatan biologis mendikte bahwa kebanyakan orang akan mengalami dorongan untuk berkembang biak dan memiliki keluarga. Namun, biologi dan evolusi bukanlah satu-satunya faktor yang berperan. Banyak orang memilih untuk mendedikasikan hidup mereka untuk hal-hal selain memiliki anak. Dan tidak ada yang salah dengan itu. Yang penting kamu jujur pada dirimu sendiri.

Ada banyak orang berpengaruh yang memutuskan untuk tidak memiliki anak, seperti Oprah Winfrey, Condoleezza Rice, Jon Hamm, Ricky Gervais, dan Gloria Steinem.

Selain itu, saat ini orang yang tidak memiliki anak memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi. Sementara, orang yang punya anak mengalami kebahagiaan yang lebih reflektif atau rasa kepuasan hidup yang lebih tinggi. Penelitian juga menunjukkan, memiliki pekerjaan lebih penting untuk kepuasan hidup daripada memiliki hubungan atau menikah.

2. Kamu sangat fokus pada karier

Tanda-Tanda Kepribadianmu Lebih Suka Melajang
Kalau kamu mengutamakan karier, sama sekali tidak ada yang salah dengan fokus hidupmu. (Foto: freepik/katemangostar)

Mendiang Katherine Hepburn pernah berkata, "Saya akan menjadi ibu yang buruk karena pada dasarnya saya adalah manusia yang sangat egois." Itulah kejujuran. Sama sekali tidak ada yang salah dengan fokus hidupmu.

Kita semua egois dengan cara kita sendiri, dan tidak apa-apa untuk fokus pada karier sampai kamu benar-benar tidak tertarik pada cinta atau pernikahan.

Akan salah jika kamu sangat berorientasi pada karier tapi memilih untuk tidak mengejar ambisi karena tekanan eksternal untuk menikah dan berkeluarga. Jenis kesalahan langkah ini dapat menghantuimu untuk waktu yang lama.

Baca juga:

Jumlah Pria Lajang Kesepian Semakin Meningkat

3. Kamu nyaman untuk tampil beda dari yang lain

Tanda-Tanda Kepribadianmu Lebih Suka Melajang
Keterbukaan terhadap pengalaman, mungkin memprediksi seleramu akan gaya hidup yang berbeda. (Foto: freepik/freepik)

Di sebagian besar masyarakat industri, pernikahan, monogami, dan hidup dalam unit keluarga adalah norma. Norma itu menjadi panutan kebanyakan orang.

Namun, beberapa orang lebih suka melawan arus. Mereka merasa paling nyaman ketika menggunakan kebebasan mereka dengan cara yang tidak biasa. Itu bagian dari kepribadian mereka yang beda dari yang lain.

Bagaimana kamu bisa tahu jika dirimu merupakan bagian dari orang-orang ini? Psikologi kepribadian dapat membantu. Psikolog kepribadian sering berbicara tentang lima ciri atau dimensi yang menyeluruh, yaitu: Introversi/Ekstroversi; Kesesuaian/Ketidaksetujuan; Stabilitas Emosional/Neurotisme; Kesadaran/Non-hati nurani; Keterbukaan terhadap pengalaman/Tidak terbuka terhadap pengalaman.

Dimensi kelima, keterbukaan terhadap pengalaman, mungkin memprediksi seleramu akan gaya hidup yang berbeda. Orang yang lebih tinggi pada dimensi keterbukaan kepribadian cenderung berpikiran bebas.

Mereka cenderung memiliki ide-ide progresif tentang seks dan seksualitas. Mereka memiliki rasa ingin tahu intelektual yang mendalam dan mereka menghargai keindahan dan estetika. Dan, seperti namanya, mereka terbuka untuk pengalaman baru. (aru)

Baca juga:

Diskusikan dengan Pasangan Sebelum Menikah, Penyelamat Pernikahan

#Relasi #Pernikahan
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.
Bagikan