UMUMNYA meluapkan depresi dengan sikap sedih atau galau. Namun kondisi tersebut tak berlaku pada sebagian besar laki-laki. Menurut dr. Jesus Lizarzaburu, dokter keluarga yang peduli pada kesehatan dilansir dari Askmen, pria tak menunjukan peluapan derpesi dengan kesedihan atau kondisi galau. Perhatikan bila mereka depresi, biasanya menjadi pemarah, gampang meledak, dan kehilangan kegembiraan pada hal-hal yang biasanya menyenangkannya.
Hal itu juga ditekankan oleh dokter kesehatan mental, dr. Mike Sevilla, tanda-tanda depresi pada pria bisa berupa menghindari bertemu dengan teman-temannya atau perubahan perilaku lainnya yang tidak biasa pada diri mereka. Dia mengatakan bahwa kondisi itu dapat mengarahkan pada hal-hal lainnya seperti isolasi diri atau yang paling parah mengonsumsi zat-zat yang dilarang.
Baca Juga:

Hal-hal ini harus dipahami pula oleh para pria yang sebenarnya tengah berada dalam kondisi depresi. Kesadaran diri memperhatikan perubahan yang tidak biasanya akan cepat mengatasi kondisi depresi yang dialami. Seperti yang ditekankan oleh Dr. Jeff Temple dari UTMB Center for Violence Prevention, jalan terbaik memang menemui ahli profesional yang dapat melihat dan mengatasi kondisi itu.
Sebaiknya memang harus ada kehadiran profesional, sebab mendiagnosis secara mandiri mungkin membuat kebingungan pada seseorang. Kalau toh menyadari gejala-gejala yang ada bisa jadi malah menakutkan dirinya sendiri. Namun bila terjadi penolakan dari diri sendiri, malah mengarah pada penurunan kualitas hidup dan hubungan.
Temple menekankan, bahwa bukan aib, bukan penurunan harga diri kalau mengakui bahwa tengah menghadapi yang sangat besar. Depresi bukan berarti seorang pria gagal menjadi laki-laki atau suami. Tak masalah seseorang membutuhkan pertolongan.
Tanda-tanda yang tak terduga dari seorang pria yang tengah mengalami depresi, seperti berubahnya kepribadian yang dikatakan oleh Sevilla bahwa ada kecenderungan peningkatan depresi pada pria semenjak pandemi. Itu dapat terlihat bahwa mereka kemudian mengurung diri, marah, frustasi, dan berkelahi. Perubahan itu dapat terlihat jelas atau tersamar.
Baca Juga:

Yang bisa dikatakan berbahaya adalah mengonsumsi zat-zat yang mengganggu kesehatan. Misalnya yang tadinya hanya social drinker kemudian berubah mengonsumsi alkohol dalam jumlah banyak. Begitu juga dengan perilakun penyalahgunaan narkoba yang sebelumnya belum pernah dikonsumsi oleh pria itu.
Tanda yang tak terduga lainnya adalah laki-laki itu kehilangan minat atau daya tarik yang tadinya memberikannya kesenangan. Menurut Lizarzaburu, dia melihat bahwa timbulnya anhedonia atau ketidak inginan atau ketidak ketertarikan seorang pria pada hal yang selalu membuatnya gembira.
Tanda lainnya pada gejala ini adalah gangguan tidur atau perubahan tidur. Gejala ini paling nyata bila seseorang tengah mengalami depresi. Namun bedanya adalah pria itu harus berjuang melawan insomnia yang datang tiba-tiba. (psr)
Baca Juga: