Sains

Tanda Bahaya, 'Gletser Kiamat' Antartika Mulai Retak

Dwi AstariniDwi Astarini - Selasa, 22 September 2020
Tanda Bahaya, 'Gletser Kiamat' Antartika Mulai Retak
Gletser kiamat mulai retak, mengundang banyak kekhawatiran. (Foto: NASA ICE)

ES mencair bukan lagi perkara biasa saja. Terlebih jika ukuran es itu massif. Gletser Thwaites dan tetangganya, The Pine Island Antartika, disebut sebagai 'Gletser Kiamat' (Doomsday Glacier). Nama itu didapat karena keduanya bisa menimbulkan masalah besar jika meleleh.

CNN menulis gletser Thwaites adalah salah satu aliran es terbesar dan paling tidak stabil di Antartika. Massa es raksasa itu lebih dari 192.000 kilometer persegi, sebuah area yang ukurannya mirip dengan Negara Bagian Florida, Amerika Serikat, atau Inggris Raya.

BACA JUGA:

Fakta Baru, Mayoritas Pasien COVID-19 Menderita Kelelahan Jangka Panjang

"Jika mencair, mereka dapat mengguncang seluruh lapisan es Antartika Barat. Hal itu berpotensi berkontribusi sekitar 10 kaki untuk kenaikan permukaan laut global," jelas EcoWatch.

Gletser The Pine Island dan Thwaites, yang berdampingan di Antartika Barat di Laut Amundsen, termasuk di antara gletser yang paling cepat berubah di kawasan tersebut. Kedua gletser tersebut diketahui saat ini telah menyumbang 5% dari kenaikan permukaan laut global. Para ilmuwan mengatakan kedua gletser sangat sensitif terhadap krisis iklim.

Hal yang tak terhindarkan sedang terjadi. CNN dan EcoWatch merilis sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences. Studi itu menemukan bahwa fondasi gletser sudah melemah. Kerusakan itu selama beberapa dekade terakhir mempercepat kemunduran dan kemungkinan runtuhnya lapisan es di masa depan. "Lapisan es ini berada dalam fase awal disintegrasi, mereka mulai terkoyak," kata Stef Lhermitte, pemimpin studi dan pakar satelit dari Universitas Teknologi Delft, kepada CNN.

Hilangnya gletser Thwaites sangat mengkhawatirkan sehingga AS dan Inggris membentuk badan internasional untuk mempelajarinya. Demikian dilaporkan Business Insider. Bukan hanya gletser Thwaites, lapisan es Antartika mencair enam kali lebih cepat saat ini daripada saat 1980-an. Iklim kini melelehkan es 252 miliar ton per tahun, naik dari 40 miliar ton per tahun 40 tahun lalu.

gletser pine island
Gletser Pine Island, gletser penting di Antartika dan dunia. (Foto: twitter @rdlarter)

Jika seluruh lapisan es Antartika mencair, para ilmuwan memperkirakan permukaan laut akan naik hingga 60 meter. Mencairnya es kerap menjadi kekhawatiran mengingat rak es sangat penting untuk stabilitas gletser karena memberikan dukungan. Demikian dijelaskan peneliti utama Kolaborasi gletser Internasional Thwaites, Brent Goehring, kepada ABC News.

CNN menjelaskan pemanasan bumi yang disebabkan manusia di lautan dan atmosfer kita akibat peningkatan pelepasan gas rumah kaca yang memerangkap panas melemahkan lapisan es planet ini. Pemanasan lautan telah meningkatkan pencairan dan pemecahan bongkahan es gletser Pine Island dan Thwaites. Ditambah dengan adanya penurunan hujan salju, itu berarti gletser tidak dapat 'menyembuhkan' diri mereka sendiri.

Business Insider menulis bahwa menurut laporan dari Jaringan Iklim Kota C40, kenaikan permukaan laut dapat mengancam pasokan listrik terhadap 470 juta orang dan secara teratur membuat 1,6 miliar orang terpapar suhu tinggi yang ekstrem. "Kita harus bertindak cepat dalam mengontrol krisis iklim untuk menjaga masa depan kita semua. Waktu untuk bertindak itu sekarang," tegas Isabella Velicogna, Profesor Ilmu Sistem Bumi di Universitas California Irvine.(Lev)

BACA JUGA:

Pasir Putih nan Lembut dan Perahu Pinisi di Tanjung Bira

Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan