Tak Gabung Jokowi, Elektabilitas Demokrat Dinilai Terancam Melorot

Zaimul Haq Elfan HabibZaimul Haq Elfan Habib - Sabtu, 29 Juni 2019
Tak Gabung Jokowi, Elektabilitas Demokrat Dinilai Terancam Melorot
Ronny Hermawan saat menerima bendera Partai Demokrat (Foto: Twitter @ronny_hermawan_)

MerahPutih.com - Setelah tidak menjadi penguasa khususnya pada tahun 2014 elektabilitas Partai Demokrat semakin menurun hingga sekarang, dan itu membuatnya harus merapat ke kubu pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf, bukan oposisi.

Ditambah lagi Partai Demokrat yang tergabung dalam koalisi Badan Pemenangan Nasional (BPN) 02 yang mengusung Prabowo-Sandi kalah dalam kontestasi pemilu 2019 dan hanya meraih 7,77 persen suara di tingkat nasional.

Saran inilah yang kira-kira disampaikan oleh pengamat politik Hendri Satrio, guna menjaga marwah Demokrat sebagai partai yang diperhitungkan.

"Juga dengan Demokrat, Partai Demokrat setelah nggak jadi penguasa turun terus elektabilitasnya, Enakan gabung pemerintah," jelas Hendri Satrio saat diskusi MNC Trijaya, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (29/6).

Diskui MNC Trijaya. (MP/Kanugrahan)
Diskui MNC Trijaya. (MP/Kanugrahan)

Baca Juga: Pengamat: Koalisi Jokowi Berpotensi Jadi Orde Baru Jilid II

Selain Partai Demokrat, dia juga menila bahwa partai diluar pemerintah yang selalu dapat kursi atau jatah menteri, adalah PAN dan PKB karena citra partai tersebut lumayan baik dalam menjaga hubungan koalisi dan oposisi. Namun itu tidak berlaku untuk partai beringin yakni partai Golkar.

"Kalau untuk partai, PKB dan PAN nggak ngapa-ngapain pasti dapat jatah menteri, apapun itu karena ini citra partai yang baik, beda kalau Golkar dia harus usaha terlebih dahulu," tutur Hendri Satrio.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan partainya enggan terburu-buru menentukan sikap politik, apakah masuk dalam pemerintahan atau menjadi partai oposisi.

"Perjalanan masih panjang, hingga Oktober 2019, karena setelah pelantikan anggota DPR 2019-2024, masih ada ruang komunikasi," kata Syarief.

Dia mengatakan masih ada waktu bagi Demokrat untuk menganalisa secara internal dan keuntungan untuk membangun bangsa ke depan.

Menurut dia, Demokrat belum memikirkan posisi mana yang lebih menggiurkan, apakah di dalam atau di luar pemerintahan karena partainya sudah merasakan di dalam dan di luar pemerintahan.

Syarief mengatakan di mana pun posisi Demokrat, yang terpenting pemerintahan ke depan diharapkan bisa menjalankan 14 program prioritas yang pro-rakyat.

Menurut dia, kalau 14 program itu dijalankan maka hal itu sangat membanggakan bagi Demokrat. (Knu)

Baca Juga: Demokrat Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Jokowi-Amin

#Partai Demokrat #Pilpres 2019
Bagikan
Ditulis Oleh

Zaimul Haq Elfan Habib

Low Profile
Bagikan