BANYAK pikiran yang menggangu orangtua di musim liburan. Bukan hanya memenuhi kebutuhan anak untuk berekreasi, tapi juga banyak persiapan yang perlu dilakukan menyambut tahun ajaran baru pada pertengahan Juli nanti.
Kembali ke hari-hari jadwal sekolah dan bangun jam enam pagi bisa jadi sulit pada awal tahun ajaran. Terutama karena banyak keluarga telah mengambil kesempatan untuk bepergian selama sebulan libur sekolah.
Baca Juga:

Anak-anak mungkin terbiasa tidur dan begadang selama liburan. Mereka membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri, jadi rutinitas mereka harus dimulai kembali setidaknya seminggu sebelumnya. Untuk keluarga yang mungkin menghadapi jet lag setelah perjalanan ke luar negeri, mungkin diperlukan lebih banyak waktu.
Rencanakan kegiatan belajar seperti membaca, menulis jurnal pendek dan menyelesaikan pekerjaan rumah selama liburan di pagi hari, untuk membantu anak menyesuaikan diri dengan menangani tugas-tugas akademik yang menantang mental pada awal tahun ajaran baru.
Selain itu, orangtua juga harus menerapkan kembali aturan penggunaan teknologi, seperti jam malam dan tidak mengizinkan ponsel di kamar tidur.
Bersiap untuk sekolah
Pada awal-awal tahun ajaran, ada baiknya orangtua menemani dan membantu anak-anak terlebih dahulu, karena seluruh anggota keluarga mungkin telah melupakan rutinitas setelah libur panjang.
Pada beberapa hari pertama sekolah, semua orang masih membiasakan diri dengan rutinitas sekolah, sehingga anak-anak (bahkan orangtua) mungkin membutuhkan lebih banyak waktu dari biasanya. Akan membantu untuk bangun sedikit lebih awal sehingga ada waktu ekstra untuk menyiapkan semuanya.
Kemasi tas sekolah dan siapkan seragam dan sepatu setidaknya tiga hari sebelum sekolah dimulai, sehingga ada cukup waktu untuk membeli jika ada perlengkapan yang hilang. Kemasi tas sekolah bersama anak-anak, dan hanya orangtua yang melakukan, sehingga mereka tahu apa yang ada di tas dan di letaknya.
Baca Juga:

Bicaralah dengan anak
Fynn Sor, pendiri Happy Tot Shelf, sebuah perusahaan pembelajaran anak usia dini di Singapura, mengatakan orangtua dapat berbicara dengan anak-anak tentang tahun ajaran baru di awal-awal liburan.
"Jika anak kamu menunjukkan stres atau kecemasan tentang kembali ke sekolah, akui perasaan negatif ini. Bicaralah dengan anak-anakmu untuk mencari tahu mengapa mereka tidak menantikan sekolah. Kemudian bantu mereka mencari strategi koping," ujar Sor seperti diberitakan The Straits Times (26/6).
Hal yang sama dikatakan pakar keluarga Susan Koh dari lembaga bantuan sosial Focus on the Family, Singapore. "Rencanakanlah untuk melibatkan anak-anak kita untuk berbicara tentang tahun ajaran baru dan apa yang diharapkan, bukan memasang 'mode autopilot' dan membiarkan semua terjadi begitu saja," dia menjelaskan.
Koh menyarankan mendorong anak-anak untuk mengingat apa yang mereka sukai tentang sekolah, seperti melihat teman-teman mereka, mengambil bagian dalam kegiatan ekstrakurikuler, atau membeli makanan favorit mereka di kantin.
"Dengarkan tanpa memotong untuk memecahkan masalah dan ajak anak untuk mengatakan dukungan atau bantuan apa yang dia harapkan dapat diberikan oleh orangtua," tambahnya.
Untuk remaja, luangkan waktu untuk melihat jadwal sekolah dan menyoroti acara besar yang akan datang seperti ujian, kompetisi, atau hari akhir sekolah, sehingga mereka dapat bersiap jika perlu.
Terlepas dari semua persiapan, kenyataannya adalah bahwa anak-anak mungkin masih belum bisa bangun pagi sendiri, terutama di hari-hari pertama sekolah. Jangan berharap mereka menyetel jam alarm dan bangun sendiri. Orangtua harus sabar. Hadir secara fisik bersama mereka dan bangun pagi bersama mereka.
"Bersiaplah bahwa beberapa hari atau minggu pertama bisa menjadi fase penyesuaian yang sulit bagi anak-anak kita. Mereka mungkin menjadi lebih lelah setelah beberapa hari pertama kembali ke sekolah, berjuang untuk memperhatikan di kelas atau menjadi kurang toleran," Koh menambahkan.
"Kita harus mengelola harapan dan emosi kita dan menyediakan ruang aman bagi anak-anak kita untuk merengek dan melampiaskan. Setelah emosi besar mereda, pegang dan yakinkan mereka bahwa kamu ada untuk mereka dan mendukung mereka," tutupnya. (aru)
Baca Juga: