TAMPIL dengan rambut panjang dan ikal, pakaiannya pun serba hitam. Ialah Sylvia Saarje, sosok yang menjadi satu-satunya penampil perempuan dalam pertunjukkan Aktuil Vacancy Rock 1976. Memiliki gaya cukup nyentrik, penampilannya berhasil menarik perhatian penonton yang hadir saat itu.
Bukan hanya dari segi penampilan yang mewakili tren rock, perempuan berdarah Belanda tersebut juga membawakan lagu-lagu rock ciptaannya yang didominasi oleh kaum adam. Tak heran sejak saat itu, insan pers terutama media musik Aktuil, mentasbihnya sebagai Lady Rocker Pertama Indonesia.
Baca juga:
Penantian 22 Tahun, Unit Gothic Rock Sieve Rilis EP 'Biara' ke Format Digital
View this post on Instagram
Setelah lebih dari 50 tahun, Sylvia Saarje masih tetap setia di jalur musik cadas dan menjelma menjadi maestro rock. Kesetiaan perempuan yang akrab disapa Jipi itu, terlihat di lebih dari 240 syair lirik yang telah ditulisnya.
Akhirnya pada 3 Oktober 2021, Yayasan Terakota berkesempatan untuk mulai memproduksi dokumenter bertajuk Maestra Sylvia Saartje, Lady Rocker Pertama Indonesia. Film ini menjadi salah satu proyek dari program Fasilitasi Bidang Kebudayaan (FBK) untuk kategori dokumentasi karya/pengetahuan maestro.
Andhika Yudha Pratama selaku pimpinan produksi dokumenter ini, menjelaskan bahwa proyek ini merupakan upaya mengenalkan kembali musisi maestro di Indonesia. “Jipi telah berkarya lebih dari 50 tahun, ia memiliki pribadi yang unik, begitu juga dengan rekam jejaknya dalam bermusik,” jelas Andhika seperti dikutip dari Terakota, Selasa (16/11).
Andhika melanjutkan, sosok Jipi berhasil merepresentasikan zaman, masyarakat, dan kondisi sosial era 1970an. Malang kota asal Jipi dikenal sebagai barometer musik rock, masyarakatnya pun senantiasa kritis terhadap musisi rock yang tampil di kotanya kala itu.
“Malang juga telah melahirkan banyak band dan musisi rock papan atas. Dan dahulu sangat jarang adanya rocker perempuan,” lanjut Andhika.
Baca juga:
View this post on Instagram
Film dokumenter ini rencananya akan diluncurkan pada pekan kedua November 2021. Pemutaran pertamanya akan dilangsungkan di sebuah gedung bioskop di Malang.
Sylvia Saartje lahir di Arnhem, Belanda pada 15 Desember 1956 dari pasangan Nedju Tuankota berdarah Ambon dengan Christina Tuje, asal Gunung Kawi, Malang. Sehari hari orang tuanya menggunakan Hollandsche Spreken (berbicara bahasa Belanda dalam keseharian) yang memiliki selera musik bermacam-macam sepanjang dekade 1950 =-1970an.
Keluarga Jipi mencintai musik dalam nafas kesehariannya. Ia bersama keluarganya kemudian kembali ke Indonesia pada 1962. Jipi kecil kemudian selalu bernyanyi di gereja maupun sekolah.
Pada medio 1965 Jippi berhasil memenangkan kejuaraan Bintang Radio di RRI Malang. Sejak saat itu, ia memantapkan untuk memilih jalur musik rock sebagai panggilan hati.
Sepanjang karier bermusiknya, Sylvia Saartje telah melahirkan lebih dari 10 album dengan puluhan single di setiap albumnya. Tidak hanya memiliki suara emas, ia juga jago dalam akting. Terhitung sudah lebih dari lima judul film sejak 1972 yang diperankan olehnya. (far)
Baca juga:
Menilik Sejarah Breakdance via Dokumenter ‘Menembus Ingatan (Eraluka)’ Goodnight Electric