“DI SANALAH aku berdiri jadi pandu Ibuku”, ungkap Guruh Soekarno Poetra, Co-founder Swara Gembira dalam acara Ideafest 2022, Sabtu (26/11). Sepenggal lirik dari karya WR. Supratman tersebut, menggambarkan kalau kata 'pandu' merujuk pada pemuda-pemudi untuk menjadi kader bangsa.
Melalui Swara Gembira para pemuda-pemudi akan diperkenalkan mengenai budaya Indonesia dan memberdayakannya.
Baca Juga:

“Swara Gembira adalah sebuah gerakan muda-mudi untuk memperjuangkan ketenaran seni budaya Indonesia dengan cara yang belia,” ungkap Oi, selaku Co-founder Swara Gembira.
Gerakan Swara Gembira yang didirikan oleh Oi ini, terinspirasi dari Swara Mahardika yang didirikan oleh Guruh Soekarno Poetra. Berbeda dengan Swara Mahardika, gerakan yang didirikan oleh Oi ini lebih memanfaatkan adanya internet dalam mengkampanyekan dan memperkenalkan budaya Indonesia.
Hal tersebut dilakukan agar pesan yang ingin disampaikan lebih mudah untuk diterima. Oleh sebab itu, mereka banyak mengedukasi melalui platform yang umum dikenakan oleh para muda-mudi, seperti TikTok, Instagram, dan Youtube.
“Jadi mentenarkan budaya tidak hanya melalui seni pertunjukan saja, melainkan juga melalui internet,” ungkap Oi.
Terbukti, gerakan menggunakan kain dengan tagar #berkainbersama yang didirikan oleh Swara Gembira pun mampu menarik perhatian para pemuda-pemudi untuk kembali menggunakan kain dalam kegiatan sehari-harinya.
Baca Juga:

“Saya fokus ke kain, kenapa? karena kain itu sesuatu yang kalau kita tenarkan, masyarakat itu enggak cuma sekedar like, comment atau nge-post, tetapi mereka bisa beli dan pakai,” ungkap Oi.
Oi juga mengungkapkan keberhasilan dalam kampanye berkain ini, juga didukung gaya penyampaiannya yang unik, sehingga disukai oleh anak muda. “Menggabungkan kain dengan pakaian yang mereka sukai, seperti Andovi da Lopez yang menggabungkan kain dengan jersey basket,” ungkapnya.
Selain aktif dalam menggunakan sosial media, Oi mendirikan Swara Gembira hingga akhirnya mampu sukses diterima oleh kawula muda, ia terlebih dahulu mempelajari tentang wastra Indonesia dan mempelajari tentang budaya mancanegara, terutama dalam hal branding.
Untuk kedepannya Swara Gembira berharap kalau kain dapat dikenakan dalam berbagai acara. “Dimulai dari pemerintah yang sudah sadar tentang kepentingan ini. Jadi semua instansi pemerintah, sekolah-sekolah atau semua yang menyangkut seragam, Itu semua harus ada unsur Indonesianya,” ungkap Guruh. (nbl)
Baca Juga:
Balutan Wastra Bali dan Batik Kudus Koleksi LANGKAH Denny Wirawan