SUZUKI hengkang dari kejuaraan dunia MotoGP dengan manis. Alex Rins, pembalap mereka, memenangi GP Valencia 2022 dengan jarak hampir empat detik pada 6 November 2022. Bahkan mereka memenangi dua balapan terakhir dari tiga balapan sisa di kalender MotoGP. Tim ini juga membuktikan silsilah dan performanya.
Meski markas House of Hamamatsu telah mengumumkan rencananya untuk menghentikan proyek tersebut pada akhir musim, semangat para pembalap dan kru tak juga surut. Namun, menurut laman Ride Apart, berita pahit tidak berhenti di situ.
Setelah menyelesaikan balapan untuk terakhir kalinya, manajer tim Suzuki MotoGP Livio Suppo duduk bersama Marco Caregnato dari media GP One. Keduanya membahas banyak hal, antara lain nasib mesin balap GSX-RR yang dicintai secara universal oleh tim.
Baca juga:
2 Tim Ini Bakal Gantikan Posisi Suzuki di MotoGP?

“Beberapa motor ini akan berakhir di beberapa museum, yang lain akan hancur bersama dengan suku cadang dan semuanya. Semua pabrikan Jepang melakukannya karena alasan pajak. Karena kalau tidak, mereka akan aktif dan harus membayar pajak," terang Suppo.
Karena tidak dapat digunakan lagi, Suzuki dan juga seluruh pabrikan Jepang lainnya memilih untuk selalu menghancurkan sisa motor dan suku cadang yang tak terpakai. Meski sebagian besar prototipe MotoGP Suzuki akan berakhir di mesin penghancur, Alex Rins sempat berharap bisa mendapatkan salah satu sepeda motor balapnya itu.
"Saya sudah memintanya, tetapi mereka sudah memberi tahu saya bahwa ini tidak diberikan cuma-cuma. Jika saya memiliki kesempatan, ya saya akan membelinya," ungkap Rins.
Baca juga:
Suzuki Bakal Perkenalkan Mobil Terbarunya

Saat berita kepergian Suzuki muncul, Rins menerima GSX-RR 2020 dari Suzuki pada Juli 2022. Motor tersebut saat ini menghiasi rumahnya di Andorra, Spanyol.
Setelah meraih dua kemenangan balapan lagi untuk pabrikan Jepang tersebut, pembalap LCR Honda saat ini menyatakan keinginannya untuk menambah GSX-RR 2022 ke dalam koleksinya.
“Yang saya miliki di rumah pada 2020, untuk finis ketiga di kejuaraan, tidak bisa dinyalakan. Saya memberi tahu Shinichi Sahara bahwa saya ingin, ketika balapan Valencia selesai, untuk mengendarai motor itu, tetapi dia mengatakan kepada saya bahwa itu tidak mungkin dan keputusan itu tergantung pada orang Jepang,” jelasnya.
Motor MotoGP bukan sembarang motor yang bisa dibawa di jalan raya. Harganya pun begitu mahal. Tak mengherankan bila tak semudah itu bagi Suzuki untuk melego sepeda motor senilai Rp 55 miliar ke seseorang begitu saja. (waf)
Baca juga:
Dorna Sports: Suzuki Tak Bisa Keluar MotoGP Secara Sepihak