Survei Poltracking: Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Jokowi-Ma'ruf Tak Sampai 70 Persen

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Senin, 25 Oktober 2021
Survei Poltracking: Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Jokowi-Ma'ruf Tak Sampai 70 Persen
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Foto: ANTARA FOTO/Setpres-Lukas

Merahputih.com - Lembaga survei Poltracking Indonesia merilis temuan survei terbarunya soal tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. Dalam survei ini, pemerintah mendapatkan apresiasi dari masyarakat.

"Tingkat kepuasannya itu sekitar 67,4 persen. Ini adalah gabungan dari sangat puas dan puas," kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda, dalam paparannya secara daring, Senin (25/10).

Dari sisi kinerja, 65,4 persen responden menilai kinerja pemerintahan Jokowi-Ma'ruf sudah baik dalam menangani pandemi COVID-19. Sementara, 28,1 persen menilai sebaliknya.

Kemudian 60,7 persen responden menilai baik kinerja pemerintah menangani dampak pandemi di bidang ekonomi, sedangkan 32,7 persen menilai buruk.

Baca Juga:

Pembangunan Smelter Freeport Jadi Kado Terbaik di HUT Jatim Ke-76

Ada 51,2 persen responden yang menyatakan penghasilan rumah tangga mereka lebih baik dalam setahun terakhir dan 42,2 persen menyatakan kondisinya lebih buruk.

Lalu 55,3 persen responden merasa kehidupan rumah tangganya (mencakup aspek sosial, ekonomi, kesehatan, dan pendidikan) lebih baik selama setahun terakhir, sedangkan 37,7 persen menyatakan sebaliknya.

Tingkat kepuasan di bidang penegakan hukum mendapat skor terendah dengan hanya 52,8 persen responden yang merasa puas. Sebanyak 32,3 persen publik merasa tak puas, dan 14,9 persen menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab.

Di bidang ekonomi, ada 55,8 persen responden yang menyatakan puas dengan kinerja Jokowi-Ma'ruf dan 35 persen merasa tidak puas. Angka kepuasan tercatat lebih tinggi di bidang kesehatan, yakni 60 persen, berbanding dengan 27,9 persen yang tidak puas.

Selanjutnya di bidang pendidikan, 58 persen responden mengaku puas dengan kinerja pemerintah dan 31,2 persen tidak puas. Adapun di bidang pertahanan dan keamanan, angka kepuasannya sebesar 54,6 persen dan tidak puas sebesar 29,2 persen.

Ground breaking smelter PT Freeport Indonesia di Java Industrial and Port Estate (JIIPE) yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo, Selasa (12/10). (Foto: MP/Humas Pemprov Jatim)
Presiden Jokowi saat Ground breaking smelter PT Freeport Indonesia di Java Industrial and Port Estate (JIIPE), Selasa (12/10). (Foto: MP/Humas Pemprov Jatim)

Kemudian, kepuasan di bidang sosial budaya sebesar 60,5 persen, berbanding dengan 28,3 persen responden yang tidak puas. Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf dinilai paling tinggi untuk bidang politik dan stabilitas nasional.

Sebanyak 64,1 persen responden menyatakan puas dengan kinerja pemerintah menjaga stabilitas politik, sedangkan yang tidak puas hanya 17,9 persen. Sementara, publik yang menyatakan tidak puas dan sangat tidak puas persentasenya sebesar 27,8 persen. Sisanya, publik mengaku tidak tahu dan tidak jawab.

Tak hanya mengukur secara pemerintahan, Poltracking Indonesia juga mencoba mengukur tingkat kepuasan masing-masing personalnya. Dalam survei ini, terpotret tingkat kepuasan publik Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih cukup tinggi.

"Tingkat kepuasan terhadap presiden Jokowi sebesar 68,4 persen. Yang tidak puas 28,2 persen," ujarnya.

Hanta melanjutkan, tingkat kepuasan Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin pun juga terbilang cukup tinggi. Hanya, angkanya masih di bawah tingkat kepuasan terhadap Presiden. "Tingkat kepuasan terhadap wapres sebesar 60,3 persen," tutur dia melanjutkan.

Sementara itu, survei juga mencatat sebanyak 59,3 persen responden mendukung Presiden Joko Widodo melakukan perombakan atau reshuffle kabinet. Sedangkan yang menyatakan tak setuju jika Presiden melakukan reshuffle kabinet sebanyak 32,8 persen.

Hanta mengatakan dukungan reshuffle kabinet dengan beberapa catatan yang menjadi penilaian publik atas kinerja pemerintah di berbagai bidang. Ada tiga instrumen bagi Presiden Jokowi untuk merombak kabinet. Yakni evaluasi publik, evaluasi teknokratik, dan evaluasi politik.

Baca Juga:

Gelontorkan Rp 42 triliun, Smelter PT Freeport di Gresik Diklaim Jadi Yang Terbesar

Evaluasi publik misalnya terlihat dari hasil survei. Kemudian, evaluasi teknokratik dilakukan berbasis akademik atau data-data kinerja dari anggota kabinet yang bersangkutan.

Sedangkan evaluasi politik dapat dipengaruhi oleh perubahan di dalam koalisi pemerintah, seperti bergabungnya partai baru. Belakangan, Partai Amanat Nasional bergabung dengan koalisi Jokowi dan disebut-sebut bakal mendapat jatah kursi menteri.

Survei ini digelar pada 3-10 Oktober 2021 dengan melibatkan 1.220 responden. Survei menggunakan metode multistage random sampling dan dilakukan melalui wawancara tatap muka. Lalu, margin of error survei sebesar plus minus 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. (Knu)

#Jokowi-Ma'ruf Amin #Presiden Jokowi
Bagikan
Bagikan