MerahPutih.com - Peta persaingan Pemilu 2024 kembali terlihat. Hasil survei PolMark Research Center terbaru menunjukkan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menguasai elektabilitas calon presiden 2024.
Dari hasil survei tersebut, tingkat elektabilitas Ganjar berada di angka 22,8 persen.
"Lalu diikuti Prabowo Subianto 17,4 persen dan Anies Baswedan 13,9 persen," ujar Founder dan CEO PolMark Indonesia Eep Saefulloh Fatah di acara rilis survei opini publik di Jakarta, Kamis (30/3).
Baca Juga:
Tokoh NU Jadi Faktor Penentu di Pilpres 2024
Lalu disusul Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan tingkat elektabilitas 5,2 persen, Ketum PKB Muhaimin Iskandar 4,8 persen, Menparekraf Sandiaga Uno 2,0 persen dan Ketua DPR Puan Maharani 1,7 persen.
Kemudian, Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono 1,7 persen, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa 1,3 persen, Mantan Panglima TNI Andika Perkasa 1,1 persen dan Menteri BUMN Erick Thohir.
Kemudian, Mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan 0,9 persen, Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto 0,7 persen dan Kepala BIN Budi Gunawan 0,2 persen.
Meski begitu, ada 24,9 persen responden yang belum memutuskan sosok capres pilihannya.
"Mereka yang masih kecil elektabilitasnya, masih punya peluang membesarkan (elektabilitas)," sambung Eep.
Eep menjelaskan, ada dua sebab kenapa angka elektabilitas masing-masing capres masih bisa berubah.
Pertama, karena jumlah undecided voters yang masih cukup banyak.
Eep meyakini, pada akhirnya, sebagian dari mereka akan menggunakan hak pilihnya, sehingga bisa membesarkan elektabilitas salah satu atau beberapa kandidat.
Lalu, penyebab kedua adalah masih banyaknya pemilih yang labil terhadap pilihan capresnya saat ini.
"Kami punya standar pertanyaan kuesioner, standarnya adalah, 'apakah pilihan Bapak/Ibu sudah tetap atau bisa berubah?' Di antara para pemilih, dari mulai Mas Ganjar 22,8 persen sampai Pak Budi Gunawan 0,2 persen, itu di dalamnya sangat mungkin ada pemilih yang menjawab masih mungkin untuk berubah, belum setia pada kandidatnya masing-masing," jelasnya.
Baca Juga:
Kata Bambang Pacul soal Wacana Duet Prabowo-Ganjar di Pilpres 2024
PolMark Indonesia melakukan survei 2 kali, pertama pada 23 Januari-19 Maret 2023, survei dilakukan pada 77 daerah pemilihan (dapil) dengan 800 responden per dapil.
Survei kedua dilakukan pada 26 Oktober-3 November 2022 di satu dapil dengan 880 responden.
Dengan demikian, PolMark Indonesia melakukan survei di 78 dapil dengan jumlah 62.480 responden.
Ke-78 dapil yang disurvei meliputi populasi sebesar 97,8 persen dari seluruh potensi pemilih pemilu 2024.
Responden survei ini adalah WNI yang sudah memiliki hak pilih yang diambil secara random dengan metode multistages random sampling. Margin of error agregat survei 78 dapil ini adalah +/- 0,4 persen.
Seluruh responden per dapil diambil dengan menimbang proporsi jumlah pemilih per Kabupaten/Kota di Dapil tersebut.
Seluruh responden diwawancarai secara langsung, melalui wawancara tatap muka oleh para pewawancara yang sudah mendapatkan pelatihan khusus untuk menjaga kualitas wawancara dan hasil survei secara keseluruhan. (Knu)
Baca Juga:
Anies Pastikan Masih Cari Calon Pendamping di Pilpres 2024