Survei JSI: Prabowo Jadi Capres yang Paling Tidak Disukai Masyarakat

Andika PratamaAndika Pratama - Senin, 25 Maret 2019
Survei JSI: Prabowo Jadi Capres yang Paling Tidak Disukai Masyarakat
Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto. Foto: Facebook/Partai Gerindra

MerahPutih.com - Lembaga survei Jaringan Suara Indonesia (JSI) merilis hasil survei nasional terkait elektabilitas calon Presiden-Wakil Presiden dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Hasilnya pada Maret 2019 pasangan Jokowi-Ma'ruf kembali unggul dibandingkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Pada Maret 2019 tingkat dukungan masyarakat ke Jokowi-Maruf sebesar 55,6% dan pasangan Prabowo-Sandiaga hanya dapat suara 26,1%. Setelah itu tidak menjawab sebanyak 10,6 persen, masyarakat yang tidak tahu sebesar 7,8 persen," ujar Direktur Eksekutif JSI Fajar S Tamin saat konferensi pers di Hotel Mercure Sabang, Jakarta Pusat, Senin (25/3).

Direktur Eksekutif JSI Fajar S Tamin
Direktur Eksekutif JSI Fajar S Tamin. Foto: MP/Asropih

Fajar juga memaparkan, tingkat kesukaan para responden terhadap capres dan cawapres di kontestasi pesta demokrasi Pilpres 2019. Capres Jokowi masih mengungguli dari ketiga nama calon pemimpin Indonesia.

"Tingkat kesukaan responden pada Jokowi mencapai 84,3 persen, disusul oleh Ma'ruf Amin 78,5 persen, kemudian diposisi tiga ada Sandiaga Uno sebesar 71,3 persen, paling bontot responden suka Prabowo mencapai 67,5 persen," tuturnya.

Lebih lanjut, Fajar menuturkan, berdasarkan survei, kebanyakan responden memilih karena kepribadian capres-cawapres.

"Kepribadian capres-cawapres 38,3 persen. Kemampuan dari capres-cawapres dalam memecahkan masalah di Indonesia 23,3 persen. Isu yang diangkat oleh capres-cawapres bisa menjawab persoalan di Indonesia saat ini 9,9 persen. Pengalaman dari capres-cawapres dalam pemerintahan 8,2 persen," cetusnya.

Prabowo-Sandiaga

Fajar mengungkapkan, survei JSI dilakukan pada 3 hingga 8 Maret 2019 dengan metode multistage random sampling yang melibatkan 1.220 responden. Margin of error 2,9 persen pada selang kepercayaan 95 persen.

"Wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner," tutupnya. (Asp).

Bagikan
Ditulis Oleh

Asropih

Bagikan