MerahPutih.com - Kegiatan dunia usaha pada triwulan III 2021 melambat dibandingkan dengan capaian pada triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 7,58 persen, lebih rendah dari 18,98 persen pada triwulan II 2021.
"Sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan tercatat meningkat, sejalan dengan panen komoditas tanaman bahan makanan (tabama), perkebunan, dan perikanan di sejumlah daerah," ucap Direktur Kepala Grup Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Muhamad Nur di Jakarta, Rabu (13/10).
Baca Juga:
Begini Dampak PON Bagi Ekonomi Papua Versi Bank Indonesia
Perlambatan kinerja antara lain terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta kegiatan usaha sektor industri pengolahan di tengah kebijakan pembatasan mobilitas.
Sejalan dengan perkembangan kegiatan usaha, kapasitas produksi terpakai triwulan III 2021 tercatat sebesar 73,3 persen, lebih rendah dari capaian pada triwulan sebelumnya sebesar 75,33 persen.
"Penggunaan tenaga kerja juga diindikasikan turun lebih dalam dan masih dalam fase kontraksi. Sementara itu, kondisi keuangan dunia usaha dalam kondisi normal," kata Nur.
Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia mengindikasikan,pada triwulan IV 2021, responden memperkirakan kegiatan usaha cenderung stabil dengan SBT sebesar 7,46 persen.
Kinerja beberapa sektor utama diprediksikan meningkat, terutama sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor pengangkutan dan komunikasi, didorong oleh pelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas di sejumlah daerah.
Sementara itu,kinerja sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan diproyeksikan melambat sejalan dengan pola historis musim tanam. Sedangkan kinerja sektor pertambangan dan penggalian serta sektor konstruksi kemungkinan tertahan memasuki musim hujan pada triwulan IV-2021.

Bank Indonesia melaporkan kinerja sektor industri pengolahan pada triwulan III 2021 terindikasi menurun, tercermin dari Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI) sebesar 48,75 persen, lebih rendah dari 51,45 persen pada triwulan II-2021. Namun penurunan tersebut relatif tidak sedalam triwulan III 2020 yang mencapai 44,91 persen.
"Penurunan PMI-BI tersebut sejalan dengan kegiatan sektor industri pengolahan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang sedikit terkontraksi di tengah kebijakan pembatasan mobilitas pada triwulan III 2021," kata Direktur Kepala Grup Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Muhamad Nur dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu.
Sementara itu pada triwulan IV 2021 BI memperkirakan kinerja sektor industri pengolahan meningkat dan berada dalam fase ekspansi dengan PMI sebesar 51,17 persen, lebih tinggi dari capaian pada triwulan sebelumnya.
"Peningkatan PMI-BI didorong oleh seluruh komponen pembentuknya, terutama volume produksi, volume pesanan, dan volume persediaan barang jadi, yang berada pada fase ekspansi," tutur Nur. (Asp)
Baca Juga:
Bank Indonesia Bikin Himpunan Bisnis Pesantren