K-drama

Sukses secara Komersial, ’Money Heist: Korea—Joint Economic Area’ Dicemeeh Penonton Korea

Dwi AstariniDwi Astarini - Jumat, 01 Juli 2022
Sukses secara Komersial, ’Money Heist: Korea—Joint Economic Area’ Dicemeeh Penonton Korea
Money Heist: Korea--Joint Economic Area tayang Jumat (24/7). (foto: Instagram @money_heistkorea)

SEMINGGU sudah re-make Money Heist versi Korea tayang di Netflix. Dalam sepekan, berbagai reaksi muncul atas Money Heist: Korea—Joint Economic Area.

Re-make dari serial spanyol La Casa de Papel ini, dilansir Top 10 Netflix, berada di posisi pertama dengan total 33,7 juta jam penayangan pada periode 20-26 Juni. Raihan itu membuat serial ini memimpin program TV non-Inggris. Serial ini menjadi acara berbahasa Korea ketujuh yang menduduki puncak peringkat mingguan di kategori tersebut. Sebelumnya, serial Squid Game, Hellbound, The Silent Area, All of Us Are Dead, Juvenile Justice, dan Business Proposal sukses merajai pemeringkatan Netflix.

Money Heist: Korea bahkan masuk 10 besar di peringkat acara TV non-Inggris yang paling banyak ditonton di 51 negara, termasuk Korea Selatan dan Thailand pada periode tersebut.

BACA JUGA:

'Money Heist: Korea - Joint Economy Area' Cerminkan Situasi Geopolitik

Sebanyak 16 negara menempatkan Money Heist: Korea—Joint Economic Area sebagai serial populer, yakni Korea Selatan, Brasil, Republik Dominika, Jamaika, Maladewa, Maroko, Nigeria, Peru, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.

Dengan catatan sedemikian rupa, tak mengherankan jika serial ini disebut sukses secara komersial. Namun, di balik kepopuleran itu, serial ini justru mendapat review negatif dari berbagai media di Korea Selatan.

Apa yang salah?

Tak bisa dimungkiri, Netflix sudah menjadi partner ideal bagi industri K-drama. Kerja sama memproduksi sebuah serial atau K-drama bersama raksasa layanan streaming itu telah memungkinkan para pembuat film ‘Negeri Ginseng’ berkarya menembus batas-batas yang diciptakan di dalam negeri. Salah satunya masalah sensor.

squid game
Tak mudah menyaingi kepopuleran 'Game Squid'. (wegotthiscovered.com)

Kerja sama keduanya, disebuat Koreaboo, telah menghasilkan karya yang melampaui ekspektasi mereka. Sebut saja serial sukses Korea yang diproduksi bersama Netflix, seperti Kingdom, Sweet Home, dan All of Us Are Dead. Ketiga meraih kesuksesan besar di dalam dan luar negeri. Menjadi kebanggaan bagi Korea Selatan.

Namun, hasil terbesar dari kolaborasi industri K-drama dan Netflix ialah Squid Game. Apa yang dicapai serial yang rilis pada 17 September 2021 ini melampaui ekspektasi warga Korea. Thriller survival game ini sukses besar di pasar internasional. Menempatkan dua bintangnya, Jung Ho-yeon dan Lee Jung-jae, di papan nama aktor internasional.

Sejak saat itu, K-drama menjadi suatu yang ‘panas’, tayangan menarik nan layak dinanti. Korea, tentu saja, lebih daripada bahagia untuk memenuhi permintaan penonton akan drama produksi mereka. Jadi, ketika pembuatan versi Korea Money Heist diumumkan, ekspektasi publik Korea membumbung.

BACA JUGA:

Kenalin Nih, Komplotan di Money Heist: Korea—Joint Economic Area

Kisah perampokan besar dalam serial hit bikinan Spanyol itu dicintai karena penyajian mendalam untuk setiap karakter di dalamnya hingga cara bercerita nan mendetail.

Bagi fan K-drama, antisipasi dan ekspektasi atas serial re-make ini makin meroket kala aktor Yoo Ji-tae diumumkan sebagai pemeran Professor. Ji-tae ialah aktor yang dihormati di negerinya. Ia dikenal sebagai aktor yang gigih dengan kualitas akting yang konsisten. Jadi pemilihan dirinya untuk peran Professor merupakan sesuatu yang pas. Seperti jodoh.

“Aku menyimpulkan salah satu cara aku bisa memperlihatkan pesona Profesor ialah lewat suaranya,” ujar Ji-tae dalam wawancara dengan majalah Elle, beberapa waktu lalu. Setelah menyadari hal itu, aktor yang bermain dalam serial Healer ini mulai mengembangkan suara sang Professor. “Aku menggunakan narasi atau dialog animasi sebagai referensi,” katanya.

yoo ji-tae
Aksi Yoo Ji-tae memerankan The Professor dinanti fan. (foto: Instagram @money_heistkorea)

Namun, antisipasi fan atas karakter Professor versi Jji-tae menguap begitu saja di pekan pertama penayangan Money Heist: Korea. Publik Korea mencemeeh serial ini sebagai re-make murahan dari versi aslinya.

Komplain terbesar penonton ialah laju cerita di serial versi Korea ini. Setelah hanya enam episode dari musim pertama tayang, publik Korea menilai serial ini terlalu sibuk menyoroti hal-hal dalam versi asli, ketimbang menukik ke premis awal versi Korea.

Ji-tae mengakui tak mudah merangkum dua musim serial asli ke dalam 12 episode. “Cerita dari dua musim seri asli kami hadirkan hanya dalam satu musim dengan 12 episode,” kata Ji-tae. Ia mengatakan tak ada hal yang bertele-tele dalam serial re-make ini. Hanya plot penting yang dihadirkan dalam serial ini. “Ada kenikmatan tersendiri dalam perkembangan cerita nan cepat,” imbuhnya.

Namun, terlepas dari penjelasan Ji-tae, media lokal kadung memberi respons negatif. Ilgan Sports, dikutip Koreaboo,menyebut serial ini kurang mengetengahkan tema sentral. “Menyalin seluruh kisah serial aslinya,” ungkap mereka.

Sementara itu, Dispatch mengkritik karakter yang dimunculkan di serial ini. “Karakter berkesan di serial asli tampil kurang di versi Korea ini,” kritik mereka. Salah satu sasaran tembak mereka ialah karakter Tokyo yang dibawakan aktris Jeon Jong-seo. Dispatch menyebut Tokyo versi Jong-seo ‘kurang daya tarik’. Senada, media Hankyoreh menyebut karakter tersebut ‘kurang emosi’.

Antisipasi penonton akan karakter Tokyo mungkin lebih seperti versi aslinya. Padahal, Jong-seo, dalam wawancara dengan Elle, mengungkap bagaimana ia akan membawakan karakter Tokyo nan berbeda. Jong-seo mengatakan para penonton mungkin akan terkejut dengan penggambaran karakter Tokyo versinya. Ia menyebut para penonton mungkin mengharapkan karakter Tokyo yang bebas. “Namun, Tokyo versi kami amat berbeda. Ia lebih tenang dan menjadi seorang yang maju dan mencoba memperbaiki situasi,” jelasnya.

jeon jong-seo
Karakter Tokyo diperankan Jeon Jong-seo jadi sasaran kritik. (foto: Instagram @money_heistkorea)

Kritik tajam lainnya tertuju pada latar belakang drama ini. Berbeda dengan serial aslinya, Money Heist versi Korea berkisah tentang masa depan yang tak begitu jauh, ketika usaha unifikasi dua Korea makin menjadi nyata. Penyatuan itu menimbulkan masalah baru, yakni ketimpangan sosial nan kentara. Dunia kejam dengan ketidakadilan membuat sejumlah perampok berkomplot merampok tempat percetakan uang Korea bersatu.

Koalisi polisi dan militer Korea Utara dan Selatan dalam operasi negosiasi juga disorot terlalu stereotipe. Operasi keras Korea Utara berbanding terbalik dengan tipikal para petugas Korea Selatan yang lebih logis dan sadar diri. “Itu terlihat jauh dari realita dan terlalu sulit dipercaya. Dalam sebuah serial yang ingin menjangkau penonton luas, hal itu gagal,” kata Hankyoreh.

Meskipun kritik tajam dan cemeehan terdengar dari penonton dalam negeri, Money Heist: Korea cukup sukses secara komersial di luar negeri. Rotten Tomatoes memberi skor 83 persen dari kritikus dan 49 persen dari pengguna. Berbanding dengan skor IMDB yakni 5/10.

Bagaimanapun, serial ini belum sepenuhnya menamatkan musim pertama. Masih ada enam episode yang diduga akan tayang paling cepat Juli ini. Penonton masih bisa berekspektasi serial ini akan jadi makin seru. Buat kamu yang belum menonton versi asli Money Heist, versi Korea akan jadi ‘pemanasan’ yang cukup bagus. Namun, bagi kamu yang sudah ‘jatuh hati’ pada versi asli, re-make Korea ini cukuplah sebagai hiburan.(dwi)

BACA JUGA:

Aktor ‘Money Heist: Korea—Joint Economic Area’ Rasakan Tekanan

#K-Drama #Serial Netflix
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan