Pekan Menyusui Sedunia

Sukses Meng-ASI-hi, Ibu Butuh Dukungan Optimal

Dwi AstariniDwi Astarini - Selasa, 03 Agustus 2021
Sukses Meng-ASI-hi, Ibu Butuh Dukungan Optimal
Ibu muda perlu dukungan untuk menyusui secara optimal (Foto Pexels Mart Production)

PEKAN Menyusui Sedunia 2021 merupakan kampanye global tahunan yang bertujuan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menyusui. Kampanye ini telah menyeru kepada pemerintah dan semua sektor masyarakat untuk mempromosikan, melindungi, dan mendukung kegiatan menyusui sejak 1992.

Sebagian besar negara di dunia memiliki tingkat kegiatan menyusui yang kurang optimal, terlepas dari semua upaya promosi kegiatan menyusui yang dilakukan secara global maupun lokal.

Tema kegiatan menyusui global tahun ini ialah Lindungi kegiatan menyusui sebagai tanggung jawab bersama. 'Kegiatan menyusui sebagai tanggung jawab bersama' dimaksudkan bahwa kegiatan menyusui sebenarnya tidak sepenuhnya merupakan tanggung jawab sang ibu, tetapi juga orang-orang di sekitarnya seperti suami, ibu mertua ataupun ibu kandung sendiri. Hal itu disebabkan ibu yang sedang meng-ASI-hi memerlukan dukungan dari orang-orang sekitarnya.

BACA JUGA:

Busui, Perhatikanlah Asupan Makanan

Kegiatan menyusui yang optimal mencakup pemberian asi eksklusif sejak lahir selama enam bulan pertama kehidupan bayi dan harus terus dilakukan dengan makanan pendamping asi (mpASI) sampai anak berusia dua tahun atau lebih, sesuai dengan anjuran dokter ataupun keputusan sang ibu.

Seperti dikabarkan Dailymaverick, sebuah penelitian menunjukkan para ibu sangat menyadari manfaat dari menyusui dan memandang kegiatan menyusui sebagai contoh ibu yang baik yang memberi mereka kegembiraan dan kepuasan. Namun, di antara semua perasaan positif itu ada beberapa faktor dari rumah dan lingkungan sosial yang tidak bersahabat bagi para ibu baru ini.

Tidak cukupnya makanan di rumah untuk membantu ibu menghasilkan ASI yang cukup merupakan penghalang kuat bagi niat mereka untuk menyusui. Para ibu juga telah sepenuhnya mendapatkan pendidikan gizi yang mereka terima dari rumah sakit, bahwa kesehatan yang baik membutuhkan pola makan yang baik. Dengan tidak adanya diet yang baik, para ibu muda mulai mempertanyakan nilai gizi ASI mereka.

ibu dan anak
Kurangnya makanan menjadi faktor ibu tidak optimal dalam menyusui (Foto Pexels Kristina Paukshtite)

Beberapa masalah di lingkungan rumah yang tidak mendukung seperti pasangan dan mungkin budaya keluarga yang sangat menuntut membuat para ibu merasa tidak didukung dan tidak dicintai. Para ibu juga mengungkapkan kepercayaan budaya kuno bahwa apa pun yang kamu rasakan saat itu akan ditularkan melalui ASI ke bayi mereka. Para ibu merasa marah, sakit, dan kecewa serta menyadari bahwa perasaan negatif itu, seperti rasa lapar mereka sendiri, dapat dibagikan kepada anak-anak mereka. Hal itu bukanlah sebuah gagasan atau konsep asing, mengingat para ibu telah dididik tentang penularan HIV dari ibu ke anak melalui ASI.

BACA JUGA:

Buat para Ibu Baru, Menyusui Ternyata tak Seseram Itu Kok

Jika harus melindungi kegiatan menyusui sebagai tanggung jawab bersama, kita perlu mendukung perempuan dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi ibu untuk meng-ASI-hi bayinya secara optimal. Usaha itu termasuk menghilangkan beban para ibu dengan mengatasi dan meminimalkan lingkungan yang tidak bersahabat yang dihadapi perempuan.

Dalam penelitian Chantell Witten, seorang dosen di University of Free State dan menjabat Pemimpin Nutrisi untuk Masyarakat Sipil Afrika Selatan untuk Kesehatan Wanita, Remaja, dan Anak-anak (SACSoWACH), ditemukan bahwa ibu tunggal yang tidak memiliki pasangan dan bergantung pada anggota keluarga mengungkapkan rasa malu dan bersalah karena menjadi beban bagi rumah tangga yang sudah terbebani.

Sebagian besar ibu merasa marah dengan konseling gizi yang mereka terima dari fasilitas kesehatan yang mengajarkan makan sehat mengetahui sepenuhnya bahwa mereka tidak dapat menyediakan makanan yang baik seperti daging, susu, buah, dan sayuran.

ibu
Ibu tunggal akan memiliki lebih banyak tekanan. (Foto Pexels Anna Shvets)

Kita membutuhkan intervensi dukungan makanan untuk ibu hamil dan menyusui serta anak kecil. Selain itu, kita juga membutuhkan dukungan makanan yang memadai yang akan membantu mengurangi rasa lapar pada ibu dan membendung meningkatnya tingkat stunting dan obesitas pada anak kecil. Baik stunting maupun obesitas pada masa anak-anak disebabkan pemberian makananan kepada bayi yang buruk selama dua tahun pertama kehidupan.

Menyusui memberikan manfaat seumur hidup. Oleh karena itu, setiap investasi dalam menyusui akan memiliki keuntungan berlipat ganda. Namun, jika kita ingin memenuhi tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), perempuan dan anak-anak harus diprioritaskan. Untuk meningkatkan menyusui, kondisi sosial bagi perempuan perlu diperbaiki.(Tel)

BACA JUGA:

Ibu Menyusui, Ikuti 4 Cara Ini untuk Maksimalkan Jam Tidur

#Kesehatan #ASI
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan