Kuliner

Sukses Bikin Kue Natal, Pelajari Tekniknya

Dwi AstariniDwi Astarini - Jumat, 20 Desember 2019
Sukses Bikin Kue Natal, Pelajari Tekniknya
Yuk, masak kue untuk Natal. (foto: metro)

SAAT Natal makin dekat, banyak orang mulai bersiap menyambut datangnya hari besar. Selain merapikan rumah dan menyiapkan baju, menyiapkan sajian Natal juga tak luput dilakukan. Membuat kue ialah salah satu yang sudah mulai dilakukan banyak orang saat ini.

Meskipun kue kering atau cookies dengan mudah bisa dibeli, membuat sendiri penganan khas Natal akan terasa lebih afdal. Rasanya pun bisa diseuaikan dengan selera sendiri. Nah, buat kamu yang baru belajar membuat kue, momen mempersiapkan Natal bisa jadi ajang melatih kemampuan baking kamu. Kalau hasilnya oke, kamu kan bisa sedikit 'pamer' ke keluarga yang nanti datang berkunjung.

Berhubung kamu baru pemula, pasti dong butuh panduan resep saat memasak. Sayangya, beberapa resep menggunakan istilah baking yang mungkin masih asing buat kamu. Jadi biar hasil baking kamu sukses, yuk pahami dulu beberapa istilah baking yang sering digunakan berikut.

1. BPDA

baking soda
Dengan BPDA, tak perlu takut kue gagal mengembang. (foto: pixabay/evitaochel)

Apa sih BPDA? BPDA adalah singkatan dari baking powder double acting. Ini merupakan jenis baking powder yang memiliki dua tahap aktif. BPDA banyak digunakan dalam pembuatan kue yang harus mengembang. Bakers pemula biasanya memakai baking powder ini karena tak perlu takut si kue gagal mengembang.

2. DCC

DCC digunakan di hampir semua resep kue cokelat. (foto: pixabay/congerdesign)

Saat akan membuat brownies atau berbagai jenis kue cokelat lainnya, kamu pasti akan bertemu istilah ini. DCC merupakan singkatan dari dark cooking chocolate. Ini merupakan cokelat masak dengan kadar kakao yang cukup tinggi. Bahan satu ini digunakan di hampir semua resep kue cokelat. Biasanya, DCC digunakan dengan cara dilelehkan, dipotong, diiris tipis, atau diserut untuk topping kue.

3. Emulsifier

Emulsifier berguna menyatukan bahan dan melembutkan kue. (foto: pixabay/kerdkanno)

Dari namanya saja sudah ketebak ya, ini merupakan bahan pengemulsi. Fungsinya ialah menyatukan semua bahan dalam satu resep kue. Sebagai penyatu, emulsifier mencampurkan bahan-bahan yang sulit menyatu, seperti lemak (dalam margarin dan mentega) dan air. Selain itu, emulsifier juga berguna untuk melembutkan tekstur kue. Di pasaran, kamu mungkin enggak akan menemukan merek dagang emulsifier, sebab bahan ini dijual dengan nama dagang seperti Ovalet, TBM, dan SP.

4. Hard Peak & Soft Peak

Ada dua jenis tahapan dalam mengocok adonan. (foto: pixabay/congersdesign)

Ketika membaca langkah pembuatan dalam resep, kamu terkadang menemukan perintah 'kocok hingga mengembang' dan 'kocok hingga kaku' saat mengaduk putih telur dan gula. Dalam resep berbahasa Inggris, kedua istilah itu dikenal dengan soft peak yang sama saja artinya dengan kocok mengembang, dan hard peak yang berarti kocok kaku.

Soft peak adalah tahapan mengocok hingga bentuknya seperti foam lembut. Istilah itu juga biasa disebut 'puncak tumpul', yakni waktu kocokan mixer diangkat, adonan akan membentuk puncak tumpul yang mudah terkulai jatuh.

Sementara itu, hard peak atau 'puncak kaku' adalah tahapan mengocok hingga kaku dan ketika mangkuknya dibalik, adonan tidak akan tumpah. Untuk mencapai hard peak memang butuh durasi yang lebih lama daripada soft peak karena harus banyak mengumpulkan udara agar teksturnya kaku.

5. Proofing

Saat proofing, adonan didiamkan beberapa saat. (foto: pixabay/skitterphoto)

Tak hanya kue dan cookies, kamu juga mungkin akan tertarik membuat roti. Saat membaca resep roti, istilah proofing pasti muncul. Proofing adalah sebuah tahap pembuktian bahwa ragi (bahan pengembang alami) yang dicampurkan dalam adonan roti memang bekerja secara aktif.

Pembuktian akan terlihat dari mengembangnya adonan roti menjadi 2-3 kali lipat setelah didiamkan beberapa saat. Ada dua kali tahap proofing saat membuat roti. Yang pertama untuk mengetahui keaktifan ragi, sedangkan tahap kedua untuk menghasilkan bentuk roti sesuai keinginan.


6. Teknik Aduk Balik

Gunakan spatula untuk melakukan teknik aduk balik. (foto: pixabay/byrev)

Istilah yang satu ini biasa ditemukan saat memasuki langkah pencampuran bahan kering dengan bahan basah. Dalam hal ini, mencampur kocokan putih telur (meringue) dalam bahan yang konsistensinya lebih kental. Istilah lain untuk langkah ini ialah 'aduk lipat. Tekniknya merujuk pada gerakan tangan saat mengaduk adonan dengan spatula atau sendok kayu.

Caranya, arahkan spatula pada pinggiran adonan lalu seperti hendak mengumpulkannya ke tengah mangkuk, putar spatula ke atas dan 'lipat' adonan secara perlahan. Lakukan hingga kedua jenis bahan tercampur rata. Teknik ini perlu dilakukan supaya udara yang tersimpan di adonan kering maupun meringue 'terkunci' dalam adonan basah. Dengan begitu, ketika dipanggang, kuenya bisa mengembang cantik.

7. Tes Tusuk

Lakukan tes tusuk untuk tahu kue sudah matang atau belum. (foto: pixabay/gaertringen)

Bagaimana caranya mengetahui kue yang tengah dipanggang sudah matang? Dengan tes tusuk ini. Saat proses panggang sedang berlangsung, ada kalanya kamu perlu mengecek kematangan dan tekstur kue. Dalam tahap ini, kamu hanya butuh lidi atau tusuk gigi yang bersih, lalu tusukkan ke dalam kue. Ketika tusuk gigi diangkat, perhatikan adonan yang menempel di sana. Jika tidak ada alias bersih, berarti kue sudah cukup matang. Yang perlu kamu perhatikan, lakukan tes tusuk ini dengan cepat, ya. Pasalnya, membuka pintu oven terlalu lama malah membuat kue tak mengembang.

8. Ulen Kalis

Uleni adonan selama 5-7 menit. (Foto: pixabay/dreamypixel)

Satu lagi istilah yang akan sering ditemui si penyuka roti. Ulen adalah sebuah tahap saat adonan roti akan digiling dengan tangan hingga bentuknya utuh dan bertekstur halus. Proses ulen dibilang berhasil jika adonan sudah benar-benar 'kalis'.

Ciri adonan kalis ialah tidak akan terasa lengket di tangan, terasa empuk dan kenyal ketika dicubit atau dipukul, dan akan melar seperti karet ketika ditarik dari dua sisi. Proses menguleni hingga kalis bisa berlangsung 5-7 menit, tergantung kualitas adonan.

Sudah tahu kan sekarang istilah paling dasar dalam ilmu baking. Ayo praktikkan. Membuat kue bisa jadi amat mengasyikkan loh.(dwi)

Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan