PAMER di media sosial sudah jadi hal biasa di masa kini. Semakin mudah mengidentifikasi orang-orang yang dengan sengaja memamerkan kehidupannya untuk memberi sinyal kekayaan atau yang saat ini sedang populer dengan sebutan flexing.
Ternyata nih, ada banyak hal tentang flexing yang menarik untuk diungkap, seperti kenapa orang suka flexing? Meski memamerkan kekayaan, pelaku flexing ternyata tak serta-merta mendapatkan lebih banyak rasa hormat atau menarik teman-teman baru.
BACA JUGA:
Flexing Versus Humblebragging, Dua Cara Unjuk Gigi Serupa Tapi Tak Sama
Apa sih flexing?

Flexing adalah dengan sengaja menunjukkan apa yang dimiliki kepada orang lain untuk meningkatkan ego. Pamer paling sering dilakukan dengan menunjukkan konsumsi mencolok, yaitu membelanjakan uang untuk barang dan jasa mewah seperti pakaian, perawatan tubuh, gaya hidup, mobil, dan rumah.
Tidak semua orang yang senang membeli barang mewah artinya sedang pamer. Seseorang disebut sebagai flexing jika sengaja memamerkan kehidupannya untuk menunjukkan status atau kekuatan ekonomi.
Kenapa bisa dilakukan?
Ada 3 hal yang yang bikin seseorang flexing di media sosial, yaitu:
•Ingin menjadi pusat perhatian
Beberapa orang mencoba mencari perhatian dengan menyombongkan pencapaian, ketenaran, bakat, dan uang yang dimiliki.
•Menunjukkan dirinya yang terbaik
Demi terlihat keren, beberapa orang akan membawa barang-barang mahal seperti kendaraan, gawai, dan pakaian. Harapannya, pelaku akan dilhat dengan lingkungan sekitarnya.
BACA JUGA:
Hindari Flexing Demi Orang Lain, Berdamailah Sama Realita Hidupmu
•Ingin mendapatkan rasa hormat
Pelaku flexing percaya bahwa memamerkan kelebihannya mampu membuatnya mendapatkan rasa hormat yang lebih daripada orang lain.
Kebiasaan flexing dan menggaet teman

Menurut penelitian dalam jurnal Social Psychological and Personality Science, 66 persen orang cenderung memilih mobil mewah jika dibandingkan dengan mobil biasa. Sayangnya, kebanyakan orang lebih suka berteman dengan orang yang membawa kendaraan biasa daripada kendaraan mahal. Dengan demikian, jika kamu berpikir bahwa menunjukkan tingginya status sosial akan meningkatkan minat pertemanan, tentu anggapan itu salah besar.
Sebaliknya, orang kurang tertarik untuk berteman dengan orang yang berusaha menunjukkan status sosialnya nan tinggi. Dalam istilah psikologi, efek ini disebut sebagai perbedaan perspektif dalam status sosial. Ketika memutuskan apa yang akan dikenakan, kamu ingin terlihat lebih baik daripada yang lain. Namun, psikolog Stephen Garcia dalam Psychology Today mengungkapkan lagak tersebut tidak membantumu menambah teman.(dkr)
BACA JUGA:
Psikolog: Orang yang Sering Flexing Cenderung Punya Masalah Self Esteem