Suhu Panas Pengaruhi Jangkauan Mobil Listrik
Jangkauan kendaraan listrik dipengaruhi suhu udara. (Unsplash/CHUTTERSNAP)
PADA musim panas, mobil listrik berpotensi mengalami penurunan jarak tempuh yang signifikan akibat penggunaan AC dan pemanasan baterai. Hal ini didasarkan pada sebuah laporan penelitian yang dilakukan oleh perusahaan teknologi Recurrent.
Perusahaan itu mengumpulkan data dari sembilan kendaraan listrik yang berbeda. Antara lain Bolt EV, Ford F-150 Lighting dan Mach-E, Hyundai Kona EV, Nissan Leaf, dan berbagai model Tesla, seperti diungkapkan Motor1, Senin (17/7).
Berdasarkan data tersebut, Recurrent menemukan estimasi kehilangan jangkauan pada suhu udara yang berbeda. Pada suhu 23,9 derajat Celcius, tidak ada kehilangan jangkauan yang signifikan. Pada suhu 26,7 derajat Celcius, kehilangan jangkauan sebesar 2,8%.
Baca Juga:
Riset: Minat Penelusuran Merek Kendaraan Listrik Meningkat 300 Persen
Kemudian, pada suhu 29,4 derajat Celcius, kehilangan jangkauan meningkat menjadi 3,5%. Pada suhu 32,2 derajat Celcius kehilangan jangkauan mencapai 5% Sementara pada suhu 35 derajat Celcius kehilangan jangkauan naik menjadi 15%. Bahkan, pada suhu 37,8 derajat Celcius, kehilangan jangkauan bisa mencapai 31%.
Menariknya, selama suhu tidak terlalu panas, persentase penurunan jangkauan tidak akan mencapai dua digit. Bahkan pada suhu 33,3 derajat Celcius, penurunan jangkauan hanya sebesar 8,8%.
Penyebab di balik ini adalah perbedaan suhu lingkungan dan suhu kabin. Ketika suhu di luar mencapai 35 derajat Celcius, unit AC akan menjaga suhu interior menjadi sekitar 21 derajat Celcius.
Pada hari-hari yang dingin, misalnya suhu 15 derajat, unit AC akan menjaga suhu kabin sekitar 12 derajat Celcius lebih hangat. Dengan kata lain, perbedaan suhu akan dua kali lebih signifikan pada hari-hari yang dingin.
Baca Juga:
Masyarakat Lebih Minati Kendaraan Listrik Murah
Meski penggunaan AC menghabiskan energi, ada cara cerdas untuk menggunakannya. Salah satunya ialah dengan menyalakan AC untuk mendinginkan kabin saat hendak menggunakan mobil sembari mengisi dayanya. Ini cukup efektif karena AC memakan energi yang cukup besar.
Terutama saat melakukan perjalanan jauh, memanfaatkan pengisi daya untuk mendinginkan kabin akan sangat efisien dalam menjaga jangkauan baterai, ketimbang menggunakan cadangan energi langsung dari baterai.
Dengan menjaga suhu kabin tetap sejuk, unit AC tidak akan menghabiskan banyak energi untuk menjaganya pada suhu 21 derajat Celcius. Secara keseluruhan, laporan ini menyiratkan bahwa pengemudi tidak perlu merasa seperti berada di sauna saat berkendara untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (waf)
Baca Juga:
Kendaraan Listrik Mulai Menjamur, Forum G20 Didorong Bahas Sampah Baterai
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Buka Dealer Baru di Puri Indah, BAIC Bagi-bagi Hadiah hingga Layanan Servis Gratis!
BAIC Tancap Gas Lagi, Buka Dealer Baru di Puri Indah dengan Segudang Fasilitas Modern
Vivo X300 Ultra Jadi HP Pertama yang Pakai Kamera Ganda 200MP, ini Spesifikasi Lengkapnya
Gesrek Festival 2025, Kolaborasi Musik Multi-Genre dan Komunitas Motor Besar
GSrek Indonesia Gelar The Grand Tour 2, Touring sambil Mengabdi untuk Negeri
Bocoran OPPO Reno 15 Pro: Dibekali Baterai 6.300mAh dan Kamera 200MP
OPPO Reno 15 Muncul di Geekbench, Spesifikasinya Kini Mulai Terungkap!
Siap Rilis di Indonesia, OPPO Find X9 Series Jadi HP Flagship Pertama yang Bawa Dimensity 9500 dan Baterai Terbesar di Kelasnya!
Redmi Siap Rilis HP dengan Baterai 9.000mAh, Pakai Chipset Dimensity 8500
Era Baru Fotografi Mobile: OPPO Find X9 Series Andalkan AI Relight dan Kamera Hasselblad