Suharyadi, Petenis Peraih Emas yang Terlupakan

Bahaudin MarcopoloBahaudin Marcopolo - Senin, 28 September 2015
Suharyadi, Petenis Peraih Emas yang Terlupakan
Suharyadi, Mantan atlet tenis nasional (Foto/Screenshoot Youtube)

MerahPutih, Raket - Nama Suharyadi sudah tak asing lagi dalam dunia olahraga tenis di Tanah Air. Namanya pernah melambung di kancah tenis regional, nasional dan internasional bersama torehan prestasi yang diukirnya.

Atlet kelahiran 14 Februari 1965 ini tercatat tiga kali mewakili Merah Putih di pesta olahraga akbar, Olimpiade Los Angeles, AS 1984, Seoul, Korea Selatan 1988, dan Barcelona, Spanyol 1992.

Suharyadi pernah menyumbangkan medali emas pada SEA Games XIV/1987 di Jakarta di nomor ganda putra berpasangan dengan Wailan Walalangi. Medali emas berikutnya diraih pada Asian Games 1990 di Beijing, China di nomor ganda campuran berpasangan dengan Yayuk Basuki, yang kemudian dipersunting menjadi istrinya. Keduanya menikah pada 31 Januari 1994 di Yogyakarta.

Setelah memutuskan gantung raket, Suharyadi fokus pada pembinaan atlet tenis muda dengan menjadi pelatih. Dalam sebuah wawancara khusus dengan N3 Channel yang diunggah ke laman Youtube, Suharyadi menceritakan pengalaman hidupnya dalam video berdurasi 8 menit 29 detik.

Awalnya ia mengaku ingin bekerja sebagai pegawai kantoran, namun keadaan tidak memungkinkan lantaran ia hanya mengenyam pendidikan hingga sekolah menengah atas (SMA). Ia mengaku sempat mengenyak pendidikan di bangku kuliah, namun sayang ia hanya kuliah satu semester.

Kesibukan dirinya sebagai atlet tenis membuat dirinya kehabisan waktu untuk mengenyam pendidikan formal di bangku sekolah. Setiap hari ia harus berlatih dan berlatih. Suharyadi juga menempa dirinya dengan mengikuti berbagai macam perlombaan, mulai dari tingkat daerah, provinsi, nasional hingga internasional.

"Setiap hari saya selalu berlatih dan bertanding karena kompetisi yang padat," katanya.

Keterbatasan fasilitas dan finansial bukan alasan bagi dirinya untuk terus berlatih. Dengan bekal latihan intensif dan kerja keras ia berhasil tampil dan menjuarai beberapa kejuaraan tenis.

Menurutnya seiring berjalannya waktu olahraga tenis setiap hari terus berkembang. Ia membandingkan perkembangan olahraga tenis pada tahun 1980-an dengan sekarang. Pada kurun 1980-an olahraga tenis belum berkembang dengan pesat. Peminatnya boleh dibilang olahraga tersebut juga masih terbatas. Pada periode tersebut pertandingan-pertandingan juga belum banyak seperti saat ini. Meskipun demikian Herry bersama dengan rekannya mampu mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.

"Kalau sekarang kan tenis sudah berkembang pesat. Hampir setiap negara memiliki pemain-pemain yang bagus. Sekarang juga lebih padat dan berat. Hampir setiap hari selalu ada pertandingan," sambung Suharyadi yang juga akrab disapa Herry ini.

Masih kata Suharyadi, bukan perkara mudah untuk bisa membawa olahraga tenis tampil di kancah internasional. Ada banyak hal yang harus dibenahi, dan pembenahan tersebut sifatnya komprehensif. Hal pertama yang harus dibenahi adalah organisasi Pengurus Besar Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PB Pelti). Sebagai induk organisasi PB Pelti harus memberikan perhatian penuh dalam perkembangan olahraga tenis di Tanah Air.

Perhatian tersebut misalnya dalam bidang pembibitan atlet. Menurutnya pembinaan atlet harus dilakukan sejak dini. Para atlet junior harus ikut latihan dan pertandingan secara teratur. Pertandingan-pertandingan yang harus diikuti mulai dari tingkat daerah kemudian nasional hingga internasional sehingga atlet bisa berkembang menjadi pemain profesional.

"Dan hal tersebut harus dilakukan secara kontinyu. Kita tidak bisa latihan saja tapi juga harus bertanding. Sebab dengan bertanding kita akan tahu kualitas atlet. Atlet yang sudah bertanding akan memiliki mental dan kualitas berbeda," ungkap Suharyadi.

Problem lain dalam olahraga tenis adalah soal finansial. Baik PB Pelti maupun pemerintah, menurut Suharyadi, harus memiliki komitmen penuh untuk mendukung pembiayaan atlet mengikuti berbagai turnamen, baik nasional, regional, maupun internasional. Latihan dan pertandingan keduanya sama-sama membutuhkan biaya. Perpaduan antara talenta atlet dan dukungan pemerintah dalam masalah pendanaan akan bisa membuat olahraga tenis di Indonesia semakin tumbuh dan berkembang.

"Nah, soal dana ini penting sekali apalagi di tenis sistemnya memakai peringkat," tandasnya.  (Bhd/Luh

BACA JUGA:  

  1. Lepas Ronaldo atau Bale? Madrid Bidik Hazard 
  2. Inter Dibantai Fiorentina, Ini Hasil Liga Italia Pekan ke-6 
  3. Platini Teribat Skandal Korupsi Blatter? 
  4. Lorenzo Sindir Rossi Saat Selebrasi di GP Aragon

 

#Atlet Tenis #Suharyadi
Bagikan
Bagikan