MerahPutih.com - Data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi rumah tangga berkontribusi sebesar 62,04 persen terhadap perekonomian Jakarta. Pada 2021 penyumbang garis kemiskinan terbesar berasal dari makanan yang mencapai 68,65 persen.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun, berikan subsidi pangan sebesar Rp 1 triliun setiap tahun kepada masyarakat tertentu. Langkah ini, salah satu cara DKI dinilai berhasil mengendalikan inflasi.
Baca Juga:
Warga Hadapi Lonjakan Harga dan Permintaan Bahan Pokok
Asisten Perekonomian dan Keuangan DKI Jakarta Sri Haryati mengatakan, berdasarkan data Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI, peran Jakarta dalam menjaga inflasi nasional terbilang besar, yakni dengan bobot mencapai 27,33 persen.
Ia memaparkan, intervensi dalam pengendalian inflasi dan memenuhi kebutuhan rumah tangga perlu dilakukan. Salah satunya melalui subsidi bagi kelompok masyarakat tertentu.
Sri menjelaskan, kucuran anggaran bantuan subsidi pangan sebesar Rp1 triliun itu diberikan kepada kelompok tertentu di antaranya buruh sebanyak 49.234 orang, guru honorer sebanyak 33.659 orang.
Kemudian kader PKK sebanyak 15.215 orang, warga lanjut usia sebanyak 107.573 orang, pegawai lepas harian (PLH)/Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) 51.436 orang, Kartu Jakarta Pintar (KJP) sebanyak 816.690 orang.
Selanjutnya, warga disabilitas mencapai 14.459 orang, penghuni rumah susun mencapai 31.000 orang dan Kartu Anak Jakarta (KAJ) sebanyak 10.993 orang.
Adapun besaran subsidi per orang mencapai Rp 126 ribu per bulan dari enam komoditas pangan yang sudah didiskon Pemprov DKI Jakarta seperti daging sapi, daging ayam, beras, telur ayam, ikan kembung dan susu.

Harga daging sapi, misalnya, dijual Rp 35 ribu per kilogram (kg) atau disubsidi sebesar Rp 95 ribu dari harga pasaran mencapai Rp 130 ribu. Daging ayam per kilogram mencapai Rp 8.000 dengan subsidi sebesar Rp 30 ribu dari harga pasaran Rp 38 ribu. Selain itu, ada beras per lima kilogram mencapai Rp30 ribu atau disubsidi Rp 33.500 dari harga pasaran Rp 63.500.
"Kalau masyarakat setiap bulan memanfaatkan semua produk, mereka cukup bayar Rp 126 ribu tapi mereka bisa membeli produk seharga Rp 394.500 karena sisanya disubsidi Pemprov DKI," katanya.
Berdasarkan data BPS, inflasi di Jakarta pada Januari 2022 tergolong rendah, yakni mencapai 0,46 persen. Sedangkan selama 2021, realisasi inflasi di Jakarta juga terkendali mencapai 1,53 persen
Sementara itu, tahun 2021, perekonomian Jakarta tumbuh ekspansif sebesar 3,56 persen setelah tahun sebelumnya terkontraksi 2,39 persen. (Asp)
Baca Juga:
Gejolak Harga Minyak Mentah Hantui Dunia