SEMAKIN cepat mobilnya, semakin kecil 'tongkat' persnelingnya. Itu kesimpulan yang disampaikan oleh studi psikologi terbaru dari University College London (UCL). Psikolog dari universitas itu mengungkapkan bahwa, pria dengan 'senjata' lebih kecil dari rata-rata lebih cenderung ingin memiliki mobil sport berperforma tinggi.
Seperti diungkapkan laman New York Post, psikolog dari UCL menipu pria berusia 18-74 tahun untuk percaya bahwa mereka tidak sebanding dengan pria lain. Kemudian meminta mereka untuk menilai keinginan mereka akan barang-barang mewah, seperti mobil mencolok.
Baca Juga:
Transplantasi Penis Pertama di Dunia Sukses

Penelitian tersebut diterbitkan bulan lalu, dan dalam penelitian yang dilakukan terhadap 200 pria. Responden dibagi dalam kelompok-kelompok tertentu. Satu kelompok peserta diberi tahu bahwa rata-rata ukuran penis di seluruh dunia adalah tujuh inci atau sekitar 17,7 cm. Sementara, kelompok lain diberi tahu ukurannya 3 inci, padahal rata-rata sebenarnya kira-kira 5,5 inci.
Para psikolog kemudian menemukan, bahwa pria yang percaya kejantanan mereka tidak sebanding dengan rata-rata pria lain di dunia, justru punya 'perangkat' yang lebih kecil. Mungkin, mereka merasa mobil mewah nan kencang bisa menutupi kekurangan pada kejantanan mereka.
"Mungkin ada sesuatu yang spesifik yang menghubungkan mobil dan penis dalam jiwa laki-laki. Itu akan menjelaskan keberadaan kiasan mobil dalam lelucon sehari-hari, iklan, dan wacana akademis," ungkap studi tersebut.
Nafsu untuk mobil sport juga terkait dengan usia, dengan pria di atas 29 tahun menunjukkan keinginan yang lebih kuat untuk mobil-mobil kelas atas, kata para peneliti.
"Kami menemukan bahwa laki-laki, dan khususnya laki-laki di atas 30 tahun, menilai mobil sport lebih diinginkan ketika mereka dibuat merasa bahwa mereka memiliki penis kecil," jelas para ilmuwan.
Baca Juga:
Universitas London Mampu Buat Penis Buatan

Para peneliti berteori bahwa keinginan untuk memiliki tumpangan yang mahal terkait dengan harga diri yang lebih rendah.
"Berdasarkan hipotesis ini, merasa bahwa seseorang memiliki penis kecil adalah salah satu jenis harga diri yang rendah, dan membeli mobil sport hanya akan menjadi salah satu jenis pembelian yang dapat memperbaikinya," tulis penelitian tersebut.
Selama studi rata-rata batas, peneliti juga memanipulasi harga diri peserta dengan cara lain, yakni dengan menyesatkan mereka dengan statistik palsu tentang keuangan dan kesehatan pribadi mereka dibandingkan dengan pria lain.
"Hubungan antara mengendarai mobil sport cepat dan memiliki penis kecil adalah kiasan budaya yang tersebar luas, yang dibahas oleh akademisi dari analis Freudian hingga ahli teori evolusi. Untuk pertama kalinya, kami menunjukkan bahwa itu didasarkan pada kebenaran psikologis," para peneliti menyimpulkan. (waf)
Baca juga:
Taliban Bikin Mobil Sport dari Barang Bekas