SEMAKIN panas. Suhu atau temperatur bumi akan semakin memanas hingga umat manusia, terutama yang rentan terhadap suhu tinggi di seluruh dunia, akan segera terdesak keluar dari planet.
Dalam sebuah studi baru yang diterbitkanoleh jurnal Nature Sustainability, para peneliti menemukan bahwa sekitar 2 miliar orang akan menghadapi risiko panas ekstrem pada awal abad mendatang, seperti diungkapkan Gizmodo, Rabu (24/5).
Studi tersebut mengamati wilayah dunia yang saat ini layak huni bagi orang-orang yang mungkin tidak cocok dengan temperatur tinggi bumi dalam beberapa dekade. Area ini dijelaskan dalam penelitian sebagai 'ceruk iklim' atau wilayah dengan suhu rata-rata 13 derajat Celcius.
Secara historis, pertumbuhan ekonomi, pertanian, dan peternakan cenderung stabil di wilayah dunia yang berada di dalam atau dekat ceruk tersebut. Tapi, karena suhu naik terlalu tinggi di atas itu, stabilitasnya menurun.
Baca juga:
Abu Vulkanis Mendinginkan Suhu Bumi

Saat ini, sekitar 9% dari dunia, yang berjumlah sekitar 600 juta orang, telah terdesak keluar dari ceruk itu karena perubahan iklim, demikian temuan studi tersebut. Kebijakan iklim saat ini akan menghasilkan pemanasan 2,7 derajat Celcius dalam 80 tahun ke depan.
Sebanyak 22%, atau sekitar 2 miliar orang, akan berada di daerah yang mengalami panas yang tidak aman, tulis para peneliti. Kenaikan pemanasan hingga 1,5 derajat Celcius akan secara signifikan mengurangi populasi yang terpapar suhu nan mengkhawatirkan tersebut.
“Biaya pemanasan global sering dinyatakan dalam istilah finansial, tetapi penelitian kami menyoroti manusia sebagai biaya yang tinggi karena gagal mengatasi keadaan darurat iklim,” kata Tim Lenton, direktur Institut Sistem Global di University of Exeter.
Baca juga:
Suhu Bumi Makin Panas, Kekeringan Ancam Indonesia

Negara-negara yang paling terkena dampak kenaikan suhu akan berada di daerah tropis, yang merupakan tempat tinggal 40% populasi dunia. Negara-negara dengan populasi tinggi dan iklim yang sudah panas, seperti India dan Nigeria, akan mengalami kesulitan terbesar, kata studi tersebut.
Jika suhu mencapai rata-rata 29 derajat Celcius (84,2 Fahrenheit), itu akan menimbulkan beberapa tantangan kesehatan masyarakat. Penyakit menular dapat menyebar dengan cepat, kesehatan ibu akan menurun, dan hasil panen di daerah yang terdampak akan menurun.
Para peneliti menekankan bahwa para pemimpin dunia harus bekerja keras agar dapat mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan untuk menghindari peningkatan pemanasan suhu global yang bisa mencapai 2,7 derajat. (waf)
Baca juga:
Berapakah Suhu Bumi di Zaman Es?