Relationship

Stres Membuat Pasangan jadi Tampak Lebih Menyebalkan

Dwi AstariniDwi Astarini - Minggu, 02 Oktober 2022
Stres Membuat Pasangan jadi Tampak Lebih Menyebalkan
Mereka secara umum menganggap pasangan menyebabkan lebih banyak hal negatif. (Foto: freepik/wayhomestudio)

KETIKA merasa stres, orang lebih cenderung fokus pada perilaku negatif pasangan daripada perilaku positifnya. Demikian terungkap dalam sebuah studi baru yang diterbitkan di Social Psychological and Personality Science.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa keadaan kehidupan yang penuh tekanan dapat memengaruhi bagaimana pasangan berinteraksi dan memengaruhi perilaku individu mereka.

Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa stres juga dapat memengaruhi apa yang pertama kali diperhatikan orang, seperti pasangan mereka yang menjengkelkan, tidak sabar, atau penuh kritik.

BACA JUGA:

Tips Biar Enggak Bosan dengan Pasangan

"Kami menemukan bahwa individu yang melaporkan mengalami peristiwa kehidupan yang lebih menegangkan di luar hubungan mereka, seperti masalah di tempat kerja, cenderung memperhatikan jika pasangan mereka berperilaku tidak pengertian," kata rekanan profesor pengembangan manusia dan ilmu keluarga Lisa Neff, PhD di University of Texas, Austin, AS yang merupakan penulis studi utama.

relationship
Satu hari stres tampaknya tidak menyebabkan seseorang fokus pada perilaku negatif pasangan. (Foto: freepik/tirachardz)

Neff dan rekan melakukan studi harian dengan 79 pasangan pengantin baru heteroseksual untuk memahami apa yang mereka alami. Pasangan menyelesaikan survei singkat setiap malam selama 10 hari, dengan mereka mendokumentasikan perilaku mereka sendiri dan pasangan mereka. Sebelum penelitian, mereka juga menyelesaikan kuesioner tentang peristiwa stres dalam hidup mereka.

Tim peneliti menemukan orang yang baru-baru ini mengalami peristiwa kehidupan yang lebih penuh tekanan secara khusus menyesuaikan diri dengan perubahan sehari-hari dalam perilaku negatif pasangan, bukan perilaku positifnya.

Mereka juga secara umum menganggap pasangan menyebabkan lebih banyak hal negatif selama 10 hari jika dibandingkan dengan mereka yang memiliki lebih sedikit peristiwa stres.

"Mempelajari pengantin baru menyoroti pentingnya hasil studi tersebut," kata Neff. Karena, menurutnya, pasangan biasanya lebih cenderung fokus pada perilaku positif dan mengabaikan perilaku negatif selama periode 'bulan madu' pernikahan mereka.

BACA JUGA:

Anjing dapat Mendeteksi Stres dari Bau Napas Pemiliknya

"Di satu sisi, untuk memeriksa apakah efek berbahaya dari stres mungkin lebih kuat di antara pasangan yang tidak lagi dalam fase pernikahan baru. Namun, fakta bahwa kami menemukan efek ini dalam sampel pengantin baru menunjukkan betapa berdampaknya efek stres," katanya seperti dikabarkan WebMD, Selasa (27/9).

Salah satu hal yang penting yang ditemukan dalam penelitian, satu hari stres tampaknya tidak menyebabkan seseorang untuk fokus pada perilaku negatif pasangan. Sebaliknya, akumulasi lebih lama dari keadaan hidup yang penuh tekanan sering menyebabkan pergeseran fokus.

relationship

Dengan kondisi memburuk akibat pandemi, dampak stres dapat merusak hubungan dengan pasangan. (Foto: freepik/Lifestylememory)

"Bagi banyak orang, beberapa tahun terakhir sulit, dan tekanan pandemi terus berlanjut. Jika stres memfokuskan perhatian individu terhadap perilaku pasangan mereka yang lebih tidak pengertian, ini kemungkinan akan merusak hubungan,” Neff menjelaskan.

Penelitian lebih lanjut, menurutnya, dapat menyelidiki apakah mungkin bagi pasangan untuk memperbaiki perilaku ini jika mereka menyadari efek stres dalam kehidupan mereka.(aru)

BACA JUGA:

Don't Worry be Happy

#Relationship
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan