DINI hari di Bulan Ramadan sekitar pukul 01.00 WIB, kontak stater motor mulai dinyalakan dan deruan knalpot racing terdengar bersahutan. Kala itu sekelompok anak muda penggila otomotif khususnya kendaraan roda dua pergi mencari 'angin' seraya menunggu waktu sahur.
Mereka biasanya pergi saat akhir pekan atau malam minggu menyambangi spot-spot balap liar nan selalu ramai dengan anak-anak motor. Sesampai di lokasi, terlihat jajaran motor dengan style street racing dari berbagai jenis dengan spesifikasi 'ghoib' alias tidak terdeteksi. Dari mulai motor 4 tak, matic, 2 tak, hingga moge.
Baca Juga:
Bamsoet Hingga Ridwan Kamil Apresiasi Motor Listrik Custom di IIMS 2022
Selain pemandangan motor-motor modifikasi, para gadis muda mengenakan heels, makeup tebal, dan rambut pirang pun tak luput dari pandangan.
Jika sekadar hadir menonton tak uang tiket alias gratis. Cukup bermodal bensin untuk datang ke arena. Kalau perut lapar pun tak perlu khawatir sebab sudah menunggu abang 'starling' menyediakan pelbagai sajian minuman dan penjual tahu bulat. Harganya tentu saja ramah kantong.

Arena balap liar menjadi tempat adu gengsi nama bengkel. Jika bisa menang di arena balap liar, maka nama bengkel pembuat motor menjadi kencang tersebut ikut mencuat. Alhasil, para bengkel tak pernah setengah-setengah menggarap motor untuk balapan.
Tidak hanya dibutuhkan motor kencang saja, kepiawaian joki dalam mengendarai motor dan mengenali lintasan pun sangat penting. Sebab, salah perhitungan sedikit saja nyawa jadi taruhannya.
Selain jadi ajang adu gengsi antarbengkel dan adu keahlian para joki, balap liar juga dijadikan ajang taruhan atau mencari cuan para penontonnya. Jumlah taruhannya pun tidak main-main, dari mulai puluhan ribu, ratusan ribu, puluhan juta, hingga ratusan juta rupiah. Namun ajang taruhan di arena balap liar tak selamanya berjalan mulus, karena kerap terjadi keributan setelah balapan selesai, bahkan bisa saja pihak kalah terkadang langsung kabur tak mau membayar.
Baca Juga:
Meski kerap berakhir dengan keributan, dan dibubarkan pihak berwajib, ajang taruhan di balap liar seakan tidak pernah padam. Jiwa muda menggelora mengalahkan ketakutan akan apa pun, meski mereka tahu kegiatan tersebut melanggar hukum terutama tentang lalu lintas. Selain itu, satu hal paling fatal dalam ajang balap liar tentu saja minimnya perhatian pada faktor keselamatan.
Jangankan para joki di lintasan, penonton pun kebanyakan datang tidak menggunakan helm, memakai 'ban cacing', tidak memakai plat nomor, tidak ada lampu, bahkan tidak membawa surat-surat berkendara. Belum lagi banyak sekali anak-anak di bawah umur hanya sekadar ikut-ikutan tanpa memikirkan risikonya.

Ajang balap liar akan semakin sering terjadi di bulan Ramadan. Biasanya, balap liar selama Ramadan digelar dua kali dalam sehari, seperti sore hari jelang berbuka puasa dan malam sampai dini hari jelang imsak. Namun, ajang balap liar tersebut sempat menghilang akibat pandemi.
Pandemi memang mengubah banyak kegiatan manusia. Pada awal pandemi, semua kegiatan dilakukan dari rumah masing-masing untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Jangakan balap liar bersifat ilegal, balap roda dua resmi pun tidak bisa diselenggarakan akibat pandemi.
Meski begitu, antusias anak muda terhadap balap liar ternyata tak sedikit. Demi mengantisipasi ajang balap liar kembali terulang mengingat situasi pandemi mulai melandai, Polda Metro Jaya memberi solusi jitu agar keinginan tersebu terwadahi dengan mengadakan street race.
Ajang tersebut dibuat agar tidak ada lagi aksi balap liar di jalan raya sekaligus mencari bakat-bakat pembalap muda diharapkan dapat berlaga di kompetisi resmi. Gelaran tersebut tentunya akan mengobati kerinduan akan balap liar di bulan Ramadan, dengan cara lebih positif di jalur balap resmi.
Rencananya, kompetisi street race akan digelar di BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, selama bulan Ramadan pada April 2022.
Kabarnya, pelaksaan street race akan digelar pada waktu ngabuburit. Hal itu bertujuan untuk mengisi waktu luang dengan kegiatan postitif seraya menunggu waktu berbuka puasa.
Street Race Polda Metro Jaya sebelumnya direncakan akan digelar pada pertengahan februari 2022 lalu. Tapi, karena lonjakan kasus COVID-19 akhirnya terpaksa ditunda. (Ryn)
Baca Juga: