STEPTEMBER

Yudi Anugrah NugrohoYudi Anugrah Nugroho - Selasa, 01 September 2020
STEPTEMBER
STEPTEMBER. (Ilustrasi: MP/Fikri)

MEME Skipping Steps/Stairs atau melintasi anak tangga mengajarkan perlunya effort gede bila ingin hasil instan.

Pertama, mungkin harus squad dan lunge saban hari selama setahun agar otot kaki semakin prima. Dengan begitu, tumpuan kaki menjadi ajek, otot achilles kokoh, sehingga kaki bisa bermanuver membuka langkah lebih luas untuk mencapai langsung anak tangga kelima.

Hanya saja, selama berlatih sepanjang tahun sebaiknya jangan naik tangga dulu. Sekadar mengingatkan, kamu bukan Bruce Lee atau Ip Man apalagi Dhalsim di Street Fighter. Sabar saja. Kalem.

Udah dibilang jangan, tetap ngeyel. Ya ngerti, maunya instan kan? Boleh aja sih. Mungkin cara kedua, siapkan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). Simpan baik-baik kontak rumah sakit terdekat, fisioterapi, atau sekalian ajak tukang urut kalau terjadi hal-hal tak diinginkan, semisal paling ringan terkilir atau paling parah kaki pindah ke kepala.

Kamu kan belum terlatih. Risiko cedera sangat mungkin terjadi. Persiapan harus dimaksimalkan. Kalau perlu, tiap akan naik tangga sudah siap ambulans di lobi. Ribet kan?

Ya jelas! Instan itu orientasi hasil. Di balik hal instan justru banyak proses. Lagian seinstan-instannya mi aja harus dimasak, ditambah telur, kornet, sosis, cabe rawit, sawi, lada bubuk, bahkan cabe kering kemasan dan kadang rumput laut kering biar tambah syedaaapp!

Enggak aneh sih ketika banyak orang ingin serba-instan kemudian tergagap-gagap saat menghadapi Kenormalan Baru (New Normal). Sadar atau tidak, pandemi COVID-19 memaksa semua orang menyesuaikan diri kembali melakoni hal baru atau seolah-olah baru, selangkah demi selangkah.

Misalnya, sebelum Corona, setiba di rumah sepulang kerja biasanya bisa langsung menuju meja makan atau kamar; tarik selimut terus tidur. Kini, sampai pagar rumah harus cuci tangan, taruh pakaian di bak cuci, mandi, lantas baru berkegiatan di rumah. Bila langkah tersebut tak dijalankan taruhannya kesehatan, lebih jauh nyawa sendiri atau orang tersayang.

Namun, step by step itu meski tampak sederhana dan mudah belum tentu lancar dilaksanakan tiap hari.

Keengganan beradaptasi dengan Kenormalan Baru kebanyakan dipicu rasa ingin kembali normal sesegera mungkin dan bisa tak ada akses informasi memadai.

Misinformasi tersebut bisa sangat fatal. Per-hari ini saja tercatat 100 dokter dan belum terhitung lagi tenaga medis gugur saat berjuang di garis terdepan penanganan pandemi.

Di bulan September, merahputih.com merasa perlu mengajak seluruh masyarakat untuk kembali menjalani proses awal, langkah demi angkah (step by step). Kebersamaan meniti hal-hal remeh-temeh seperti menaati protokol kesehatan memang jadi syarat mutlak kita bisa selamat menghadapi COVID-19.

STEPTEMBER dihadirkan sebagai intimasi selama sebulan penuh menyajikan artikel mengenai pengetahuan dasar dengan penjelasan runut setiap tahapan agar pembaca menjadi mudah mengerti setiap proses mendalami satu problematika, bisa juga hobi, komunitas, atau malah peluang usaha terkini.

Kebutuhan informasi dasar tersebut coba dipenuhi dengan sudut pandang penulisan nyeleneh, bahasa menggunakan idiom keseharian, mengambil contoh kasus tak biasa, agar pembaca mudah terkoneksi. Begitu related, semua aspek dan tahapan tersebut menjadi penting.

Jangan-jangan selama ini orientasi hasil selalu mengejar viral dan ingin menjadi pemuncak di segala hal dengan cara instan lantaran bingung harus mulai dari mana.

Begini, Ring. Pernah memimpin sebuah grup musik berbeda dengan memimpin jutaan orang dengan isi kepala lebih beragam. Cuma saran sih. Sebaiknya jangan malu klik lalu baca-baca artikel di merahputih.com. Mungkin lagi butuh kebetan gimana cara memulai dan apa saja langkah-langkah menjadi presiden di masa depan. Cemungudh, Ring! (*)

#September Steptember
Bagikan
Bagikan