MerahPutih.com - Pertamina telah menambah 14 Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) BBM Satu Harga di daerah terluar, terdepan, dan terpencil (3T) di Pulau Kalimantan sepanjang tahun 2020.
Keberadaan SPBU sangat berpengaruh pada perekonomian masyarakat karena mereka dapat mengalihkan kelebihan dana pembelian bahan bakar untuk kebutuhan lain. Sebelumnya harga BBM di daerah terpencil itu bisa mencapai Rp10.000 - Rp20.000 per liter.
"Yang lebih penting lagi dari SPBU ini adalah harga BBM yang dijual sama dengan harga SPBU di Balikpapan,” kata General Manager Marketing Operation Regional (GM MOR) 6 Kalimantan Pertamina Freddy Anwar dikutip Antara.
Baca Juga:
Pertamina Setor Rp181,5 Triliun ke Kas Negara
Di Kalimantan Utara SPBU 3T dibangun di Kabupaten Bulungan di Kecamatan Tanjung Palas Utara, Tanjung Palas Barat, Sekatak, di Kabupaten Malinau ada di Kecamatan Mentarang Hulu, dan di Kecamatan Sebuku yang masuk wilayah Kabupaten Nunukan. Dan untuk Kalimantan Timur ada di Kabupaten Mahakam Ulu yaitu SPBU Kompak di Kecamatan Long Pahangai yang jauhnya dua hari perjalanan dari Balikpapan.
Ia mengatakan, setelah selesai mendirikan 35 SPBU di daerah 3T sejak tahun 2017–2019, saat ini sudah 49 SPBU di daerah 3T yang telah diselesaikan oleh Pertamina MOR VI.
Satu SPBU terjauh adalah SPBU Kompak di Long Apari, lebih kurang 2 jam lagi dari Long Pahangai dengan menyusuri Sungai Mahakam.
"Tak lama setelah mendapat harga BBM sama dengan harga di Balikpapan, Long Apari mulai mencatat kemajuan-kemajuan yang berarti," ujanya.
Dengan adanya SPBU ini, misalnya, warga Kampung Tiong Bu’u sudah dapat sinyal telepon bisa 24 jam.
Sebelumnya, menara sinyal seluler hanya beroperasi siang hari dengan sumber daya dari genset berbahan bakar solar, di mana solar masih berharga Rp15.000 per liter.
Saat ini, solar seharga Rp5.150 per liter dan premium Rp6.450 per liter dalam Program BBM Satu Harga.
"Dengan harga solar menjadi Rp5.050 per liter, biaya operasional jadi lebih murah," katanya.

Sejak mendapat penugasan dari Pemerintah untuk membangun lembaga distribusi di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Terpencil), periode 2017 – 2019, sebanyak 160 titik telah diselesaikan Pertamina. Sepanjang tahun 2020, Pertamina telah membangun dan mengoperasikan BBM Satu Harga di 83 titik.
Sebanyak 83 titik tersebut tersebar di Aceh 1 titik, Riau & Kepulauan Riau 3 titik, Sumatera Utara 4 titik, Sumatera Selatan 3 titik, Lampung 3 titik, Bengkulu 1 titik, NTB 6 titik, NTT 7 titik, Kalimantan Barat 3 titik, Kalimantan Selatan 2 titik, Kalimantan Timur 1 titik, Kalimantan Utara 4 titik, Sulawesi Tengah 3 titik, Sulawesi Selatan 2 titik, Maluku & Maluku Utara 20 titik, Papua & Papua Barat 20 titik.
Paling tidak, sampai 2020 ini, PT Pertamina (Persero) telah menuntaskan target BBM Satu Harga di 243 titik. Hingga 2024 sesuai roadmap, Pertamina menargetkan pembangunan BBM Satu Harga mencapai 500 titik.
"Kami optimis pada periode 2021 – 2024 target pembangunan BBM Satu Harga sebanyak terus bertambah, sehingga masyarakat dapat menikmati harga BBM yang lebih terjangkau,” kata VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman. (Asp)
Baca Juga:
Punya Segudang Aib, Ahok Dinilai Tak Layak Bongkar Kebobrokan Pertamina