Sosiolog Minta Bali Waspadai Ancaman Gelombang Ketiga COVID-19

Zulfikar SyZulfikar Sy - Minggu, 12 September 2021
Sosiolog Minta Bali Waspadai Ancaman Gelombang Ketiga COVID-19
Keramba ikan nila di danau Batur, Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali (Antara/Adi Lazuardi)

MerahPutih.com - Bali sebaiknya tetap mewaspadai ancaman gelombang ketiga COVID-19. Hal itu setelah dibukanya mal 50 persen dan beberapa tempat wisata di Pulau Dewata.

"Dari fenomena revenge travel (peningkatan wisatawan) pascapembukaan mal dan beberapa tempat wisata yang patut diwaspadai dari fenomena ini adalah ancaman gelombang ketiga COVID-19," kata Sosiolog Universitas Udayana Bali Wahyu Budi Nugroho saat dikonfirmasi di Denpasar, Bali, Sabtu (11/9).

Ia mengatakan, ketika berada di tempat publik yang rentan terjadi kerumunan, maka tetap harus waspada terhadap munculnya gelombang ketiga COVID-19, apalagi adanya varian baru MU yang pertama kali muncul di Kolombia.

Baca Juga:

Jokowi Minta Masyarakat Siap Hidup Berdampingan dengan COVID-19

"Ketika dikaitkan dengan fenomena revenge travel, negara-negara yang awalnya mempopulerkan istilah revenge travel adalah mereka yang sudah memvaksin lebih dari 50 persen penduduknya. Bagaimana dengan kita di Indonesia? Nah, ini yang sebenarnya jadi perhatian banyak pihak," katanya, seperti dikutip Antara.

Untuk itu, kata dia semua pihak terutama pemerintah dan pelaku pariwisata harus sigap dan siap menghadapi situasi yang makin dinamis.

Ia menilai, masih diperlukan pembatasan kunjungan wisatawan dan sosialisasi untuk terus menerapkan protokol kesehatan dalam berwisata harus terus digaungkan.

"Boleh jadi, pembatasan wisatawan dengan cara mendaftar secara online terlebih dahulu, bisa juga dilakukan. Namun, hal ini agaknya terbatas atau baru bisa dilakukan pada objek-objek wisata yang dikelola secara profesional seperti mal, museum, kebun binatang, atau objek-objek wisata yang dikelola pemerintah," jelasnya.

Ilustrasi - Suasana tempat wisata Pantai Sindhu, Sanur, Denpasar, Bali. ANTARA/Ayu Khania Pranisitha.
Ilustrasi - Suasana tempat wisata Pantai Sindhu, Sanur, Denpasar, Bali. ANTARA/Ayu Khania Pranisitha


Untuk objek wisata lokal, kedisiplinan pelaku pariwisata lokal dan aparat masih diperlukan untuk memastikan ditaatinya protokol kesehatan oleh wisatawan, terutama dalam segi jumlah pengunjungnya.

Ia juga mengingatkan, sebagaimana wacana yang sempat muncul beberapa waktu lalu, yaitu ketaatan prokes sebagai salah satu daya tarik baru untuk pariwisata.

Baca Juga:

Seluruh Pihak Diminta Siapkan Transisi Pandemi ke Endemi, Jokowi: COVID-19 Tidak Mungkin akan Hilang

Sebelumnya, ahli virologi Universitas Udayana Bali Prof I Gusti Ngurah Kade Mahardika mengatakan bahwa penyebaran COVID-19 varian MU tidak secepat penyebaran varian Delta.

Ia mengungkapkan, belum ada bukti untuk mengetahui tingkat keparahan dari masing-masing varian virus tersebut. Namun, bagi masyarakat yang sudah vaksin memiliki kekebalan tubuh yang baik sehingga belum perlu untuk dikhawatirkan. (Knu)

Baca Juga:

Pasien Sembuh COVID-19 di RSD Wisma Atlet Tembus 125 Ribu orang

Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir
Bagikan