Sopir Angkot, Jagoan Negeri Aing Antarkan Penumpang Sebelum Kenal Aplikasi Ojek

Muchammad YaniMuchammad Yani - Jumat, 20 Agustus 2021
Sopir Angkot, Jagoan Negeri Aing Antarkan Penumpang Sebelum Kenal Aplikasi Ojek
Angkutan kota beroperasi di sudut-sudut jalan. (Foto: Unsplash/Adismara Putri Pradiri)

“Yok tiga lagi, tiga lagi, tiga lagi."

"Bang, kapan jalannya?"

"Sabar ya, nunggu tiga lagi.”

Begitulah isi percakapan sopir angkutan kota aka angkot mencari penumpang.

Sebenarnya, sang sopir bisa menginjak pedal gas, dan mobil pun melaju. Akan tetapi, bukan angkutan kota namanya, kalau tidak mendapat banyak penumpang. Karenanya, si sopir yang biasa dipanggil mas ataupun bang, pasti menunggu sampai kursi penumpang terisi penuh.

Sebelum kehadiran aplikasi antar jemput daring, seperti Gojek dan Grab, angkutan kota adalah transportasi andalan bagi anak-anak sekolah. Orang dewasa juga tak ketinggalan, naik angkot untuk pergi ke kantor atau pasar. Apalagi bagi yang tidak memiliki kendaraan pribadi.

Baca juga:

Sosok Jagoan Negeri Aing di Balik Aksi Sosial Berbagi

Menurut penelitian Pengelolaan Angkutan Kota Indonesia pada Desember 2019, ditemukan peran kendaraan jenis ini sebagai tumpuan. Kehadirannya menolong masyarakat mengakses transportasi umum, daripada keluar biaya untuk kendaraan pribadi.

Angkutan kota (angkot) adalah satu dari sekian transportasi umum, seperti MRT, bus, bajaj, taksi, pesawat, dan sebagainya. Dikenal pada 1943, angkot masuk organisasi Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia (DAMRI), pada tahun ketiga pasca peluncurannya.

Macet? Bukan masalah!

Angkutan kota menjadi sarana transportasi yang beraksi, mulai matahari terbit sampai terbenam. (Foto: IG/@angkotbogor
Angkutan kota menjadi sarana transportasi yang beraksi, mulai matahari terbit sampai terbenam. (Foto: IG/@angkotbogor

Angkutan kota menjadi sarana transportasi yang beraksi, mulai matahari terbit sampai terbenam, tak jarang sampai tengah malam. Oleh karena itu, jam operasional angkot berbeda dari transportasi lainnya.

Jam operasional yang tidak menentu ini bukan tanpa sebab. Selain tidak ada yang mengaturnya, tuntutan hidup menjadi alasan utama. Rata-rata individu yang menjalani profesi sopir angkot, harus membagi antara keuntungan selama ia "narik" dan setoran ke juragan angkot.

Meskipun begitu, kemampuan berkendara sopir angkot patut diacungi empat jempol. Bisa dibilang dia adalah raja jalanan. Buat yang sering naik angkot pasti tak akan aneh kalau angkot yang kamu naiki balapan dengan angkot lainnya.

Belum lagi jika menemui kemacetan. Kalau ada celah sedikit baik di trotoar maupun kana jalan, sopir angkot langsung sigap menyalip kendaraan di depannya. Tak heran, penumpang angkot merasakan tegangnya diajak roller coaster, versi di daratan.

Sopir angkot belum tentu punya angkot

Kehadirannya menolong masyarakat mengakses transportasi umum. (Foto: IG/@angkot_padang)
Kehadirannya menolong masyarakat mengakses transportasi umum. (Foto: IG/@angkot_padang)

Pernah enggak sih kamu berpikir, kenapa sopir getol banget nyari penumbang. Seakan mereka enggak akan rela kalau ada kursi penumpang yang kosong. Ia terlihat tak rela melihat ada kursi penumpang yang kosong, meskipun hanya satu. Apalagi kalau sedang di pangkalan atau terminal.

Seperti yang disebutkan, tuntutan hidup adalah alasan yang utama. Tidak semua sopir angkot itu punya angkot. Mereka rata-rata menyewa ke si pemilik kendaraan yang sudah mematok harga sewa per harinya. Jadi ketika penumpang lagi sepi, otomatis keuntungan yang didapat pun sedikit karena harus dipotong biasa sewa.

Baca juga:

Sosok Jagoan Negeri Aing di Balik Aksi Sosial Berbagi Nasi Gratis di Nusa Dua Bali

Alhasil, mencari penumpang sebanyak-banyaknya adalah salah satu cara agar biasa sewa terpenuhi dan dapur di rumah tetap ngebul. Terkadang, sopir akan berbagi biasa sewa dengan rekannya. Jadi jangan heran kalau di tengah perjalanan angkot berhenti untuk ganti sopir.

Nah, ketika proses pergantian sopir ini terjadi, biasanya sopir sebelumnya akan meminta bayaran kepada penumpang meskipun belum sampai tujuan. Tapi jangan khawatir karena saat kamu turun, kamu tak akan diminta bayaran lagi oleh sopir yang baru.

Cara mereka mencari penumpang

Mereka punya sedikit trik bagaimana mencari penumpang. (Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi)
Mereka punya sedikit trik bagaimana mencari penumpang. (Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi)

Kalau kamu jalan-jalan ke luar negeri dan naik kendaraan umum di sana, kamu diwajibkan naik dan turun di halte. Karena jika tidak, angkutan umum tersebut melanggar peraturan dan bisa saja kena tilang oleh polisi lalu lintas di negaranya.

Namun, itu tak berlaku bagi angkot di Indonesia. Mereka bisa suka-suka berhenti bahkan mangkal dimana saja. Tak jarang kelakuan angkot ini membuat kemacetan. Biasanya mereka akan mangkal di titik-titik yang kemungkinan banyak penumpang seperti depan sekolah, stasiun, perkantoran dan pasar.

Di tengah persaingan antar sopir angkot, kamu akan melihat trik sedikit licik dari mereka untuk memancing penumpang. Caranya mesin angkot dinyalakan dan digas tipis-tipis seakan mereka hendak jalan. Ketika ada penumpang naik, maka angkotpun mundur lagi ke tempat semula.

Rasa dongkol pasti menyelimuti hati kamu ketika sudah naik namun tak kunjung jalan. Apalagi kalau kamu naik karena mereka mulai membuat trik kecil. Mesin angkot dinyalakan dan digas tipis-tipis seakan mereka hendak jalan.

Baca juga:

Pengawal Ambulans Negeri Aing, 'Gas' Terus Selama Sirine Berbunyi

Cara lainnya ialah meminta tolong dicarikan penumpang. Biasanya ada orang-orang yang memang khusus melakukan hal itu. Mereka siap terjun langsung agar angkot terisi penuh. Setelah tugasnya selesai, sopir angkot akan memberikan imbalan berupa uang.

Hiruk pikuk sopir angkot ini membuktikan kalau mereka menemani perjalanan ke tempat tujuan, sebelum kehadiran ojek dan jemputan daring. Bahkan hingga kini angkot menjadi alternatif bagi kalian yang ingin berpergian.

Kita mengenal Si Benteng, angkot yang terfasilitasi pendingin udara. (Foto: IG/@sachrudin_srd
Kita mengenal Si Benteng, angkot yang terfasilitasi pendingin udara. (Foto: IG/@sachrudin_srd

Pandemi sudah merusak berbagai sektor, termasuk di sektor transportasi. Kini bukan hanya angkutan online saja, COVID-19 pun turut membuat banyak sopir angkot menyerah dan beralih ke profesi lain. Sementara yang bertahan harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Sopir wajib metunjukkan sertifikat vaksin pertama, pemeriksaan virus, dan cek imun. Melalui vaksin pertama, sopir mendapat energi tambahan pada kekebalan tubuh. Hasilnya, sopir tidak terinfeksi COVID-19 saat beroperasi, baik ada maupun tanpa penumpang.

Namun, ada satu masalah lain. Imbauan untuk jangan berkerumun sangat merugikan sopir angkutan kota. Hingga akhirnya semakin banyak penumpang yang beralih ke Grab, Gojek, dan layanan daring kendaraan lainnya.

Di sisi lain, beberapa pemerintah daerah sengaja memodernisasi angkutan kotanya. Seperti yang diungkapkan peneliti dari Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Politik Universitas Padjadjaran.

Contohnya Depok yang menerapkan aplikasi TRON pada angkutan kota, melahirkan 30 kendaraan TRON untuk warganya. Disusul kota Tangerang, dengan sebutan Si Benteng, angkot yang terfasilitasi pendingin udara.

Diakhir kata, meski bersaing dengan transportasi darling, angkot akan tetap di hati para penggunanya. Karena ada fungsi angkot yang tak bisa dilakukan oleh para pesaing darlingnya, yakni disewa untuk pergi ke suatu tempat, seperti lokasi pernikahan atau tempat wisata. Dengan menyewa angkot, maka jumlah orang yang terangkut lebih banyak dibandingkan menyewa taksi online.

Sopir angkutan kota layak menjadi Jagoan Negeri Aing, di bidang transportasi darat. (Bed)

Baca juga:

Tukang Sampah Jagoan Negeri Aing Bersihkan Lingkungan Meski Sering Dilupakan

#Agustus Jagoan Negeri Aing
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu
Bagikan