SONGKET merupakan salah satu jenis kain tradisional Indonesia. Kain ini ditenun dengan menggunakan benang emas atau benang perak dan dihasilkan dari daerah-daerah tertentu seperti Palembang, Minangkabau hingga Samarinda.
Menurut sejarah, keberadaan dari tradisi kain songket berawal muncul pada era Kerajaan Sriwijaya di Palembang pada abad ke-7 hingga abad ke-13. Hikayat rakyat Palembang yang juga dikisahkan secara turun-temurun mengatakan bahwa, kain songket berawal dari pedagang Cina yang membawa sutra dan pedagang India dan timur tengah membawa emas.
Baca Juga:

Kemudian, dibuatlah kain songket yang berlapis emas di tangan orang Palembang. Keberadaan tradisi kain songket di Indonesia juga kerap dikaitkan dengan kejayaan Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Palembang.
Kain Songket sendiri memiliki berbagai jenis variannya, ada Songket lepus, Songket tretes, Songket limar, Songket tawur, Songket Bungo, dan Songket rumpak. Dengan jenis dan motif yang beragam, kain songket memiliki harga jual yang bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Wajar saja apabila harganya bisa mencapai ratusan juta, proses pembuatan kain Songket terbilang cukup sulit dan memerlukan waktu yang cukup lama. Berdasarkan keterangan dari Leni (23), penenun asal Kayu Agung Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, waktu yang dibutuhkan untuk menenun satu songket biasanya paling cepat setengah bulan hingga 1,5 bulan, ucap dia kepada laman Antara Sumsel.
Pada proses pembuatan kain Songket, terbagi menjadi dua proses. Pertama ada Tahap Menenun Kain Dasar,Tahap menenun kain dasar biasa dilakukan untuk menghasilkan tenunan yang rata dan polos. Proses pembuatan tenunan ini secara singkat dapat digambarkan sebagai berikut.
- Langkah pertama, benang yang sudah dikani salah satu ujungnya direntangkan di atas meja sementara untuk ujung lainnya dimasukkan kedalam lubang suri (sisir).
- Pengisian benang ini diatur sedemikian rupa sehingga sekitar 25 buah lubang suri setiap lubangnya dapat memuat 4 helai benang, hal ini dimaksudkan untuk membuat pinggiran kain. Sedangkan lubang-lubang yang lain setiap lubangnya diisi dengan dua helai benang.
- Setelah benang dimasukkan ke dalam suri dan disusun sedemikian rupa (rata), maka barulah benang digulung dengan boom yang terbuat dari kayu. Pekerjaan ini dinamakan menyajin atau mensayin benang.
Baca Juga:

- Pasang dua buah gun atau alat pengangkat benang yang tempatnya dekat dengan sisir. Pekerjaan ini disebut sebagai “pemasangan gun penyenyit”.
- Sampai disini penenun bisa mulai menggerakkan dayan dalam posisi duduk dengan menginjak salah satu pedal untuk memisahkan benang. Dengan begitu benang yang digulung dapat dimasukkan dengan mudah, baik dari arah kiri ke kanan maupun sebaliknya secara bergantian.
- Benang yang berada pada posisi melintang ketika dirapatkan dengan dayan yang ber-suri akan membentuk tenunan yang rata dan polos.
Lalu, yang kedua adalah tahap Tahap Membuat Ragam Hias. Tahap ini dilakukan untuk mempercantik kain tenun yang masih polos dengan menggunakan benang emas atau sutra. Tahap ini dilakukan dengan memasang alat bernama gun pada bagian-bagian kain yang akan dihias agar benang emas atau sutra dapat disisipkan ke kain sesuai dengan contoh motif yang akan dibuat.
Benang emas tersebut kemudian dirapatkan satu demi satu sampai membentuk ragam hias yang diinginkan. Selain bergantung pada jenis tenunan yang dibuat dan ukurannya, lama tidaknya pembuatan kain songket juga bisa dipengaruhi oleh kehalusan dan kerumitan motif songketnya. Semakin halus dan rumit motif songketnya akan semakin lama pengerjaannya. (ahs)
Baca Juga: