MANAJEMEN perekonomian dan infrastruktur yang tidak memadai membuat sumber daya yang melimpah di Bumi tidak dapat dimanfaatkan dengan baik. Jika hal ini terus menerus terjadi, kelangkaan air dapat dirasakan dunia. Mengingat, saat ini sekitar 750 juta orang di seluruh dunia tidak memiliki akses ke air bersih.
Dalam situasi ini seluruh negara di dunia, secara khusus negara berkembang perlu menerapkan beberapa solusi yang mampu mengatasi atau mengurangi permasalahan ketersediaan air bersih. Berikut beberapa solusi berkelanjutan yang dikembangkan oleh Sustainability Development Goal (SDG) untuk mengatasi permasalahan tersebut, seperti yang dilansir Borgen Magazine.
Baca Juga:
Penyaringan Nanoteknologi, Inovasi yang Atasi Kekurangan Air Bersih
Desalinasi

Sekitar 99 persen air di bumi tidak dapat dikonsumsi, salah satunya air laut. Tingginya kadar garam yang terkandung pada air laut membuat air laut tidak dapat dikonsumsi. Baik itu oleh manusia, hewan, bahan tumbuhan. Hal ini membuat proses desalinasi air laut dinilai perlu dilakukan. Desalinasi air laut merupakan proses untuk menghilangkan kadar garam berlebih yang terkandung di dalamnya.
Proses desalinasi memang membutuhkan biaya yang relatif tinggi, namun hal ini dapat dijadikan solusi bagi negara-negara yang mengalami kekeringan. Pabrik desalinasi terbesar di dunia berada di Arab Saudi. Pabrik tersebut dapat menghasilkan 273 juta galon air minum per hari. Sedangkan di Israel, seperempat pasokan air milik negara dihasilkan melalui proses desalinasi.
Memanen kabut

Teknik harvesting fog atau memanen kabut bukan lagi menjadi hal baru dalam memperoleh ketersediaan air bersih. Hal ini telah diterapkan di Chili yang telah memiliki pagar kabut modern. Pagar kabut ini dapat menampung air yang dapat digunakan untuk kebutuhan pertanian ataupun manfaatkan untuk air minum.
Baca Juga:
Air pada udara tipis

Tak hanya embun, udara juga dapat dijadikan sebagai salah satu aspek yang mendorong terciptanya proses produksi air. Untuk mendorong terjadinya hal ini, diperlukan teknologi modern. Teknologi ini memungkinkan mengambil air yang berada di atmosfer, bahkan di daerah kering sekalipun dapat dipanen.
Salah satu negara yang telah menerapkan inovasi ini adalah Arab. Dimana terdapat turbin pembangit air di atmosfer yang memiliki kemampuan untuk memanen hingga 16 galon air tawar per jamnya. Teknologi ini juga diklaim mampu menyediakan tujuh galon air bersih setiap harinya. (cit)
Baca Juga: