MerahPutih.Com - Kota Solo, Jawa Tengah saat ini masih berstatus kejadian luar biasa (KLB) Covid-19. Status KLB tersebut berdampak pada lesunya bisnis perhotelan di Solo.
Bahkan, sejumlah hotel mulai melakukan efisiensi untuk bertahan hidup di tengah menganasnya wabah Covid-19. Efisiensi tersebut diantaranya dilakukan dengan merumahkan karyawan.
Baca Juga:
KLB Corona, Wali Kota Solo Batasi Jam Operasional Tempat Hiburan Malam dan Mall
Humas Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo, Sistho A Sreshtho, mengatakan wabah vurus corona memberikan pukulan telak bagi bisnis perhotelan di Solo dan sekitarnya.

Informasi terbaru ada satu sampai dua hotel bintang 4 dan 5 tutup. Sementara, Data okupansi hotel bulan Maret berada di angka 40 sampai 45 persen. Data tersebut sudah turun dari bulan lalu yang 68 sampai 70 persen.
"Kondisi seperti saat ini perhotelan di Solo dan sekitarnya lebih fokus bagaimana cara bertahan hidup agar tidak tutup," ujar Sistho, Selasa (24/3).
Sistho mengungungkapkan saat ini tidak berfikir soal profit dulu mengingat kondisi saat ini bisnis perhotelan sedang lesu akibat wabah virus corona. Kemudian untuk mengurangi biaya operasional yang sangat tinggi dilakukan dengan cara merumahkan karyawan, memberikan gaji tidak penuh, melepas tenaga harian, dan gunakan cuti tidak perbayar.
"Semua cara kita lakukan demi bisa bertahan hidup. Kami juga mengurangi beban penggunaan listrik yang tidak perlu," papar dia.
Baca Juga:
Presiden Hingga Anggota DPR Diminta Potong Gaji untuk Bantu Rakyat yang Terpapar COVID-19
PHRI Solo, kata dia, alan mengirimkan surat ke Pemkot Solo untuk meminta keringanan pajak. Pajak tersebut diantaranya pajak air tanah dan hiburan.
"Saya tidak bisa membayangkan kalau tanggap darurat diperpanjang sampai Mei. Bisa lebih banyak lagi hotel yang menderita," pungkasnya.(*)
Berita ini ditulis berdasarkan laporan Ismail, reporter dan kontributor merahputih.com untuk wilayah Jawa Tengah.
Baca Juga:
Pasien Corona Terus Bertambah, Wali Kota Solo Akan Tutup Bioskop dan Tempat Hiburan