MerahPutih.com - Unjuk rasa berujung ricuh di Bandung, Rabu (21/7/) kemarin, menjadi catatan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bandung. Bahwa pandemi COVID-19 berdampak lebih jauh pada munculnya konflik di tengah masyarakat.
Sekretaris Badan Kesbangpol Kota Bandung, Inci Dermaga mengatakan, proses unjuk rasa bisa tetap dilakukan selama dapat dijalankan dengan baik. Namun, ada sejumlah pihak (oknum) yang memancing suasana semakin memanas dan berlanjut pada konflik.
Baca Juga:
Kronologi Demo Tolak PPKM Ricuh di Bandung
"Kemarin sudah penggalangan dan pengawalan, tapi ternyata kemarin mereka (oknum) masuk ke driver online. Tapi para driver online ini sudah menolak karena sudah tahu dan paham sebelumnya," jelasnya, Kamis (22/7).
Seperti diberitakan, demonstrasi di Bandung dilakukan massa cukup besar dilakukan para pemuda dan ojek online yang menentang PPKM Darurat. Sejumlah orang diamankan kepolisian dalam unjuk rasa berakhir ricuh itu.
Inci tidak bisa memungkiri Badan Kesbangpol Kota Bandung sebagai pihak yang berperan dalam meredam konflik, cukup terkendala dengan minimnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada saat ini. Sehingga pihakanya terus menggandeng berbagai elemen.
"Kami berdasarkan surat keputusan wali kota mempunyai tim terpadu penanganan konflik sosial dan ada juga tim kewaspadaan dini daerah. Anggotanya terdiri dari unsur Pemerintah Kota Bandung termasuk intansi intelejen lainnya di TNI, Polri, Kejaksaan dan instansi lainnya," ujarnya.
Selain menggandeng instansi terkait, lanjut Inci, ajakan juga terus dilakukan untuk menghimpun lebih banyak elemen masyarakat. Menurutnya, masyarakat menjadi kekuatan utama untuk mengantisipasi segala potensi konflik, tanpa terkecuali di tengah pandemi Covid-19 ini.
"Kita juga manfaatkan secara maksimal forum interaksi strategis yang menjadi binaan Kesbangpol. Ada forum kewaspadaan dini masyarakat sampai tingkat kecamatan, forum kerukunan umat bergama dan forum pembauran kebangsan," ungkapnya.

Tak ketinggalan, Inci menyatakan peran aparat kewilayahan hingga ke level RT dan RW juga memiliki peran penting dalam mengantisipasi konflik. Sebisa mungkin, aparat kewilayahan mengantisipasi setiap persoalan yang muncul.
"Ketika permasalahan bisa diselesaikan di tingat bawah potensi konflik tidak akan mendesak sampai ke tingkat kota. Sehingga permasalahan bisa selesai dengan cepat," katanya.
Selain itu, ia berharap soliditas masyarakat bisa tetap dijaga untuk menghadapi pandemi COVID-19. Kekompakan masyarakat ini menjadi penguat agar upaya pemerintah dapat membuahkan hasil maksimal.
"Upaya pemerintah ini tidak akan berhasil tanpa kebersamaan. Sehingga diharapkan masyarakat paham dengan kondisi sekarang ini. Di masa pandemi membutuhkan kesadaran sosial untuk saling bantu," katanya. (Imanha/Jawa Barat)
Baca Juga:
Massa Pemuda Kepung Balai Kota Bandung Tuntut Tolak PPKM Darurat