Soal Amandemen Konstitusi, Politisi Golkar Singgung Kudeta di Guinea

Andika PratamaAndika Pratama - Selasa, 07 September 2021
Soal Amandemen Konstitusi, Politisi Golkar Singgung Kudeta di Guinea
Ketua Fraksi Partai Golkar MPR RI Idris Laena. ANTARA/Rosa Panggabean/Koz/nz/pri

MerahPutih.com - Kudeta militer yang terjadi di Guinea bisa menjadi contoh bagi Indonesia yang diisukan akan melakukan amandemen konstitusi dengan tujuan melanggengkan kekuasaan.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Fraksi Partai Golkar MPR RI Idris Laena menyatakan amendemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 diperlukan sebuah prasyarat dengan suasana kebangsaan yang kondusif.

Baca Juga

Fraksi Nasdem Tegaskan Usulan Amandemen UUD Bukan Dari Keinginan Rakyat

Menurut Idris, wacana amendemen sudah pernah muncul di tahun 2014, namun menuai pro dan kontra di tengah masyarakat.

"Situasinya kurang lebih sama persis dengan apa yang terjadi saat ini," kata Idris dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (6/9).

Idris menegaskan tantangan yang dihadapi dalam menyikapi wacana tersebut adalah menyatukan perbedaan pandangan di tengah masyarakat, baik dari partai politik, lembaga negara lainnya serta kelompok masyarakat itu sendiri.

Selain itu, Idris menilai sikap PDI Perjuangan melalui Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyatakan bahwa perpanjangan masa jabatan presiden tak sesuai amanat konstitusi adalah pandangan yang tepat.

"Kalau PDIP saja tidak sependapat, bagaimana kita bisa meyakinkan partai lain dan masyarakat," tegas Idris

amandemen konstitusi
Ketua Fraksi Partai Golkar MPR RI Idris Laena. Foto: mpr.go.id

Idris khawatir kalau perbedaan itu nantinya tidak terkendali dan lebih parahnya malah menimbulkan gejolak di tengah masyarakat. Menurut dia, tidak ada jaminan bahwa amendemen tersebut akan berhasil dengan mulus.

"Memang kita tidak mengenal istilah amendemen terbatas," ujarnya.

Sebagai mantan ketua tim kampanye daerah Jokowi-Maruf Amin, dia tidak ingin reputasi Presiden Jokowi tercoreng akibat ulah dari segelintir orang yang punya ambisi pribadi dengan mengorbankan nama baik Jokowi.

"Presiden Jokowi begitu hebat, dari wali kota naik menjadi gubernur dan akhirnya terpilih menjadi presiden dua periode, lalu hancur hanya karena bisikan dan ambisi segelintir orang," katanya.

Idris menilai kepemimpinan dua periode Presiden Jokowi sudah baik dan hasil kerjanya pun sudah terlihat dan dirasakan langsung oleh rakyat, seperti pembangunan infrastruktur yang mendatangkan inter-koneksi antardaerah, penanganan COVID 19 yang sukses dan menuai pujian dari negara tetangga.

Selain itu, Jokowi juga telah berhasil memperlihatkan kepada rakyat bahwa sikap berdemokrasi yang dewasa dengan merangkul dan bersatu membangun bangsa. (*)

Baca Juga

Ini Sikap Terbaru PDIP dan Gerindra Soal Amandemen UUD 1945

#Kudeta #Amandemen UUD #UUD 1945 #Amendemen UUD 1945
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Bagikan