INDUSTRI kreatif memiliki kebebasan tak terbatas. Saking bebasnya, tak ada moral compass di dalamnya, siapa juga yang berhak mencetuskan batasan-batasan kreativitas? Secara resmi tidak ada, tetapi setiap dari kita pengonsumsi karya dari industri kreativitas pastinya memiliki batasan masing-masing.
Contohnya saja gim Simulador de Escravidão atau yang jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris jadi Slavery Simulator. Gim ini berasal dari Brasil yang dikembangkan oleh Magnus Games dan resmi rilis di Google Play pada 20 April 2023.
Baca Juga:
Mengambil latar cerita di masa dahulu saat masih ada perbudakan, gim ini membolehkan kamu sebagai “master” untuk menjual dan membeli manusia sebagai budak. Lebih dark-nya lagi, terdapat fitur untuk menyiksa para budak tersebut.

Slavery Simulator bukanlah satu-satunya gim tabu yang ada di internet. Faktanya, banyak gim-gim terkenal juga menyisipkan hal tabu di dalamnya, tetapi tidak menuai kecaman sekeras gim yang satu ini.
Hal ini dikarenakan rasisme adalah permasalahan yang abadi di Brasil. Mengutip The Guardian, Brasil diketahui sebagai negara yang mengimpor orang Afrika untuk diperbudak di Amerika paling tinggi yaitu sebesar 4 juta jiwa. Selain itu, Brasil juga merupakan negara terakhir di dunia yang menghapus perbudakan pada 1888.
Baca Juga:
Maka dari itu, menjadi wajar jika gim ini tuai kecaman yang sangat serius. Orang-orang Brasil bereaksi ngeri terhadap berita bahwa permainan ponsel ini tersedia di internet dan bisa diunduh dengan bebas.
“Rasisme terang-terangan!! Itu sangat kejam. Google dan pengembang harus bertanggung jawab atas kejahatan kebencian dan rasisme ini,” cuit Renata Souza, seorang aktivis kulit hitam dan politikus dari Rio de Janeiro.

“Rasisme bukanlah hiburan, itu kejahatan!” cela Quilombo Periférico, mandat kolektif anggota dewan kota kulit hitam di São Paulo.
Meskipun demikian, gim ini sempat diunduh lebih dari 1000 orang, sebelum akhirnya dihapus pada Rabu (24/05), dan memiliki rating yang positif. Bahkan, ada seorang user yang menyarankan pengembang untuk menambah opsi penyiksaan agar lebih beragam.
Sekarang gim ini sudah benar-benar hilang dari Google Play, tetapi masih tersedia bagi mereka yang sudah mengunduh sebelum gim ini dihapuskan. Kongres Brasil akan menindak tegas orang-orang di balik pembuatan gim ini.
“Kementerian Kesetaraan Ras menegaskan kembali komitmennya untuk menghilangkan ketidaksetaraan rasial dan mempromosikan kebijakan yang mengekang penyebaran konten rasis secara online, di stadion sepak bola, dan di masyarakat secara keseluruhan,” kata pemerintah Brasil dalam pernyataan online. (kmp)
Baca Juga:
'Crash Bandicoot 4: It's About Time' Menuju Konsol Next-Gen dan PC pada 2021