Sistem Proporsional Terbuka Picu Politik Uang dan Korupsi Ilustrasi - Tukang becak melintas di dekat baliho sejumlah bakal calon Gubernur Sulsel di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (31/8). (ANTARA FOTO/Yusran Uccang)

MerahPutih.com - Sistem Pemilu 2024, antara proporsional terbuka atau tertutup, menjadi perdebatan. Sebagian kalangan menyatakan, sistem proporsional tertutup dengan mencoblos partai lebih simpel dan murah. Sebagian lainnya tetap menginginkan sistem proporsional terbuka agar diterapkan.

“Konstitusi sebenarnya tidak mengatur mengenai sistem pemilu apa yang harus diterapkan. Jadi pilihan sistem pemilu, apakah proporsional terbuka atau tertutup merupakan kebijakan hukum terbuka. Kedua sistem itu pun pernah diterapkan di Indonesia,” ujar Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum dan Pemerintahan (PUSHAN) Oce Madril saat dihubungi, Rabu (4/1).

Meski demikian, dia mengingatkan ada implikasi dari setiap pilihan sistem pemilu tersebut. Misalnya, sistem proporsional terbuka dengan mencoblos caleg menitikberatkan pada individu, sehingga setiap caleg berlomba-lomba untuk dapat terpilih dan mengeluarkan biaya banyak.

Baca Juga:

Pemilih Cenderung Lebih Kenal Caleg pada Sistem Proporsional Terbuka

Hal ini menyebabkan politik berbiaya sangat tinggi (high cost politics). Banyak riset telah dilakukan yang menyimpulkan rata-rata pengeluaran caleg DPR mencapai angka Rp 4 miliar dan bahkan ada yang menghabiskan sampai Rp 20 miliar. Di tingkat DPRD biayanya juga gila-gilaan hanya untuk berebut satu kursi.

Oce Madril menambahkan, biaya tinggi yang harus dikeluarkan caleg tersebut untuk berbagai kebutuhan kampanye agar dapat meraih suara sebanyak-banyaknya. Para caleg akan bertarung dengan caleg dari partai lain dan bahkan akan gontok-gontokan dengan caleg dalam satu partai. Selain berbiaya tinggi, juga memicu konflik.

“Oleh karena orientasinya adalah meraih suara sebanyak-banyaknya, maka berbagai intrik dilakukan termasuk melakukan praktik politik uang. Maka banyak riset menyatakan bahwa politik uang di Indonesia sangatlah tinggi,” lanjut Oce Madril.

Baca Juga:

KPU Sarankan Bakal Caleg Tahan Diri sebab Kemungkinan Pemilih Hanya Coblos Partai

Pemilu yang berbiaya mahal berkorelasi dengan tingginya tingkat korupsi di sebuah negara. Rumusnya sederhana, karena modal yang harus dikeluarkan caleg sangat mahal, maka ketika terpilih rentan melakukan korupsi untuk mengembalikan modal biaya pemilu dan menyiapkan modal baru agar dapat terpilih di pemilu berikutnya.

Persoalan turunan yang ditimbulkan oleh sistem pemilu berbiaya mahal ini telah dirasakan selama ini dan hingga saat ini, persoalannya semakin akut, korupsi politik, dan politik uang semakin merongrong institusi demokrasi.

Sementara, kata Oce Madril, sistem proporsional tertutup menyisakan masalah demokratisasi di tingkat partai, khususnya berkaitan dengan rekrutmen politik.

"Oleh karena itu, apabila nanti Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan bahwa sistem proporsional tertutup kembali diterapkan, maka partai-partai harus memberikan jaminan bahwa rekrutmen caleg dilakukan berdasarkan merit system dengan mengajukan kader-kader berkualitas, tidak hanya berdasarkan popularitas semata,” tutup Oce Madril. (Pon)

Baca Juga:

KPU Janji Bakal Uji Publik Rumusan Daerah Pemilihan Pemilu 2024

LAINNYA DARI MERAH PUTIH
Baiquni Wibowo Dituntut 2 Tahun Penjara di Kasus Brigadir Yosua
Indonesia
Baiquni Wibowo Dituntut 2 Tahun Penjara di Kasus Brigadir Yosua

Terdakwa Baiquni Wibowo hanya terdiam seraya tertunduk lesu saatdituntut jaksa penuntut umum (JPU) terkait perkara perintangan penyidikan atau obstruction of justice dalam kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat.

Prabowo Kantongi Kriteria Cawapres
Indonesia
Prabowo Kantongi Kriteria Cawapres

Berdasarkan hasil survei SMRC yang dirilis pada hari Minggu (23/10) dalam simulasi tiga nama (Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan) disebutkan bahwa Ganjar unggul dengan 32,1 persen.

Desa Internet Mandiri Mudahkan UMKM Masuk Dunia Digital
Indonesia
Desa Internet Mandiri Mudahkan UMKM Masuk Dunia Digital

APJII juga dengan aktif memberikan akses di daerah tanpa jaringan internet melalui program Desa Internet Mandiri.

Gempa Cianjur Jadi Pengingat untuk Kembali ke Rumah Tahan Gempa
Indonesia
Gempa Cianjur Jadi Pengingat untuk Kembali ke Rumah Tahan Gempa

Pusat gempa bermagnitudo 5,6 terjadi di Cianjur, Jawa Barat.

[HOAKS atau FAKTA]: Anies Baswedan Sahabat AS, Bertujuan Muluskan Kebijakan Asing
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Anies Baswedan Sahabat AS, Bertujuan Muluskan Kebijakan Asing

Anies Baswedan dianggap sebagai sahabat Amerika Serikat (AS) dan bertujuan melancarkan kebijakan asing di Indonesia.

Kasus COVID-19 Melonjak, PSI Minta Anies Pertimbangkan PTM 100 Persen
Indonesia
Kasus COVID-19 Melonjak, PSI Minta Anies Pertimbangkan PTM 100 Persen

PSI meminta Anies Baswedan untuk mempertimbangkan ulang PTM 100 persen seiring melonjaknya kasus COVID-19 di ibu kota.

Rangkaian Pernikahan Kaesang - Erina Aman dan Tertib
Indonesia
Rangkaian Pernikahan Kaesang - Erina Aman dan Tertib

Rangkaian proses ngunduh mantu Kaesang-Erina digelar sejak Minggu Pagi.

[HOAKS atau FAKTA]: Arab Saudi Berikan 400 Ribu Slot Haji Gratis Tahun Ini
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Arab Saudi Berikan 400 Ribu Slot Haji Gratis Tahun Ini

Beredar postingan dari akun facebook Engr Kam Azizul Huq disertai dengan link tautan yang bernarasikan Mohammed bin Salman menyediakan lebih dari 400 ribu slot haji gratis untuk semua orang yang bersedia menunaikan haji pada tahun ini.

Layanan BPJS Kesehatan Bakal Disediakan di Satpas
Indonesia
Layanan BPJS Kesehatan Bakal Disediakan di Satpas

Syarat mengurus Surat Izin Mengemudi (SIM) nantinya harus memiliki BPJS Kesehatan.

Banjir di Sumbawa Makin Memburuk
Indonesia
Banjir di Sumbawa Makin Memburuk

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumbawa melaporkan sebanyak 2.456 rumah di dua kecamatan terendam banjir.