Merahputih.com - Fenomena La Nina yang menyerang Indonesia membuat kekhawatiran Pemprov DKI. Sebab fenomena ini mengakibatkan curah hujan meningkat singnifikan, tetapi daya tampung yang dimiliki DKI untuk menerima air terbatas.
"Perlu saya sampaikan di sini, sistem drainase kota Jakarta memiliki ambang batas," ujar Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan di Jakarta, Rabu (4/11).
Baca Juga:
Jokowi Perintahkan Cegah Lonjakan COVID-19 Saat Libur Panjang Oktober
Drainase yang ada di Jakarta rata-rata memiliki kapasitas maksimal untuk menampung 100 Millimeter (mm) hujan per hari.
"Rata-rata, ada yang 50, ada yang 70, ada yang 120, ada yang 150 mm, tergantung kawasannya. Tapi rata-rata sekitar 100," jelas dia.
Apabila turun hujan dengan curah di bawah 100 mm maka Jakarta aman, tidak ada banjir. Di sisi lain, apabila curah hujan berada di angka di atas 100 mm dipastikan ibu kota terkepung banjir.

"Seperti pada awal tahun ini di Bulan Januari kita mengalami curah hujan sebesar 377 mm per hari. 3,7 kali lipat dari kapasitas yang dimiliki. Sehingga mau-tidak mau air akan tergenang, terjadilah banjir," jelas Anies.
Anies menegaskan, ada dua indikator keberhasilan penanganan banjir apabila memiliki curah hujan tinggi seperti awal 2020 dan melampaui kapasitas drainase yang ada.
"Satu tidak ada korban, semua warga selamat. Dua, genangan harus surut dalam 6 jam," jelas Anies.
Baca Juga:
Jakarta Bakal Diguyur Hujan Lebat
"Seluruh unsur bersiaga di sini. Insya Allah Jakarta bisa terbebas dari banjir. Jika ada curah hujan yg amat lebat, kita bisa surut dalam waktu kurang dari 6 jam," lanjutnya. (Asp)